Menuju konten utama

Bagaimana Cara Mencegah Campak pada Anak dan Ketahui Gejalanya

Penyakit campak sangat menular, bahkan angka penularannya mencapai 90% lebih sejak seseorang terinfeksi virus Paramyxovirus dari penderita.

Bagaimana Cara Mencegah Campak pada Anak dan Ketahui Gejalanya
Ilustrasi Campak. foto/istockphoto

tirto.id - Campak dikenal sebagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi virusParamyxovirus. Virus ini menyebar utamanya melalui media udara (airborne) sehingga organ tubuh yang pertama kali diserang adalah sistem pernapasan.

Penyakit campak dapat menyebabkan kematian, bahkan angka kematian akibat infeksi ini jumlahnya masih cukup tinggi di seluruh dunia.

Menurut dataWorld Health Organisation(WHO), tercatat ada 110.000 kematian disebabkan oleh campak di seluruh dunia pada tahun 2017, dan anak di bawah 5 tahun menjadi korban terbanyak,Health Linemelansir.

Gejala penyakit campak

Penyakit campak sangat menular, bahkan angka penularannya mencapai 90% lebih sejak seseorang terinfeksi virus Paramyxovirus dari penderita. Sebelum penderita mulai menunjukkan gejala-gejala, virus akan berinkubasi lebih dahulu di dalam sistem pernapasan selama 7-18 hari.

MerujukIDAI, gejala yang akan terlihat pada penderita penyakit campak adalah:

  • Demam
Suhu tubuh penderita akan naik hingga >38 derajat Celcius dalam waktu 3 – 7 hari, namun setelahnya akan menurun dan berakhir. Fase demam ini terjadi umumnya setelah 10-12 hari usai terinfeksi virus.

  • Batuk, pilek, mata merah, sakit tenggorokan
Gejala lain yang terlihat usai terinfeksi virus campak adalah batuk-batuk dan pilek karena sistem pernapasannya yang diserang. Mata juga terlihat merah serta berair, yang seluruh gejala ini biasa disingkat 3C yaitu cough, coryza, conjunctivitis. Sakit pada tenggorokan pun sering dialami oleh penderita campak.

  • Bercak putih
Terdapat tanda patognomonis atau tanda khas yang disebut Koplik’s spot berupa bercak putih keabu-abuan dengan dasar merah pada bagian dalam pipi penderita.

  • Ruam
Ruam merupakan tanda yang paling khas dari penderita campak. Ruam makulopapular ini terlihat di permukaan kulit mulai dari wajah, leher, hingga ke seluruh tubuh. Biasanya ruam muncul setelah demam hari ke-4 sampai hari ke-7 dan bertahan di kulit selama 3 hari. Warna ruam dapat berubah dari kemerahan hingga kehitaman.

Komplikasi campak

Walau campak umumnya dialami oleh anak-anak, namun semua usia sebenarnya mungkin terinfeksi. Penyakit ini sering menjadi masalah serius jika dialami oleh anak usia di bawah 5 tahun serta dewasa usia lebih dari 20 tahun karena rentan disertai dengan komplikasi.

Beberapa komplikasi penyakit campak adalah diare, infeksi telinga, dan yang paling berbahaya adalah pneumonia dan ensefalitis. Komplikasi campak dan pneumonia adalah penyebab terbesar kematian pada anak-anak.

Pada perempuan hamil yang mengalami infeksi campak, maka ia berisiko melahirkan lebih awal atau bayi lahir dengan berat yang kurang dari normal.

Pengobatan dan pencegahan campak

Pengobatan pada penyakit campak lebih kepada mengatasi gejala yang terlihat, yaitu pemberian obat penurun panas jika penderita sedang demam. Perawatan untuk membuat pasien nyaman dengan beristirahat, dan mengatasi komplikasi yang terjadi.

Memberikan makanan bernutrisi tinggi agar tubuh meningkatkan sistem kekebalan tubuh juga menjadi cara lain agar campak dapat segera teratasi.

Merujuk Mayo Clinic, berikut pengobatan selengkapnya pada penderita campak:

  • Pemberian pereda demam dengan obat yang dijual bebas seperti acetaminophen, ibuprofen, atau naproxen sodium. Baca dosis yang dianjurkan atau lebih baik konsultasi pada pihak medis atau dokter.
  • Pemberian antibiotik dilakukan jika terjadi infeksi bakteri yang memicu pneumonia atau infeksi telinga.
  • Pemberian vitamin A, untuk anak-anak yang kadar vitamin A nya rendah karena mereka umumnya akan mengalami kasus yang lebih parah.

Pencegahan penyakit campak

Guna pencegahan penyakit yang disebabkan oleh virus, maka vaksinasi adalah cara yang tepat. Vaksinasi campak dapat diberikan sejak usia bayi, agar tubuhnya membangun kekebalan terhadap serangan virus penyakit ini.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari