tirto.id - Atletico Madrid berhasil menjadi juara Liga Eropa pada Kamis, 17 Mei 2018. Mereka menumbangkan Olympique Marseille di partai final yang digelar di Parc Olympique Lyonnais. Ini adalah gelar keenam klub yang bermarkas di Wanda Metropolitano di era Diego Simeone.
Hampir empat tahun lamanya fans Atletico Madrid menunggu nikmatnya mengangkat trofi. Terakhir kali mereka merasakannya pada 23 Agustus 2014, ketika menumbangkan Real Madrid di Piala Super Spanyol dengan agregat 2-1.
Setelah kemenangan itu, Atletico Madrid dua kali menembus final Liga Champions pada 2014 dan 2016. Namun, dua kali pula klub berjuluk Rojiblancos ditumbangkan oleh tim yang sama, Real Madrid.
Namun, gelar yang ditunggu-tunggu kini datang juga. Gelar yang justru muncul dalam 'musim terburuk' tim asuhan Diego Simeone di kompetisi Eropa. Disebut demikian, karena Atleti masuk ke Liga Eropa setelah finis di peringkat ketiga penyisihan grup Liga Champions.
Atletico Madrid hanya mampu meraih satu kemenangan, empat seri, dan satu kekalahan. Bahkan menghadapi tim selemah Qarabag (Azerbaijan), Atleti imbang baik dalam laga kandang maupun tandang.
Ketika Atletico Madrid harus terjun ke Liga Eropa, kapten mereka Gabi Fernandez kehilangan kendali. Baginya, ini adalah kemunduran besar. Sebuah tim yang terbiasa bertarung di Liga Champions, harus berlaga di kompetisi level dua Eropa.
"Liga Eropa? Saya katakan kepada Anda bahwa ia bagaikan sampah," kata Gabi dikutip laman Marca.
Namun, kini ketika Gabi berbagi peran dengan ikon klub, Fernando Torres untuk mengangkat trofi Liga Europa, kalimat berbeda dilontarkannya. Menurut Gabi, mengalahkan Marseille 3-0 adalah bukti Atletico masih salah satu tim terbaik Eropa.
"Sekarang saya harus menelan kembali kata-kata tentang Liga Eropa. Trofi ini memberikan segalanya untuk kami," terang Gabi.
Gelar keenam Atletico Madrid di era Diego Simeone menunjukkan betapa besar pengaruh sang pelatih untuk tim tersebut. Sebelum era Simeone, bahkan meski Atleti meraih gelar Liga Eropa 2010, mereka belum mencapai level yang sekarang.
Koefisien klub Atletico Madrid saat ini adalah 138.000. Jumlah ini bahkan lebih tinggi dibandingkan milik Bayern Munchen (135.000), Barcelona (132.000), dan Juventus (126.000). Atletico juga selalu menembus kompetisi Eropa selama Simeone ada di kursi pelatih dengan catatan tiga musim di Liga Eropa, dan empat musim di Liga Champions.
Diego Simeone menegaskan, kesuksesan ini adalah buah kerja keras seluruh awak Atletico Madrid, sejak staf pelatih hingga pemain. Bertahun-tahun timnya bongkar pasang pemain baru, Atleti tetap mampu berbicara di kompetisi lokal dan kontinental.
"Kami sangat bahagia. kami bekerja sangat baik dalam beberapa tahun terakhir. Kami selalu berkata, cara terbaik ke jalur kemenangan adalah berniat untuk itu.
"Staf pelatih sangat beruntung mendapatkan para pemain yang sangat tangguh dan para pemain sepakbola yang berkembang dari tahun ke tahun," tutur Simeone dikutip laman resmi klub.
Sementara fans Atletico Madrid mengucapkan terima kasih atas gelar keenam di era Diego Simeone, mereka layak berbisik pelan agar sang pelatih tidak cepat-cepat pergi ke Italia untuk memenuhi ambisi menangani Lazio atau Inter Milan. Isu sebuah isu yang menakuti fans setiap musim berakhir dan musim baru mendekat.
Editor: Fitra Firdaus