tirto.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem didukung Dinas Kesehatan Provinsi Bali mempersiapkan tim bantuan medis yang akan melayani pengungsi apabila Gunung Agung di Kabupaten Karangsaem mengalami erupsi.
“Tim bantuan medis ini bertugas menyesuaikan tempatnya dengan posko pengungsian yang dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] Kabupaten Karangasem,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suaarjaya, di Denpasar, Rabu (20/9/2017).
Nantinya tim bantuan medis akan ditempatkan di setiap posko pengungsian terdiri dari dokter, perawat, bidan, tenaga farmasi, serta petugas kesehatan lingkungan yang semuanya akan bertugas secara bergilir selama 24 jam.
“Tim ini merupakan tim dari puskesmas setempat yang ditugaskan stand by di pos pengungsian, dan nantinya akan didukung oleh tim kesehatan dari kabupaten lain, maupun dari provinsi jika dirasa kewalahan melayani lonjakan jumlah pengungsi,” kata Suarjaya seperti dikutip dari Antara.
Selain tim bantuan medis dari kabupaten setempat, Dinkes Provinsi Bali telah mempersiapkan tim reaksi cepat yang akan memberikan assessment terkait kondisi kesehatan pengungsi apakah perlu dirujuk ke rumah sakit atau dapat diobati di posko.
“Untuk tim bantuan medis ini sudah langsung diterjunkan ketika ada pengungsi beberapa hari lalu, saat peningkatan status vulkanik Gunung Agung dari level Waspada ke Siaga,” tambahnya.
Ke depannya tim bantuan medis akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan, apabila tidak ada yang mengungsi maka tim akan dikembalikan ke puskesmas masing-masing.
Selain mempersiapkan tim medis, obat-obatan telah dipersiapkan bahkan Dinkes Provinsi Bali juga menyebarkan 190 ribu masker.
“Intinya, kami sudah siap dari sisi kesehatan, untuk segala kemungkinan baik dari kesiapsiagaan dan tanggap darurat jika terjadi erupsi gunung tertinggi di Bali itu,” tutup Suarjaya.
Saurjaya menjelaskan lokasi posko pengungsian berada di Lapangan Mamed untuk pengungsi dari Desa Selat dan Desa Amarta Buana, di Lapangan Singarata untuk pengungsi dari Desa Sebudi dan Desa Besakih, pengungsi dari Desa Peringsari dan Desa Jungutan tempat evakuasinya di Lapangan Putung, pengungsi dari Desa Buana Giri tempat evakuasinya di Lapangan Nyuh Tebel.
Sementara untuk masyarakat Desa Ban disiapkan tempat evakuasi di Banjar Penggak Rajeng, Terminal Pura Ayu, dan Wisata Tirta. Sedangkan pengungsi dari Desa Batu Ringgit dan Sukadana, tempat evakuasinya di Banjar Bias.
Selanjutnya tempat evakuasi Tista Gede bagi pengungsi dari Desa Kubu, di Lapangan Abang untuk pengungsi dari Desa Dukuh, dan yang terakhir Lapangan KiKopang Seraya untuk pengungsi dari Desa Tulamben
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra