Menuju konten utama

Beda Wisata Kalbar dengan Banyuwangi

Di saat Pemerintah Kalimantan Barat (Kalbar) mengeluhkan pembangunan sektor pariwisata yang belum maksimal pada pemerintah, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi justru merencanakan pembangunan 1.000 homestay dan akan menyuguhkan atraksi wisata sebagai daya tarik.

Beda Wisata Kalbar dengan Banyuwangi
(Ilustrasi) potensi objek wisata air terjun. Antara foto/Aditya Pradana Putra.

tirto.id - Industri pariwisata Kalimantan Barat (Kalbar) banyak dikembangkan oleh pihak swasta, dan pemerintah setempat menuntut pemerintah proaktif dalam pembangunannya. Sedangkan Banyuwangi sudah berencana membangun 1.000 homestay bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) dan akan menyuguhkan atraksi wisata sebagai daya tarik.

Selain itu, Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kalimantan Barat Nedy Ahcmand mengatakan pengembangan sektor pariwisata baik promosi venue dan destinasinya masih belum digarap secara maksimal.

"Sementara dari pemerintah daerah kami lihat masih belum belum maksimal dan harus ditingkatkan lagi, misalnya dengan mempromosikan berbagai venue dan tujuan wisata di Kalbar," ujarnya di Pontianak, Jumat, (29/7/2016).

Nedy menjelaskan dari berbagai potensi obyek wisata Kalbar, seperti air terjun, pulau, dan pantai di Bengkayang, keindahannya tidak kalah menarik dengan daerah lain.

"Wisata budaya seperti cap gomeh dan kuliner kita jago, menarik, dan unik.” ujarnya.

Nedy menuntut pemerintah lebih gencar mempromosikan objek-objek wisata tersebut dan membantu swasta lebih giat dalam mengembangkan kepariwisataan yang menurutnya akan berdampak besar pada perekonomian masyarakat.

"Sudah saatnya penggarapan potensi wisata integratif dan komprehensif dengan menggunakan berbagai media dan berbagai komponen pendukung dunia pariwisata Kalbar, mulai dari kalangan perhotelan, kuliner, tempat-tempat wisata, pemda, masyarakat adat, sektor transportasi serta akademisi dan sebagainya," katanya.

Nedy mengatakan pengembangan objek wisata juga harus komprehensif dan dilakukan secara berkesinambungan, baik secara nasional maupun internasional agar dapat mendorong peningkatan tujuan baru wisata.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur berencana membangun 1.000 homestay di desa-desa wisata. Untuk merealisasikannya, Pemkab Banyuwangi menggandeng BTN yang akan menyediakan pembiayaan lunak bagi warga yang berminat menjalankan bisnis homestay.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, mengatakan program 1.000 homestay itu tidak hanya menawarkan sebuah paket hunian untuk menginap, namun juga menyuguhkan atraksi wisata khas daerah paling timur Pulau Jawa itu.

"Di homestay tersebut ada aktivitas masyarakat yang bisa menjadi atraksi wisata. Misalnya proses pembuatan kopi, pembuatan gula kelapa, atau melihat seni barong dan tari gandrung," kata Anas saat bertemu Direktur BTN Handayani di Banyuwangi.

Konsep itu, katanya, sebenarnya adalah oleh-oleh dari Presiden Jokowi usai melakukan kunjungan dari Korea Selatan, beberapa waktu lalu. Di Negeri Gingseng itu, Jokowi menginap di homestay. Selama menginap Jokowi bisa melihat masyarakat membuat kimchi yang merupakan makanan khas Korea dan aktivitas masyarakat lainnya. Konsep itulah yang akan dikembangkan ke Banyuwangi.

"Kami akan dukung dari sisi pembiayaan untuk membangun homestay di lokasi wisata yang diinginkan sehingga masyarakat bisa ikut menikmati peningkatan kinerja sektor pariwisata di Banyuwangi," kata Handayani.

Dia mengatakan, skema pembiayaan homestay tersebut sangat ringan, yaitu uang muka hanya satu persen dan bunga hanya lima persen dengan tenor hingga 20 tahun.

"Target kami membangun 1.000 homestay. Masyarakat silakan mengajukan permohonan ke kantor BTN," kata Handayani.

Saat ini ada 17 desa/kelurahan yang ditunjuk sebagai area pengembangan homestay oleh Pemkab Banyuwangi. Desa yang ditunjuk merupakan desa-desa yang memiliki potensi wisata dan kearifan lokal.

Desa tersebut antara lain Kelurahan Temenggungan (Kecamatan Kota Banyuwangi), Gombengsari (Kalipuro), Desa Bakungan dan Kampunganyar (Glagah), Banjar dan Tamansari (Licin), Kandangan (Pesanggaran), Sumberasri (Purwoharjo), dan Kalipait (Tegaldlimo).

Baca juga artikel terkait SEKTOR PARIWISATA TAHUN 2016

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh