tirto.id - Mantan pelatih AC Milan, Arrigo Sacchi, mengungkapkan pelatih anyar Juventus, Maurizio Sarri bukanlah seorang komunikator yang baik. Kendati demikian, pelatih yang membawa Rossoneri juara Liga Champions dua musim beruntun (1988-1989) itu menilai Sarri tetaplah pria yang baik dan jujur.
“Dia bukan komunikator yang hebat. Mari kita katakan, dia berbicara saat di lapangan. Namun, meskipun dia tidak cerewet, Sarri masih pria yang baik, jujur, dan yang mengatakan apa yang dia pikirkan di hadapanmu," kata Sacchi dikutip dari football-italia.
Sarri datang ke Juventus menggantikan pelatih Massimiliano Allegri. Mantan pelatih Napoli itu merantau ke Inggris selama satu musim bersama Chelsea dan memberikan gelar Europa League 2018/2019. Itu menjadi gelar perdana Sarri sebagai pelatih.
Juventus di bawah arahan pelatih Massimiliano Allegri cenderung menampilkan gaya monoton dan tidak mengibur jika ditonton. Dengan datangnya Sarri yang terkenal dengan gaya bermain menyerang atraktif (Sarriball) kala menangani Napoli dan Chelsea, Sacchi memperingatkan Sarri tentang ide-ide yang akan dibawanya Juventus tidak akan selalu diterima.
"Sarri pasti akan mengalami masalah, karena dia mengusulkan ide-ide baru dan kebaruan tidak selalu diterima oleh pemain," lanjut mantan bos AC Milan itu. "Klub akan memiliki tugas dan tugas untuk mendukung pelatih mereka, persis seperti yang dilakukan Silvio Berlusconi dengan saya pada 1980-an ketika saya pertama kali tiba."
“Bagaimanapun, saya percaya Presiden Andrea Agnelli telah membuat langkah luar biasa dengan mempekerjakan Sarri. Dia telah memicu revolusi sejati yang dapat bekerja untuk keuntungan semua sepak bola Italia. Ini adalah langkah budaya dan bukan yang kecil juga."
Musim 2017/2018 bersama Napoli, Sarri hampir memutus dominasi Juventus di Serie A. Permainan atraktifnya dengan trio Jose Callejon, Dries Mertens dan Lorenzo Insigne menghasilkan 91 poin, hanya kalah 4 poin dari Juventus. Ketiga trio itu mencetak 48 gol dari total 77 gol Napoli.
Pelatih berusia 60 tahun itu mengaku akan mempertahakan karakteristik Juventus dengan sedikit perubahan. Sarri mengatakan: "Ini hanya gaya bermain dan aku ingin melihat tim menjaga karakteristik dari yang dimiliki Max Allegir karena timnya memberi Anda kesan bahwa Anda bisa mengatasi masalah pada titik-titik tertentu."
"Jelas bahwa filosofi bermain bisa berbeda, tetapi kami tidak harus kehilangan 99 persen hal positif yang dimiliki Juve sebelumnya," tandas Sarri.
Kegagalan Juventus meraih Liga Champions dalam lima musim terakhir menjadi sebab diberhentikannya Massimilano Allegri. Kendati meraih lima scudetto dari lima musim terakhir, dua capaian babak final Liga Champions belum cukup mengamankan posisi Allegri.
"Jika kamu mempekerjakan Sarri, itu artinya kamu ingin menang, tetapi kamu juga ingin melakukannya melalui sepak bola yang indah, hiburan dan emosi. Jika Agnelli dan semua orang di klub sepenuhnya yakin, Juve bisa menghibur semua orang untuk waktu yang lama di masa mendatang," imbuh Sacchi.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Iswara N Raditya