Menuju konten utama

Bapanas Ungkap Alasan Bantuan Pangan Molor Datang ke Papua

Bapanas  mengakui adanya hambatan saat memberikan bantuan pangan dari Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) ke Papua. 

Bapanas Ungkap Alasan Bantuan Pangan Molor Datang ke Papua
Bantuan pangan dari Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) ke Papua. FOTO/Tim Bapanas

tirto.id - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menepis kabar terkait krisis kelaparan di Papua Tengah. Diketahui, bencana kelaparan terjadi di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, yang memakan korban jiwa enam warga. Sedikitnya 7.500 orang terdampak terkait petaka tersebut.

"Kalau kelaparan enggak sih, masa saudara Papua kelaparan, enggak," kata Arief saat dihubungi Tirto, Rabu (2/8/2023).

Arief mengklaim, pemerintah sudah memberikan bantuan pangan untuk warga di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Walaupun begitu, dia mengakui adanya hambatan saat memberikan bantuan pangan dari Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) ke Papua. Sebab itu, dia meminta kepada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk memberikan jaminan keamanan untuk mengirim bantuan pangan.

"Papua itu kemarin kata pak Menteri Dalam Negeri Tito, sudah komunikasi dengan gubernur, bupati, terutama bupati puncak. Jadi di sana itu daerahnya memang rawan ya atau daerah rawan, sehingga minta jaminan untuk pengiriman barang dan lain-lain," bebernya.

Tidak hanya itu, dia juga menuturkan untuk menuju Papua tidak memungkinkan mengirimkan bantuan melalui jalur darat. Pendistribusian bantuan pangan idealnya melewati udara atau helikopter.

"Jadi pada saat pengiriman itu sering ditembakin, saya kan 4 tahun di Papua, Papua itu untuk daerah-daerah remote tidak bisa lewat jalan darat harus lewat udara untuk mendrop pangan. Itu dulu helikopter atau apa dulu saya sering ditembakin," ungkapnya.

"Dan itu terjadi betulan, sehingga minta pak mendagri, pak Gubernur sama itu benar-benar bisa ngejagain yang ngirim barang atau pangan," tambahnya.

Untuk diketahui, bencana kelaparan terjadi di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, yang memakan korban jiwa enam warga. Sedikitnya 7.500 orang terdampak terkait petaka tersebut. Kejadian ini dipicu kekeringan selama dua bulan terakhir akibat cuaca ekstrem.

Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi menjadi lokasi paling terdampak. Kekeringan yang disertai suhu dingin ekstrem, memicu berbagai tanaman warga mengalami gagal panen. Akibatnya, bencana kelaparan timbul atas tipisnya ketersediaan pangan masyarakat.

Selain akibat cuaca ekstrem, faktor keamanan juga disebut menjadi biang kerok yang membuat bantuan pangan terhambat. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“(Persoalan) yang kedua, bantuan untuk makanan juga (menghadapi) problem di urusan keamanan. Pesawat tidak berani turun sehingga problem lagi,” kata Jokowi pada sesi keterangan pers seusai meresmikan Sodetan Ciliwung, di Jakarta, Senin (31/7/2023).

Baca juga artikel terkait KELAPARAN DI PAPUA atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin