tirto.id -
Kehadiran Lorjhu di gelaran Synchronize Fest kali ini menegaskan tagline yang dibuat penyelenggara: lokal lebih vokal.
Betapa tidak, semua lirik yang dibikin Lorjhu’ ditulis dalam bahasa Madura. Meski begitu, para penonton yang memadati Gigs Stage hampir semuanya ikut bernyanyi—atau paling tidak ikut bergoyang dan menggeleng-gelengkan kepala— saat Lorjhu’ membawakan sejumlah lagu dari albumnya yang paling anyar, Paseser (demajors, 2022).
Beberapa lagu yang dinyanyikan antara lain Kembang Koning, Nemor, dan Can Macanan.
Pada mulanya, Lorjhu’ adalah nama alias Badrus Zeman. “Sekarang sudah menjadi band, bukan lagi proyek pribadi,” ujar Badrus kepada Tirto, Minggu (9/10/2022).
Badrus, pekerjaan tetapnya adalah dosen di Fakultas Televisi dan Film Institut Kesenian Jakarta (IKJ), menyebut pilihannya menulis lirik dalam bahasa Madura adalah upaya menunjukkan kekayaan musik dalam negeri.
“Musik-musik berbahasa Jawa atau Melayu juga kan banyak, tapi masih bisa dinikmati dan pendengarnya juga ada.”
Dalam urusan lokalitas, jurnalis Tirto dan pengamat musik Nuran Wibisono menyebut Lorjhu’ punya karakter yang kuat.
“Tema-tema lagunya berkisah banyak tentang kehidupan tanah airnya: pesisir, laut, petani tembakau, panen. Semua dipadukan dengan musik rock n roll 1960-an: fuzz malu-malu, isian solo sedikit canggung, dan tiga kord yang tak pernah gagal,” ungkap Nuran.
Selain Lorjhu’ penampil lain yang tampil di Gigs Stage Synchronize Fest 2022 antara lain Basboi, Jimi Jazz, Saturday Night Karaoke, dan Asylum Uniform. Ruang terbatas di panggung ini memberi kesan intimasi antara penampil dan penonton.
Penulis: Zulkifli Songyanan
Editor: Maya Saputri