tirto.id - Bandara Internasional Hong Kong kembali dibuka pada Rabu (14/8/2019) usai demonstrasi semalam, yang menyebabkan sejumlah orang terluka.
Sebelumnya, bandara telah dibuka pada Selasa (13/8/2019) pagi, namun ditutup kembali pada sore harinya.
Bandara mendapat surat perintah dari pengadilan yang mengharuskan otoritas bandara untuk mensterilkan area dari para demonstran.
Protes berhasil dibubarkan dan para demonstran serta polisi akhirnya membersihkan sisa-sisa kekacauan di Bandara. Hingga Rabu pagi, operasional bandara kembali normal, Aljazeera melaporkan.
Beberapa pegawai dilaporkan telah kembali ke pos masing-masing dan beberapa penumpang yang terlantar mencari tahu apakah mereka dapat mengejar penerbangan mereka yang tertunda. Belum ada kepastian apakah para demonstran akan kembali lagi besok.
Sebagian kecil demonstran masih berada di bandara hingga Rabu pagi. Di sisi lain, otoritas bandara Hong Kong mengonfirmasi bahwa mereka mendapatkan perintah untuk mencegah orang-orang melakukan tindakan melanggar hukum dan ketertiban.
"Orang-orang juga dilarang menghadiri atau berpartisipasi dalam demonstrasi atau protes di bandara selain di wilayah yang ditunjuk oleh otoritas bandara," ujar salah seorang perwakilan bandara.
Ribuan penerbangan di bandara Hong Kong ditunda pada hari Selasa (13/8/2019) setelah demonstran menghalangi akses ke dua terminal.
Laman resmi Bandara Hong Kong menampilkan peringatan darurat yang menyatakan bahwa sejumlah penerbangan telah lepas landas semalam dan masih ada daftar ratusan penerbangan sepanjang hari. Namun, banyak juga yang ditunda karena kekacauan yang terjadi.
Masyarakat Hong Kong awalnya melakukan protes untuk menggagalkan upaya pemerintah mengesahkan RUU Ekstradisi yang mengharuskan tahanan Hong Kong diadili di Cina.
Protes tersebut berlangsung sejak hampir 1 bulan lalu dan masih berlanjut hingga saat ini. Cina menambah tegang situasi dengan menyatakan bahwa para demonstran bersikap berlebihan.
Pemerintah Hong Kong (yang pro-Cina) dan Makau menyebut dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir The Guardian bahwa demonstrasi yang berjalan mendekati aksi terorisme.
Selain itu, secara khusus mereka mengecam demonstran atas serangan yang terjadi pada seorang reporter dari media Cina, China's Global Times di bandara saat meliput kejadian.
Polisi Hong Kong juga menyebut bahwa demonstrasi semalam rusuh dan kekerasan terjadi hingga berdampak ke pengunjung bandara dan reporter.
Sejauh ini, kepolisian menahan 5 orang, menambah jumlah orang yang ditahan sejak awal Juni menjadi lebih dari 600 orang.
Demonstrasi yang tak kunjung selesai di Hong Kong ini mengundang simpati dari beberapa negara, salah satunya Amerika Serikat.
Presiden Donald Trump menyebut bahwa situasi di Hong Kong ini sulit, namun ia mengharapkan adanya solusi kemerdekaan tanpa ada yang terluka atau terbunuh.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yandri Daniel Damaledo