tirto.id - Arsenal akan menjamu Rennes di Stadion Emirates dalam leg kedua 16 besar Liga Eropa, Jumat (15/3/2019) dini hari. Tugas berat diemban skuat asuhan Unai Emery lantaran tertinggal agregat 1-3 dari tim tamu. Dengan kata lain, Mesut Ozil dan kolega wajib menang dengan selisih tiga gol atau minimal unggul 2-0 untuk lolos ke perempat final.
Dalam konferensi pers, Unai Emery optimistis timnya bisa membalikkan keadaan. Soalnya, ini bukan kali pertama Meriam London dihadapkan pada kekalahan agregat. Di babak 32 besar, Arsenal juga sempat kalah agregat 0-1 dari BATE Borisov sebelum membalikkan keadaan berkat kemenangan 3-0 pada leg kedua.
"Dengan pengalaman itu, kami percaya diri bisa memberikan penampilan bagus besok, untuk lolos ke fase berikutnya," kata Emery seperti dilansir laman resmi klub.
Senada dengan pelatihnya, gelandang enerjik Arsenal, Lucas Torreira menatap duel dini hari nanti dengan semangat positif.
"Pada 90 menit pertama kemarin, mereka mengalahkan kami, dan besok, kami ingin menunjukkan bahwa di sini [kandang] segalanya bisa berubah, namun tentu saja kami menghormati mereka [Rennes]," kata Torreira.
Emery dan Torreira boleh percaya diri. Namun faktanya, malam nanti Arsenal bakal memikul beban lebih berat ketimbang fase sebelumnya.
Meriam London merupakan satu-satunya klub anggota the Big Six Liga Inggris yang nasibnya terkatung-katung untuk sampai perempat final kompetisi Eropa. Empat klub lain yang berpartisipasi di Liga Champions--City, Liverpool, MU, Tottenham--telah memastikan lolos perempat final. Sementara klub yang berjuang bersama Arsenal di Liga Eropa, Chelsea disinyalir bisa melangkah mudah ke perempat final karena unggul telak atas lawannya, Dynamo Kiev (3-0) pada pertemuan leg pertama.
Adaptasi Emery
Pada leg pertama lalu, Unai Emery berdalih kekalahan timnya disebabkan kartu merah Sokratis. Namun, ada penyebab lain atas hasil buruk itu. Strategi Arsenal sudah tak maksimal sejak awal.
Tampil dengan formasi 4-2-3-1, dua fullback Arsenal sering terlambat turun ke belakang dan menyebabkan lawan mudah menusuk dari sisi lapangan. Lubang ini tidak begitu terasa sampai akhirnya Sokratis keluar. Absennya Sokratis lantas membuat Emery mengorbankan satu pemain untuk diganti bek lain, dan kebetulan orang yang dikorbankan itu adalah Alex Iwobi.
Iwobi memang bukan pemain jempolan dalam urusan membongkar pertahanan lawan, namun dia seorang pekerja keras yang tak segan ikut turun apabila fullback Arsenal kesulitan. Maka, hilangnya Iwobi membuat sisi kiri pertahanan Arsenal semakin rentan. Kelemahan ini dimaksimalkan dengan baik oleh Rennes untuk mencetak gol kedua dan ketiga.
"Skema tiga bek seharusnya jadi adaptasi Emery saat itu, tapi alih-alih melakukannya, dia malah tetap tampil dengan empat bek, dengan Henrikh Mkhitaryan ditarik ke belakang. Itu bukan saja pergantian aneh, tapi juga keliru karena Emery mengorbankan Iwobi, pemain paling berbahaya mereka [dalam melindungi sisi pertahanan]," tulis James Gheerbrant dalam analisisnya di The Times.
Emery mempelajari sesuatu dari kesalahan itu, yakni tidak bergunanya melakukan perjudian dengan formasi empat bek. Dalam duel lawan Manchester United di Liga Inggris pekan lalu, Meriam London juga telah beruji coba secara konsisten dengan skema tiga bek dan hasilnya memuaskan: Arsenal menang 2-0.
Dalam preview jelang pertandingan, whoscoredturut memprediksi Arsenal akan tampil dengan formasi 3-4-2-1.
Seberapa Efektif?
Pertanyaan yang kemudian muncul: seberapa efektif adaptasi taktik Emery terhadap nasib Arsenal?
Jawabannya, tergantung dengan taktik yang diterapkan Rennes. Apabila klub asal Perancis itu menerapkan formasi 4-4-2 seperti leg pertama, akan jadi hal mudah bagi pasukan Unai Emery untuk mengambil alih dominasi.
Mengacu rekam jejak musim ini, Rennes sendiri cuma kerap menggunakan dua formasi: 4-4-2 dan 4-2-3-1. Saat menghadapi tim dengan skema tiga bek, mereka lebih kerap memilih opsi kedua.
Sayangnya, opsi tersebut tidak disertai hasil menyenangkan. Kali terakhir Rennes menghadapi tim dengan formasi tiga bek adalah saat bersua Real Betis, juga di ajang Liga Eropa. Meski sempat menang 1-3 di kandang lawan, mereka ditahan imbang 3-3 di markas sendiri.
Efektivitas Rennes menahan formasi alternatif Emery juga akan sangat tergantung pada performa para gelandang mereka. Ini telah terbukti ketika menghadapi Real Betis. Saat dua gelandangnya--Clement Grenier dan Benjamin Bourigead--tampil prima hingga diganjar rating tertinggi tim di whoscored, Rennes mampu menundukkan Betis 1-3. Sementara saat gelandang mereka tampil buruk, mereka tertahan imbang.
Kekhawatrian pelatih Rennes, Julian Stephan terhadap bahaya altenatif formasi Emery bahkan tidak malu-malu dia wacanakan. Salah satunya adalah dengan memprotes keputusan UEFA membolehkan Alexander Lacazette tampil dini hari nanti.
Laca sebenarnya belum boleh bermain lantaran sanksi tiga laga akibat kartu merah. Namun, UEFA memberi keringanan sehingga sang ujung tombak bisa membela Arsenal malam nanti.
"Itu [tampilnya Laca] akan sangat mengubah banyak hal karena sekarang Arsenal jadi bisa main dengan formasi lebih banyak, termasuk 3-5-2 yang mereka pakai untuk mengalahkan MU," kata Julian.
Editor: Mufti Sholih