tirto.id -
Direktur Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati menjelaskan, kondisi sepi penumpang ini wajar. Bahkan low season diperkirakan akan berlangsung sampai April 2019.
"Ya karena sekarang sudah puluhan tahun maskapai itu seasonal non, Januari sampai dengan April, low season, low demand, ya lebih baik di batal," kata dia kepada Tirto, Selasa (29/1/2019).
Ia menjelaskan, banyak biaya operasional yang tidak tertutup jika kursi pesawat tidak penuh. Arista mengatakan banyak pertimbangan yang harus dilakukan maskapai sebelum membatalkan penerbangan.
"Mending cuma di parkir saja, kalau terbang kan bayar bahan bakar, uang jasa produksi untuk pilot dan pramugari. Biaya navigasi, biaya ground handling, landing fee. Sebenarnya engga ada yang aneh. Memang saat ini low demand. Pasti banyak dibatalinn flight sampai April," kata dia.
Berdasarkan data yang didapat TirtoSelama periode 1-21 Januari 2019 ada 433 penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, dibatalkan. Jumlah tersebut terdiri dari 212 penerbangan domestik menuju Pekanbaru, 217 penerbangan dari Pekanbaru, dan empat penerbangan internasional.
Kemudian data pertanggal 23 Januari 2019, selama periode 1-21 Januari 2019, terdapat 467 penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau, Padang, dibatalkan. Pembatalan tersebut terjadi akibat sepinya penumpang karena kenaikan tarif pesawat.
Ada pula sembilan penerbangan di Bandara Hang Nadim, Batam, dibatalkan pada 23 Januari 2019, karena sepinya penumpang. Penerbangan tersebut antara lain milik maskapai Garuda Indonesia, Lion Air, dan Citilink.
Kemudian 25 Januari 2019, sebanyak tujuh penerbangan di Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin dibatalkan karena sepinya penumpang. Semua penerbangan yang dibatalkan milik maskapai Lion Air Group.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari