Menuju konten utama

Bank Dunia Desak Indonesia Konsistenkan Reformasi Ekonomi

Indonesia kini tengah memasuki jendela reformasi ekonomi melalui deregulasi dan paket-paket ekonomi yang arahnya adalah reformasi struktural. Konsistensi kebijakan reformasi ekonomi diperlukan untuk menarik minat investor.

Bank Dunia Desak Indonesia Konsistenkan Reformasi Ekonomi
Logo Bank Dunia. Foto/Shutterstock.

tirto.id - Indonesia dinilai perlu memberikan sinyal konsistensi kebijakan reformasi ekonomi untuk menarik minat para investor.

Hal itu Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop dalam acara temu media di Kantor Bank Dunia, Jakarta, Kamis (18/8/2016).

"Investor menginginkan kejelasan, kepastian, dan konsistensi agenda reformasi ekonomi Indonesia agar bisa mengetahui arah ke depannya," kata Ndiame.

Menurut dia, Indonesia saat ini tengah memasuki jendela reformasi ekonomi melalui deregulasi dan paket-paket ekonomi yang arahnya adalah reformasi struktural yang berdampak jangka panjang.

Ndiame mencontohkan dengan kinerja logistik Indonesia yang turun sebesar 10 peringkat dalam Logistic Performance Index (LPI) 2016 versi Bank Dunia.

Penurunan tersebut bukan merupakan faktor yang perlu dikhawatirkan, mengingat reformasi di sektor tersebut baru dimulai dan membutuhkan waktu yang lama untuk membuahkan hasil.

LPI 2016 baru-baru ini diterbitkan dan hasilnya menunjukkan Indonesia berada di peringkat 63 dari 160 negara atau turun 10 peringkat dibandingkan pada LPI 2014.

Skor LPI dilihat dari rata-rata enam komponen penilaian, yaitu bea cukai, infrastruktur, pengiriman internasional, kompetensi logistik, pelacakan dan pencatatan, dan aktualitas waktu.

Turunnya peringkat LPI Indonesia karena penilaian yang menurun dibanding 2014 dalam empat komponen, yaitu bea cukai, infrastruktur, kompetensi logistik, dan aktualitas.

Untuk tujuan peningkatan peringkat LPI berikutnya, pemerintah menyasar enam aspek utama dalam membangun sistem logistik nasional, yaitu perbaikan rantai pasok komoditi utama, infrastruktur transportasi logistik, penyediaan pelaku logistik, pengembangan sumber daya manusia, penerapan teknologi, dan harmonisasi regulasi.

Terkait indeks logistik, Ndiame mengatakan perlu waktu lama untuk memecahkan masalah di sektor tersebut karena membutuhkan pembangunan jalan, infrastruktur, dan moda transportasi yang membutuhkan waktu lama.

"Dalam upaya mereformasi, dampaknya akan lama karena harus membangun sistem transportasi dan perbaikan regulasi untuk memfasilitasi perdagangan. Investor mengetahui hal tersebut, bahwa kinerja logistik memang tidak bisa cepat, sehingga mereka lebih menginginkan konsistensi dalam proses reformasi tersebut," kata dia.

Ndiame berpendapat pemerintah Indonesia harus fokus dalam menyukseskan pembentukan lingkungan ekonomi yang koheren dengan keinginan investor sehingga dapat berinvestasi dan membantu pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga artikel terkait KEBIJAKAN EKONOMI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari