tirto.id - Penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai selama 18 jam sejak Pukul 07.00 WITA Senin (27/11/2017) menyebabkan Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali kebanjiran penumpang. Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk Heru Wahono, mengatakan pengalihan penumpang dari Bandara Ngurah Rai ke pelabuhan Gilimanuk itu sudah diprediksi sebelumnya. Arus penumpang itu mulai meningkat sejak Senin sore hari ini.
"Mereka rata-rata menggunakan bus, kendaraan travel maupun mobil pribadi," kata Heru pada Senin sore (27/11/2017) seperti dikutip Antara.
Heru mengatakan penumpang yang gagal diterbangkan dari Bandara Ngurah Rai tersebut rata-rata hendak menuju ke Bandara Juanda, Surabaya, dengan berbagai angkutan darat. Ia mencatat 100 bus disiapkan untuk mengangkut penumpang dari Bandara Ngurah Rai menuju Pelabuhan Gilimanuk dan Pelabuhan Padang Bai. Pengunjung pelabuhan terakhir ialah penumpang dengan tujuan Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Mungkin berangkatnya tidak bersamaan, sehingga yang masuk pelabuhan juga bertahap. Kami sudah siap untuk mengangkut mereka, termasuk jika dibutuhkan seluruh kapal akan dioperasikan," kata Heru.
Menurut dia, sebanyak 52 kapal siap untuk menyeberangkan penumpang lewat Selat Bali. Jumlah itu bertambah dari kondisi normal yang biasanya hanya mengoperasikan 32 unit kapal. Untuk menuju Surabaya, para penumpang itu tak hanya menggunakan angkutan umum dari Bali ke Jawa, tapi ada juga yang memilih turun di Pelabuhan Gilimanuk kemudian melanjutkan perjalanan dengan kereta api dari Stasiun di Banyuwangi. Mayoritas penumpang itu, menurut pantauan Heru adalah wisatawan asing.
"Sehingga tidak hanya loket untuk kendaraan yang padat, tapi juga terjadi lonjakan penumpang kapal di loket khusus pejalan kaki," ujar Heru.
Heru mengimbuhkan pihaknya juga membuka posko tanggap darurat letusan Gunung Agung, yang menyediakan tempat bagi penumpang untuk istirahat. "Kami gunakan ruang VIP Pelabuhan Gilimanuk sebagai tempat istirahat penumpang. Selain luas, ruangan itu dilengkapi pendingin udara," katanya.
Apabila ruang VIP tidak mampu menampung penumpang, menurut dia, ruang VVIP juga akan digunakan untuk posko dengan fungsi sama. Posko tanggap darurat tersebut juga dilengkapi dengan pelayanan kesehatan.
Sementara itu, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XII Provinsi Bali - NTB Agung Hartono mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai kegiatan antisipasi dampak penutupan bandara Bali.
Misalnya, penyediaan bus untuk alih moda transportasi para calon penumpang dengan tujuan Terminal Mengwi dan Pelabuhan Padang Bai. Selain itu, menyediakan pusat informasi layanan "refund dan reschedule" tiket, serta konter khusus konsulat untuk melayani kebutuhan warga negaranya masing-masing.
Kementerian ESDM sudah mengumumkan bahwa status Gunung Agung naik dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) mulai pukul 06.00 WITA, Senin (27/11/2017). Zona bahaya ditetapkan radius 8 km dari kawah Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 10 km dari kawah Gunung Agung.
Selama dua jam sebelum peningkatan status itu, terekam 1 kali gempa letusan dengan amplitudo 21 mm, berdurasi 40 detik. Selain itu, tremor terekam membesar dari pukul 04:30 WITA hari ini dengan amplitudo 1-4 mm (dominan 3 mm). Kondisi ini disertai kemunculan asap kawah bertekanan sedang yang berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.500-3.000 meter di atas puncak Gunung Agung.
Peningkatan status itu diikuti penutupan Bandara Ngurah Rai sejak Pukul 07.00 WITA hari ini sampai dengan 18 jam ke depan dengan evaluasi per 6 jam oleh airport community. Informasi terkait penutupan Bandara Ngurah Rai tersebut telah disebarkan melalui NOTAM no A4242/17.
Sementara itu berdasarkan laporan dari Bandara Lombok Praya, tidak terdeteksi adanya abu vulkanik di seputar bandara itu. Untuk itu, Bandara Internasional Lombok tersebut dinyatakan dibuka kembali dan beroperasi normal mulai hari ini pukul 06.00 WITA. Pada pukul 17.55 WITA Minggu sore kemarin, bandara ini sempat ditutup berdasar NOTAM no. B8868/17, demikian keterangan resmi Kemenhub.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom