Menuju konten utama

Bacaan Doa Qunut Witir Berjamaah Arab, Latin, dan Artinya

Berikut bacaan doa qunut witir berjamaah di bulan Ramadhan dalam tulisan arab, latin, dan artinya.

Bacaan Doa Qunut Witir Berjamaah Arab, Latin, dan Artinya
Ilustrasi Salat Berjamaah. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Doa qunut witir diamalkan pada separuh akhir bulan Ramadhan (sejak hari ke-15) seturut pendapat dari Mazhab Syafii. Mengingat banyak umat Islam Indonesia mengikuti Mazhab Syafii, membaca doa qunut witir berjamaah di bulan Ramadhan paruh kedua telah lama menjadi kebiasaan.

Mengacu pada keputusan sidang isbat Kemenag RI tentang penetapan 1 Ramadhan 1445 H yang jatuh pada 12 Maret 2024, paruh kedua bulan puasa tahun ini dimulai dari tanggal 26 Maret 2024. Artinya, pembacaan doa qunut witir berjamaah bisa diamalkan mulai dari tanggal 26 Maret 2024 yang bertepatan dengan 15 Ramadhan 1445 H. Saat tarawih pada hari itu (malam hari) sudah masuk waktu malam 16 Ramadhan 1445 H.

Kebiasaan berbeda bisa saja berlaku di wilayah lain yang berbeda mazhab. Sebagai misal, Mazhab Hanafi menganjurkan pembacaan doa qunut di seluruh salat witir (tidak terbatas pada bulan Ramadhan).

Doa Qunut Dibaca Kapan Saja?

Doa qunut dibaca saat kapan saja? Jawaban untuk pertanyaan ini akan bergantung pada mazhab fikih yang dianut.

Para ulama Mazhab Syafii dan Mazhab Maliki berpendapat bahwa membaca doa qunut di rakaat terakhir sholat subuh merupakan amalan sunnah. Mayoritas ulama Mazhab Syafii juga menyatakan pembacaan doa qunut saat sholat subuh hukumnya sunah muakkadah. Karena itu, jika lupa tidak mengamalkannya, sesuai pendapat Imam Nawai, umat Islam dianjurkan melakukan sujud sahwi.

Di sisi lain, para ulama dari Mazhab Hanafi dan Hanbali tidak menganjurkan pembacaan doa qunut saat sholat subuh.

Selain dalam sholat subuh, jumhur ulama Mazhab Syafii juga menganjurkan pembacaan doa qunut saat sholat witir saat Ramadhan, terutama pada paruh kedua bulan puasa.

Pembacaan doa qunut witir ini merujuk kepada berbagai riwayat yang menggambarkan tata cara tarawih-witir pada masa khalifah Umar bin Khattab RA.

Di masa silam, Umar bin Khattab adalah khalifah yang pertama kali menyerukan supaya umat Islam menjalankan salat tarawih sebanyak 20 rakaat secara berjamaah. Perkara qunut pada masa itu dijelaskan dalam sebuah atsar riwayat Imam Abu Daud berikut:

“Bahwasanya Umar bin Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar shalat tarawih bersama (dengan imam) yaitu Ubay bin Ka’b, maka beliau salat tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan beliau tidak berdoa qunut kecuali di separuh yang kedua (malam 16 Ramadan hingga seterusnya),” (H.R. Abu Daud).

Tidak hanya itu, anjuran membaca doa qunut saat salat witir diperkuat dengan pendapat Hasan bin Ali (cucu Nabi Muhammad SAW) berikut:

“Kakekku, Rasulullah SAW mengajariku beberapa kalimat yang aku baca ketika qunut dalam salat witir,” (H.R. Ibnu Majah).

Pendapat dari Hasan bin Ali disokong lagi dengan riwayat dari Ubay bin Ka’ab bahwa “Rasulullah SAW melaksanakan salat witir dan qunut sebelum rukuk.”

Imam al-Nawawi dalam kitab al-Adzkar menjelaskan bahwa doa qunut disunahkan dibaca pada akhir witir pada separuh akhir Ramadan.

Selain itu, ada juga beberapa kalangan ulama mazhab Syafi’i yang berpendapat jika qunut seyogyanya dilakukan di sepanjang Ramadan.

Sementara itu, mazhab Hanafi berpendapat bahwa qunut disunahkan untuk dibaca di seluruh salat sunah, terkhusus salat witir (tidak hanya pada Ramadan).

Namun, pendapat yang kuat menurut mazhab Syafi’i dan kerap digunakan bahwa qunut witir lebih ditekankan hanya pada separuh akhir Ramadan.

Imam Syamsuddin bin Qudamah dalam kitab Al-Mughni wa As-Syarh Al-Kabir juga menjelaskan bahwa Imam Malik menggunakan pandangan sama dengan pendapat Imam Syafi’i.

Doa Qunut Witir Berjamaah Arab, Latin, dan Artinya

Doa qunut witir di bulan Ramadhan dibaca pada penghujung rangkaian salat tarawih dan witir. Tepatnya, doa qunut witir dibaca saat iktidal rakaat ketiga sholat witir (rakaat witir berjamaah yang terakhir).

Bagaimana lafal doa qunut arab dan latin witir berjamaah? Berikut bacaan doa qunut witir berjamaah di bulan Ramadhan arab, latin, dan artinya:

اَللّهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لًنَا فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنَا شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَ يْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Arab-latin: Allahummahdinâ fii man hadait. Wa ‘âfinâ fii man ‘âfait. Wa tawallanâ fii man tawallait. Wa bâriklanâ fii mâ a‘thait. Wa qinâ syarra mâ qadhait. Fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik. Wa innahû lâ yadhillu man wâlait. Wa lâ ya‘izzu man ‘âdait. Tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait. Fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait. Wa astagfiruka wa atûbu ilaik. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam.

Arti doa qunut: "Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berikanlah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka, sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maka bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabatnya."

Bacaan Doa Qunut Sendiri Arab, Latin, dan Artinya

Bacaan doa qunut sendiri diamalkan ketika melaksanakan sholat subuh pada setiap hari atau salat witir ketika di bulan Ramadhan secara munfarid (sendirian). Perbedaan dengan bacaan doa qunut berjamaah terletak pada kata rujukan permintaan dalam doa.

Jika dalam doa qunut berjamaah memakai kata na yang artinya kita/kami, di bacaan doa qunut sendiri menggunakan kata ni (maknanya saya). Pemakaian kata ni tadi berlaku di bacaan doa qunut sendiri untuk perempuan maupun laki-laki.

Doa qunut latin dan artinya di bawah ini tidak jauh berbeda dari yang ada di atas. Berikut bacaan doa qunut sendiri arab, latin, dan artinya:

اَللّٰهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، وَاسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Arab-latin: "Allahummahdini fiiman hadayt. Wa ‘aafinii fiiman ‘aafayt. Wa tawallanii fiiman tawallayt. Wa baariklii fiiman a’thoyt. Waqinii syarro maa qodhoyt. Fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik.

Wa innahu laa yadzillu man waalayt. Walaa ya’izzu man ‘aadayt. Tabaarakta robbanaa wa ta’aalayt. Fa lakal hamdu a’la ma qadhait. Wa astagfiruka wa atuubu ilaik.

Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam."

Arti doa qunut sendiri: “Ya Allah, berikanlah aku petunjuk sebagaimana Engkau memberikan petunjuk (kepada selainku), berilah keselamatan sebagaimana Engkau memberikan keselamatan (kepada selainku), rawatlah aku sebagaimana Engkau merawat orang lain, berilah keberkahan kepadaku pada semua pemberian-Mu, lindungilah aku dari kejelekan takdir-Mu, sesungguhnya Engkau menakdirkan dan tidak ditakdirkan, dan sesungguhnya tidak terhinakan orang yang menjadikan Engkau sebagai wali, dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci dan Maha Tinggi Engkau, wahai Rabb kami. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan, aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. Dan semoga Allah mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabatnya.”

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi
Penyelaras: Addi M Idhom