Menuju konten utama

Bagaimana Strategi Membersikan Sampah Reuni Akbar 212?

Acara sebelumnya menghasilkan minimal 88 ton sampah. Bagaimana dengan sampah Reuni Akbar Alumni 212 tahun 2018?

Bagaimana Strategi Membersikan Sampah Reuni Akbar 212?
Ribuan umat Islam mengikuti Reuni Alumni 212 di Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu (2/12/2017). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Reuni Akbar Alumni 212 tahun 2018 akan menghasilkan banyak sampah yang menumpuk di dalam kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Setidaknya demikian jika berkaca pada aksi serupa dua tahun terakhir.

Dalam Aksi Bela Islam Jilid III--atau yang lebih dikenal dengan nama Aksi 212--Jumat 2 Desember 2016 misalnya, total sampah yang berserakan luasnya mencapai 250 meter kubik dengan berat 90 ton. Dibutuhkan 10 truk, 16 mobil bak, dan lima 5 mobil penyapu jalan untuk membersihkannya.

Setahun setelahnya, dalam Reuni Akbar 212, Sabtu 2 Desember 2017, total sampah yang dihasilkan mencapai 240 meter kubik dengan berat 88 ton. Untuk membersihkannya dibutuhkan 10 truk panther lintas, 10 mobil sampah kecil, dan 9 mobil penyapu jalan.

Pengalaman ini membuat berbagai komunitas yang menghadiri Reuni Akbar Alumni 212 berinisiatif membentuk tim penjaga kebersihan. Salah satunya dinamakan Gerakan Kebersihan Masjid atau disingkat Gemas.

"Keberadaan relawan untuk mengingatkan, mengajak [peserta aksi menjaga] kebersihan dan keindahan. Kami berikhtiar agar kebersihan Monas tetap terjaga sebelum dan sesudah acara," kata Koordinator Gemas, Romadi, kepada reporter Tirto, Selasa (27/11/2018).

Untuk saat ini relawan tetap Gemas cuma 50 orang. Meski demikian Romadi mengklaim tengah menyiapkan seribu orang lagi untuk melakukan hal serupa.

Tim kebersihan tidak mempunyai titik kumpul khusus. Selain itu tak ada koordinator kelompok kecil atau pun pembagian daerah patroli. Semua dilakukan secara acak. Tiap ada sampah, maka akan langsung diambil.

Romadi mengaku mendapat mandat untuk melaksanakan tugas itu dari empunya acara, Persaudaraan Alumni (PA) 212.

Pola penjaringan relawan kebersihan, kata Romadi, dikumpulkan melalui pesan instan Whatsapp. Para relawan pun diberi arahan via grup Whatsapp.

Salah satu instruksinya adalah masing-masing orang membawa satu kilogram kantong plastik yang masing-masing berukuran 100x120 sentimeter. Nantinya kantong sampah itu ditaruh di beberapa lokasi dalam Monas dan dibagikan.

"Jadi kami akan datang lebih dulu tengah malam. Kami akan pasang di titik-titik strategis. Tapi kami juga mendorong relawan sendiri yang membersihkan sampah mereka," ujarnya.

Romadi sendiri akan menyiapkan 100 kilogram kantong kantong plastik. Perkiraannya itu setara dengan 20 ribu kantong.

Relawan di Luar Komando PA 212

Selain Gemas, ada pula kelompok lain yang bakal melakukan hal serupa. Salah satunya adalah Yayasan Irena Center. Mereka menghimpun sekitar 70 orang dari berbagai daerah untuk turut serta.

"Plastik sampah dan sarung tangan kami siapkan bukan hanya untuk petugas kami, tapi untuk umat. Kami bagi-bagi nanti. Masalah kebersihan adalah pakaian kami, umat Islam," kata Koordinator lapangan relawan, Ichsan, kepada reporter Tirto.

Yang membedakan kelompok ini dengan Gemas adalah mereka tak punya kaitan langsung dengan panitia reuni. Mereka juga bergerak dengan modal dana pribadi dan penggalangan dana mandiri.

“Kami belajar dari tahun kemarin tidak ada sampah yang ditinggalkan. Di mana ada sampah, kami akan bersihkan," tuturnya.

Pendiri Pondok Pesantren Daarul Qur'an Yusuf Mansur juga jadi pihak yang menyiapkan petugas kebersihan, meski ia sendiri mengaku tak bakal ikut aksi. Tanya menyebut angka, ia mengatakan sudah ada santri yang ditugaskan menjaga kebersihan lokasi.

"Kayak dulu saja. Itu kan aksi kemanusiaan saja," kata Mansur kepada reporter Tirto. "Cuma scope kecil saja,” tambahnya.

Berharap Kesadaran Peserta Aksi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengaku sudah berkoordinasi dengan panitia Reuni Akbar Alumni 212. Koordinasi dilakukan demi meminimalisir produksi sampah.

"Biasanya yang 212 ini tertiblah. Mereka bawa plastik sampah. Mereka juga mengimbau agar massa tak buang sampah sembarangan. Mereka menunjukkan saat dulu [aksi sebelumnya] bagus kok, tertib mereka," ujar Isnawa kepada reporter Tirto.

Isnawa sudah menyiapkan tim oranye. Meski diprediksi jumlah sampah akan membludak, namun ia mengaku tak bakal menambah jumlah petugas. Hanya saja akan dikerahkan mobil penyapu jalan tambahan.

"Apalagi cuma di kawasan Monas. Dua jam itu paling bersihinnya," katanya enteng.

Isnawa lebih khawatir pada sampah yang dibuang di luar area Monas, yang tak ada petugas oranyenya. Misalnya di tempat parkir bus. Kata Isnawa, kebanyakan sampah makanan menumpuk di situ.

"Jangan mentang-mentang ada dinas lingkungan hidup, ada pasukan oranye, buang sampah sembarangan,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait REUNI 212 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dieqy Hasbi Widhana