Fadrik Aziz Firdausi
Fadrik Aziz Firdausi adalah editor yang berfokus pada bidang sejarah, terutama tema-tema sejarah budaya dan sains. Dua buku Fadrik dalam bidang sejarah yang telah terbit adalah "Njoto: Biografi Pemikiran 1951-1965" (2017) dan bunga rampai "Sehimpun Nama, Sehimpun Riwayat" (2022).
Setelah lulus dari Prodi Ilmu Sejarah Universitas Indonesia pada 2016, Fadrik bekerja sebagai periset lepas dan kemudian menjadi reporter di Historia.id. Sejak 2018, Fadrik bergabung dengan Tirto.id sebagai reporter kanal Mild Report. Lalu sejak 2020, Fadrik menjadi editor untuk tema-tema sejarah, sains, kesehatan, dan film. Selain itu, Fadrik juga turut mengembangkan podcast sejarah di kanal podcast Insentif Tirto.
Indeks Tulisan
Sejarah G. Kolff & Co, Penerbit Paling Sukses Era Kolonial
Penerbit G. Kolff & Co jadi perusahaan sukses pada awal abad ke-20. Eksistensinya berakhir diterpa gelombang nasionalisasi.
Kurban Iduladha Keluarga Cendana & Peternakan Tapos Milik Soeharto
Peternakan Tapos merupakan asal sapi-sapi kurban Keluarga Cendana. Sempat redup setelah Soeharto lengser.
Subagio Sastrowardoyo dan Kematian yang Makin Akrab
Usai menjajal beberapa cabang seni, Subagio Sastrowardoyo menetapkan pilihan pada sastra. Tak sekadar menulis puisi, ia juga produktif menulis kritik sastra.
Sejarah Para Dokter Indonesia yang Berjuang Melampaui Batas Profesi
Abdul Rivai, Tjipto Mangunkusumo, dan Sutomo adalah teladan dokter yang tak hanya mengejar karier medis, tapi juga aktif dalam pergerakan nasional.
Efek Global Revolusi Perancis dan Jejaknya dalam Lagu PKI
Revolusi Perancis menorehkan jejak dalam Revolusi Indonesia, juga dalam lagu perjuangan yang dipopulerkan PKI.
Sejarah Gede Pangrango: Kabuyutan, Perkebunan Teh, dan Laboratorium
Sejak VOC membuka daerah Bogor, kawasan Gede Pangrango berkembang menjadi daerah perkebunan dan laboratorium alam.
Kala Sukarno dan Soeharto Bikin Rakjat Ngamuk
Tidak sigap mengatasi krisis, Sukarno dan Soeharto diprotes rakyat.
Subandrio: Tangan Kanan Sukarno, Dicerca sebagai Durna dalam G30S
Lulusan sekolah dokter yang merintis karier sebagai diplomat sejak era revolusi. Sempat moncer di era Demokrasi Terpimpin, terjungkal setelah G30S.
Marhaenisme, Ideologi yang Tercetus Saat Sukarno Bersepeda
"Marhaenisme adalah Sosialisme Indonesia dalam praktik.”
Perseteruan Gus Dur dengan Kapolri Bimantoro Berujung Pelengseran
Kesalahan prosedur dalam memberhentikan Kapolri Bimantoro mempercepat DPR-MPR untuk menjungkalkan Gus Dur.
Sejarah Belanda Hitam di Hindia Timur
Belanda merekrut orang Afrika ke dalam KNIL untuk mengatasi kekurangan personel.
John Ario Katili, "Penemu" Tiga Lempeng Tektonik di Dasar Laut Palu
Mengakrabi alam sejak kecil, John Ario Katili memilih jalan sebagai geolog. Bertualang dari ranah intelektual hingga politik.
B.M. Diah, Wartawan-Aktivis Penyelamat Draf Proklamasi
B.M. Diah adalah jurnalis yang juga lincah sebagai aktivis politik semasa pendudukan Jepang. Menyelamatkan draf proklamasi ketika tak seorang pun menghiraukan.
Belajar dari Flu Spanyol: Gelombang Kedua Pandemi Bisa Lebih Bahaya
Gelombang kedua pandemi flu Spanyol 1918 meledak gara-gara sikap meremehkan dan pergerakan pasukan selama PD I.
Dunia Dongeng dalam Komik Indonesia yang Sintas hingga Kiwari
Genre komik dongeng sudah berkembang di Indonesia sejak 1930-an. Mulanya mengeksplorasi khazanah cerita rakyat lokal, lalu berkembang dengan menyadur dongeng-dongeng H.C. Andersen.
Petualangan Para Tarzan di Belantara Komik Indonesia
Popularitas Tarzan mengilhami komikus lokal menciptakan sosok petualang rimba khas Indonesia.
Andries Teeuw: Dari Sastra Jawa Kuno ke Sastra Indonesia Modern
Andries Teeuw awalnya jatuh cinta pada kajian sastra Jawa kuno. Menjelajahi sastra Indonesia modern gara-gara tugas dari atasan.
Balada Cinta Masyarakat Urban dalam Komik Roman Era 1970-an
Komik roman jadi bacaan populer meskipun harus bersaing dengan komik silat, dan sering jadi pijakan karier para komikus muda.
Fatmawati: Mendampingi dalam Revolusi, Menyisih karena Poligami
Fatmawati mulai mendampingi Sukarno menjelang Proklamasi Kemerdekaan.
Singkong hingga Batang Pepaya Jadi Pangan Alternatif di Indonesia
Di masa krisis pangan, masyarakat era kolonial beralih pada singkong dan jagung sebagai makanan pokok.