Menuju konten utama
Pemilu 2024

Arti H Index 10 Mahfud yang Dibandingkan dengan IPK Gibran

Artikel ini menjelaskan arti h-index 10 dalam jurnal yang dimiliki oleh Mahfud MD dan dibandingkan dengan IPk 2,3 milik Gibran yang viral di media sosial.

Arti H Index 10 Mahfud yang Dibandingkan dengan IPK Gibran
Tim Pemenangan Anies-Muhaimin (AMIN) nonton bareng (nobar) Debat Keempat Pilpres 2024 di Kantor DPW Nasdem Maluku Utara, Kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (21/1/2023). ANTARA FOTO/Andri Saputra/tom.

tirto.id - H-Index 10 Mahfud MD menjadi topik hangat di media sosial. Hal ini muncul setelah viral ijazah Gibran Rakabuming yang memuat nilai IPK-nya.

Warganet kemudian membandingkan prestasi akademik Gibran dengan Mahfud MD. Ini juga tidak terlepas dari sikap Gibran yang menjadi sorotan saat debat.

Dalam debat tersebut, cawapres nomor urut 2 Gibran melakukan gimmick di depan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD.

Sikap tersebut bermula kita Gibran bertanya kepada Mahfud mengenai greenflation, yang dia jelaskan sebagai inflasi hijau.

Setelah Mahfud menjawab pertanyaan tersebut, Gibran justru menanggapinya dengan gestur membungkuk-bungkuk, seolah-olah sedang mencari sesuatu.

"Saya nyari-nyari dimana ini jawabannya. Kok enggak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah menjelaskan ekonomi hijau," kata Gibran.

Mahfud kemudian mengatakan, pertanyaan Gibran merupakan pertanyaan receh, sehingga tidak layak dijawab. Kemudian Mahfud memberikan sisa waktu kepada moderator debat.

"Saya juga ingin mencari jawabannya, ngawur juga. Ngarang-ngarang tidak karuan, mengkaitkan dengan sesuatu yang tidak ada. Kalau akademis itu, gampangnya kalau bertanya yang gitu-gitu recehan,” kata Mahfud.

Fakta Soal IPK 2,3 Gibran Rakabuming

Setelah peristiwa debat cawapres tersebut, warganet membandingkan prestasi Gibran dengan Mahfud MD. Viral foto dan berita ijazah Gibran yang isunya muncul sejak November 2023.

"Gibran itu lulus S1 dapat nilai lower second class honours (setara 48). Untuk nilai segitu, daftar kuliah master aja susah diterima. Itu setara IPK 2.3 kalau sistem Indonesia," tulis akun Budi Kurniawan di X.

Ijazah itu pernah ditunjukkan Gibran pada November 2023, ketika muncul isu mengenai ijazah palsu. Gibran kemudian menunjukkan ijazahnya dari Universitas Bradford di Inggris.

Dari foto ijazah tersebut diketahui, Gibran memang mendapat nilai lower second class honours (setara 48 persen). Dalam dokumen dari Universitas Bradford, ada empat tingkatan penilaian, yaitu:

Subject to the provisions of 18.6 below, the classes and divisions of the Honours Degree of Bachelor shall be awarded on the basis of the following minimum final overall weighted average marks:

  • First Class Honours 68.0%
  • Second Class Honours - First Division 58.0%
  • Second Class Honours - Second Division 48.0%
  • Third Class Below 48.0%
Setelah itu, twit tersebut viral dan IPK 2,3 pun menjadi trending topik di Twitter. Warganet kemudian membandingkannya dengan prestasi Mahfud MD.

Dalam data Google Scholar, Mahfud tercatat memiliki H-index 10. Apa artinya?

Apa Arti H-Index 10 Mahfud MD?

Menurut laman Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, H-index adalah metrik yang digunakan untuk mengukur kontribusi dan dampak dari publikasi ilmiah dosen dan peneliti.

Indeks ini dikembangkan oleh Jorge E. Hirsch pada tahun 2005 dan dihitung dengan cara mengurutkan publikasi ilmiah dosen dan peneliti berdasarkan jumlah citas yang didapat, kemudian mengambil nilai h yang sama dengan jumlah publikasi yang mendapat setidaknya h citas.

Fungsi h-indeks bagi dosen dan peneliti adalah sebagai alat untuk mengukur kontribusi dan dampak dari publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh dosen dan peneliti tersebut.

Indeks ini dapat digunakan oleh dosen dan peneliti untuk mengevaluasi hasil karyanya sendiri dan membandingkannya dengan dosen atau peneliti lain dalam bidang yang sama.

Selain itu, h-indeks juga dapat digunakan oleh universitas, lembaga riset, dan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja dosen dan peneliti dalam menghasilkan publikasi ilmiah yang berkualitas.

Nilai h-indeks yang tinggi menunjukkan bahwa dosen atau peneliti tersebut memiliki publikasi yang lebih banyak dan lebih berkualitas, yang diakui oleh para ahli dalam bidangnya.

Namun, h-indeks bukanlah satu-satunya metrik yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja dosen atau peneliti, dan harus digunakan dalam konteks yang lebih luas dengan metrik lain seperti jumlah publikasi, jumlah citas, dan indeks lainnya.

Baca juga artikel terkait MAHFUD MD atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom