Menuju konten utama

Assange Bantah WikiLeaks Intervensi Hasil Pemilu AS

Julian Assange menekankan bahwa WikiLeaks tidak bermaksud mempengaruhi hasil Pemilu AS saat mempublikasikan informasi terkait Hillary Clinton. Ia menyatakan, informasi yang dipublikasikan terkait Hillary, penting diketahui masyarakat.

Assange Bantah WikiLeaks Intervensi Hasil Pemilu AS
Julian Assange, Pendiri dan Kepala Editor WikiLeaks berbicara melalui video dalam konferensi pers dalam rangka perayaan sepuluh tahun WikiLeaks di Berlin, Jerman, Selasa (4/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Axel Schmidt.

tirto.id - Julian Assange mengaku pihaknya mendapat tekanan setelah mempublikasikan perkara Hillary Clinton. Padahal, informasi yang diterbitkan oleh pendiri laman WikiLeaks itu terkait kandidat presiden dari Partai Demokrat itu tidak didasari keinginan mempengaruhi hasil Pemilu Amerika Serikat 2016.

"Dalam beberapa bulan terakhir saya bersama WikiLeaks telah mendapat tekanan untuk menghentikan publikasi informasi terkait Hillary," kata Assange, melalui penasihat hukumnya dalam Web Summit, suatu konferensi teknologi di Lisbon. "Ini bukan karena alasan pribadi untuk mempengaruhi hasil pemilu."

Sebegaimana diberitakan Antara, Rabu (9/11/2016), WikiLeaks pada beberapa bulan terakhir telah menyiarkan ribuan surat elektronik yang diretas dari John Podesta, manajer kampanye kandidat presiden Partai Demokrat itu.

Sementara itu, Assange mengatakan Wikileaks tidak memiliki informasi mengenai kandidat presiden Partai Republik, Donald Trump. "Kami tak dapat menyiarkan informasi yang tak dimiliki," katanya.

"Kami dianggap sebagai sumber terpercaya untuk data terkait Hillary. Jadi cukup wajar jika banyak sumber mengenai dirinya mendatangi kami," kata Assange.

Ia menambahkan, tak ada pihak yang menyangkal bahwa informasi yang dipublikasikan terkait Hillary, penting diketahui masyarakat. "Tentunya akan buruk bagi WikiLeaks untuk menahan informasi dari masyarakat itu, khususnya saat masa pemilihan seperti ini".

Assange mengatakan WikiLeaks akan lanjut menyiarkan informasi yang perlu diketahui masyarakat, tak melihat siapapun presiden yang terpilih nantinya. "Kandidat presiden Partai Republik dan Demokrat masih menunjukkan sikap yang tak bersahabat untuk para pembuka informasi kontroversial (whistleblower)," katanya.

Assange telah menetap di Kedutaan Ekuador di London sejak pertengahan 2012. Beberapa minggu lalu, pemerintah Ekuador mengaku membatasi akses internet untuk Assange. Banyak pihak berspekulasi negara itu telah ditekan pemerintah AS karena informasi mengenai Hillary itu.

Baca juga artikel terkait PILPRES AS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari