Menuju konten utama
Lebaran 2021

Bacaan Niat dan Cara Shalat Idul Fitri Jamaah-Sendiri Lebaran 2021

Bacaan niat dan cara shalat Idul Fitri secara berjamaah atau sendiri saat Lebaran 2021.

Bacaan Niat dan Cara Shalat Idul Fitri Jamaah-Sendiri Lebaran 2021
Umat muslim menunaikan salat Idulfitri 1437 H di ruas jalan sekitar Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/7). antara foto/Zabur Karuru/foc/16.

tirto.id - Salat Idul Fitri merupakan salat yang dilaksanakan secara berjamaah maupun individu (munfarid) pada pagi hari 1 Syawal.

Batasan waktu pelaksanaanya yaitu dari terbitnya fajar sampai sebelum tergelincirnya matahari dan hukumnya sunah muakkad (dianjurkan dan mendekati wajib).

Dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19 pada pelaksanaan ibadah salat Idulfitri 1442 H, Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia memilih langkah awal dengan mengeluarkan panduan ibadah dengan mematuhi protokol kesehatan dan pembatasan pada zona tertentu.

Panduan penyelenggaraan salat Idulfitri tahun 1442 H/2021 dijelaskan Kemenag dalam Surat Edaran (SE) Nomor 07 Tahun 2021.

Kemenag menetapkan salat Idulfitri 1 Syawal 1442 H dapat dilaksanakan di rumah masing -masing untuk daerah zona merah dan oranye.

Hal ini tertuang pada poin nomor 2 yang berbunyi, “Salat Idul Fitri 1 Syawal 1442 H/2021 di daerah yang mengalami tingkat penyebaran Covid 19 tergolong tinggi (Zona Merah dan Zona Oranye) agar dilakukan di rumah masing-masing, sejalan dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia dan ormas-ormas Islam lainnya.”

Sedangkan, untuk daerah zona hijau dan zona merah serta dinyatakan aman dari Covid-19 oleh pihak berwenang dapat melangsungkan pelaksanaan ibadah salat Idulfitri 1442 H di masjid atau lapangan.

Hal ini tertuang pada poin nomor 3 yang berbunyi, “Salat Idul Fitri 1442 H/2021 dapat diadakan di masjid dan lapangan hanya di daerah yang DINYATAKAN AMAN dari Covid 19 yaitu Zona Hijau dan Zona Kuning berdasarkan penetapan pihak berwenang.”

Selain itu, di dalam Surat Edaran Kemenag Nomor 7 Tahun 2021 ini, juga diatur standar protokol kesehatan Covid-19 dengan mengindahkan beberapa ketentuan sebagai berikut:

    • Jemaah tidak boleh melebihi 50% dari total kapasitas tempat, sehingga memungkinkan terjadinya jaga jarak antar jemaah.
    • Panitia menggunakan alat pengecek suhu untuk memastikan suhu dan kesehatan jemaah.
    • Seluruh jemaah diimbau untuk memakai masker selama pelaksanaan salat Idul Fitri 1442 H di masjid maupun lapangan.
    • Khotbah dilakukan secara singkat dalam kurun waktu 20 menit dan tetap memperhatikan rukun khotbah.
    • Mimbar yang digunakan untuk khotbah sebaiknya dilengkapi pembatas transparan antara khatib dengan jemaah.
    • Para jemaah diharap tidak berjabat-tangan serta bersentuhan fisik seusai pelaksanaan salat Idul Fitri 1442 H

Niat dan Tata Cara Salat Idul Fitri

Dalam pelaksanaannya, salat Idul Fitri dapat dilangsungkan secara berjemaah maupun individu (munfarid).

Untuk salat Idul Fitri secara berjemaah minimal dilakukan oleh 4 orang yaitu 1 bertugas sebagai imam dan 3 lainnya makmum.

Dikutip dari bukuPanduan Praktis Shalat dan Khutbah Idul Fitri saat Wabah Covid-19 oleh MUI, tata cara pelaksanaan salat Idulfitri secara berjemaah adalah sebagai berikut:

1. Perbanyak pembacaan kalimat takbir, tahmid, dan tasbih sebelum pelaksanaan salat Idulfitri.

2. Salat dimulai dengan bilal yang mengumandangkan lafal “ash-shalata jami’ah”.

3. Imam berdiri untuk takbiratul ihram diikuti oleh para makmum seraya mengangkat tangan dan membaca niat sebagai berikut:

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى

Arab Latin: "Ushallii sunnatan lii'idil fitri rak'ataini [imaaman / makmuuman] lillahi ta'aala"

Artinya: “Aku berniat salat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

4. Membaca doa iftitah (sunah).

5. Kemudian, dilanjutkan melakukan takbir sebanyak 7x (selain takbiratul ihram) dan membaca lafal berikut pada setiap setelah membaca takbir:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Arab latin: "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar."

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

6. Mendengarkan imam membaca surah Al-Fatihah dan membaca setelahnya.

7. Mendengarkan imam membaca surah pendek dilanjut dengan ruku, sujud, duduk di antara dua sujud, duduk istirahat kemudian berdiri untuk rakaat kedua.

8. Setelah berdiri kemudian melakukan takbir sebanyak 5x (selain takbir qiyam (berdiri)) dan membaca lafal berikut pada setiap setelah membaca takbir:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Arab latin: "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar."

Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

9. Imam membaca surah Al-Fatihah dan surah pendek.

10. Setelah itu ruku sampai tasyahud akhir dan salam.

11. Setelah selesai, disunahkan untuk mengadakan khutbah mengingatkan tentang ketakwaan kepada Allah SWT maupun hikmah-hikmah Hari Idulfitri.

Sedangkan, tata cara pelaksanan salat Idulfitri secara individu (munfarid) sama saja, perbedaannya terletak pada niat pelaksanaan sebagai berikut:

أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُنْفرِدا لِلهِ تَعَــــالَى

Arab Latin: "Ushallii sunnatan lii'idil fitri rak'ataini munfaridan lillahi taa'ala"

Artinya: "Saya berniat salat sunah Idulfitri dua rakat sendirian karena Allah Ta'ala."

Selain itu, bacaannya dipelankan (siir) dan tidak ada kesunahan untuk pembacaan khotbah.

Baca juga artikel terkait SALAT IED atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno