Menuju konten utama
Advertorial:

Beda Nasib Timnas Senior Indonesia dan Juniornya di Garuda Select

Timnas Indonesia senior melempem di kualifikasi Piala Dunia zona Asia, sementara Timnas U-19 lolos ke Piala Asia U19. 

Beda Nasib Timnas Senior Indonesia dan Juniornya di Garuda Select
Pesepak bola timnas Indonesia Rudolof Yanto Basna (bawah) berebut bola dengan pesepak bola Timnas Malaysia Mohamadou Sumareh (tengah) saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (19/11/2019). ANTARA FOTO/Rafiuddin Abdul Rahman/pd.

tirto.id - Sebagai program pengembangan pesepakbola usia muda, Garuda Select punya dua target besar. Program kerja sama antara PSSI dan Mola TV ini bukan hanya membidik Tim Nasional Indonesia U23 lolos ke Olimpiade 2024, melainkan juga Timnas Indonesia senior menembus putaran final Piala Dunia 2030.

Maju-Mundur Timnas Senior Indonesia

Timnas Indonesia senior baru saja menelan kekalahan kelima di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia Grup G. Menghadapi tuan rumah Malaysia di Stadion Bukit Jalil pada Selasa (19/11/2019), Garuda ditelan dua gol tanpa balas.

Dampaknya lebih dari sekadar Indonesia terpatri di posisi juru kunci Grup G dengan nol poin. Lebih dari itu, Garuda juga adalah satu-satunya wakil Asia Tenggara yang belum mendapatkan poin hingga matchday kelima kualifikasi zona AFC.

Vietnam yang memimpin Grup G memiliki 11 poin. Selain itu, ada Malaysia (9 poin) dan Thailand (8). Filipina di Grup A dan Singapura di Grup D juga sama-sama punya 7 poin. Myanmar di Grup F mengoleksi 6 poin. Bahkan Kamboja sudah bisa mendapatkan satu poin di Grup C.

Banyak masalah melingkari Timnas Indonesia. Salah satunya adalah pemilihan lawan tanding dan jadwal laga internasional. Misalnya, jelang pengumuman peringkat FIFA edisi Juni 2019, timnas lain berlomba-lomba naik peringkat agar terhindar dari pot kelima atau terbawah.

Malaysia, yang di ranking FIFA edisi April 2019 ada di urutan ke-168, mampu melompat ke posisi 159 untuk edisi Juni 2019.

Filipina juga unik. Dalam tiga duel terakhir kontra Indonesia sejak 2014, tim ini tidak terkalahkan dengan sekali menang dan dua kali imbang. Posisi mereka di peringkat FIFA tergolong bagus. The Azkals masuk pot ketiga di kualifikasi babak kedua. Pot yang sama dengan Thailand.

Sebaliknya, Indonesia justru melorot ke peringkat ke-160 pada Juni 2019 meski sempat ada di tempat ke-159 pada April. Andai undian kualifikasi dilakukan pada bulan April, Garuda ada di pot keempat. Namun faktanya, undian dilakukan pada Juni, dan PSSI terkesan abai akan potensi naik-turun dalam pot ini.

Gambaran pengelolaan Timnas Indonesia dapat dilihat dari grafik posisi mereka di peringkat FIFA. Usai sanksi yang mendera, Garuda sempat berada di urutan ke-171 pada 2016, lalu menembus 159 hingga April 2019. Namun posisi mereka kembali turun ke peringkat ke-171 dalam edisi terakhir, Oktober 2019.

Bergabung di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan lawan yang didominasi oleh wakil Asia Tenggara—yaitu Thailand, Vietnam, dan Malaysia—sebenarnya peluang Indonesia untuk menunjukkan taji sekaligus memperbaiki peringkat FIFA sangat terbuka. Namun harapan jauh panggang dari api. Lima kali bertanding, Garuda hanya bisa mencetak tiga gol dan kebobolan 16 gol.

Harapan dari Angkatan Muda

Saat Timnas Indonesia senior mengalami prestasi stagnan, harapan datang dari Garuda Select. Program yang dibentuk PSSI melalui skema kerja sama dengan Mola TV ini sudah berjalan sejak awal 2019. Ada dua angkatan yang telah dikirim ke Inggris.

Angkatan pertama menjalani pelatihan selama lima bulan pada Januari hingga Mei 2019 lalu. Dalam kurun waktu tersebut, tim yang dilatih Dennis Wise dan Des Walker ini tercatat menang lima kali, seri empat kali, dan kalah tujuh kali.

Sementara itu, angkatan kedua diberangkatkan pada Oktober 2019 dan dijadwalkan baru kembali pada April 2020. Dalam laga termutakhir melawan Oxford City U18 pada Selasa (19/11) lalu, Garuda Select tumbang 0-1.

Program Garuda Select sendiri adalah bagian dari rencana besar PSSI sejak menggagas Filanesia (filosofi sepakbola Indonesia) dan kompetisi Elite Pro Academy. Pemilihan tempat latihan di Inggris pun didasarkan dari fakta bahwa negara tersebut sukses di level U16, U17, dan U20.

“Kita belajar yang terbaik, kita bidik yang terbaik agar bisa mengejar ketertinggalan itu,” kata Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria.

Salah satu bukti sahih kesuksesan Garuda Select adalah lolosnya Timnas Indonesia U19 ke putaran final Piala Asia U19 yang diadakan di Uzbekistan pada 2020 lalu. Banyak lulusan Garuda Select angkatan pertama yang menghiasi skuad Timnas Indonesia U19 di kualifikasi Piala Asia U19 seperti Ernando Ary, Bagas Kaffa, Bagus Kahfi, Sutan Zico, dan David Maulana.

Garuda yang kala itu ditukangi oleh pelatih Fakhri Husaini juga tercatat mampu finis sebagai peringkat ketiga Piala AFF U18 2019.

Ada harapan nyata dari bibit-bibit yang kini ada di Timnas U19 dan yang masih ditempa di Garuda Select angkatan kedua. Nama-nama mereka lah yang akan muncul di Piala Dunia U20 2021, saat Indonesia berstatus sebagai tuan rumah pada ajang yang diikuti total 24 negara dari enam federasi tersebut. Anak-anak muda ini pula yang akan mengusung mimpi lolos ke Olimpiade 2024 dan Piala Dunia 2030.

Pertandingan-pertandingan Garuda Select dan Timnas Indonesia dapat ditonton melalui live streaming di Mola TV. Untuk menyaksikannya, penggemar sepakbola dapat menggunakan Mola Polytron Streaming, Mola Polytron Smart TV, Mola Matrix, atau secara mobile dengan mengunduh aplikasi Mola TV.

Baca juga artikel terkait TIMNAS U19 atau tulisan lainnya dari Advertorial

tirto.id - Olahraga
Penulis: Advertorial
Editor: Advertorial