Menuju konten utama

Apakah Desain Rumah Tahan Gempa Benar-benar Kuat dan Efektif?

Berikut adalah penjelasan tentang rumah tahan gempa yang diyakini aman saat menerima guncangan. 

Apakah Desain Rumah Tahan Gempa Benar-benar Kuat dan Efektif?
Warga penerima bantuan Rumah Tahan Gempa (RTG) di Lingkungan Gontoran, Kelurahan Bertais, Mataram, NTB, Selasa (6/8/2019). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/wsj.

tirto.id - Gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) menguncang Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat pada hari ini, Jumat, 15 Januari 2021 pukul 01:28:17 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menyebutkan, wilayah tersebut sudah mengalami 47 gempa bumi sejak Kamis, 14 Januari 2021.

Setidaknya, gempa itu turut menyebabkan 3 orang meninggal dunia, 24 orang mengalami luka-luka dan sejumlah bangunan rusak berat.

Berada di wilayah tektonik aktif, Indonesia menjadi salah satu negara yang sering mengalami gempa bumi. Gempa bumi bisa jadi berbahaya, dan memakan korban jiwa akibat tertimpa reruntuhan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, melihat banyaknya kasus bangunan roboh di Indonesia pasca-gempa besar, sebaiknya pemerintah mulai menerapkan rumah tahan gempa.

Hal itu pernah disinggung oleh almarhum Sutopo Purwo Nugroho, mantan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB. Menurut dia, bangunan tahan gempa mampu mengurangi risiko kerusakan parah akibat guncangan besar.

"Pedoman atau desain rumah tahan gempa sesungguhnya sudah banyak tersedia, namun belum dijadikan sebagai dasar yang wajib bagi masyarakat atau semua pihak untuk membangun rumah tahan gempa" kata Sutopo Purwo Nugroho, dalam laman resmi BNPB.

Kerusakan umum pada rumah usai gempa

BNPB menyebutkan, rumah-rumah yang dibangun dengan dinding sederhana mengalami tipe kerusakan yang kurang lebih sama. Tipe-tipe kerusakan yang paling umum dialami rumah-rumah sederhana pasca-gempa antara lain:

  • Genteng runtuh;
  • Dinding terpisah pada pertemuan dua dinding;
  • Kehancuran pada pojok-pojok dinding;
  • Dinding retak di sudut-sudut bukaan;
  • Dinding retak diagonal;
  • Dinding roboh;
  • Kegagalan sambungan balok kolom;
  • Bangunan roboh.

Desain rumah tahan gempa

Salah satu desain rumah tahan gempa pernah dibangun usai gempa Lombok, Juli 2018 lalu. Rumah tahan gempa ini disebut rumah instan sederhana sehat (Risha) yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Pemukiman.

Rumah ini diklaim mudah dibangun dan layak huni. Risha memiliki konsep knock down yang dibangun dengan cara menggabungkan panel-panel beton dengan baut.

Dilansir dari laman resmi Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim), Risha diproduksi dengan sistem struktur pra-cetak. Komponen Risha terdiri atas tiga panel seberat kurang dari 47 kilogram. Panel yang ringan ini memungkinkan masyarakat umum membangun Risha dengan mudah tanpa banyak tenaga kerja maupun peralatan berat.

Mutu beton yang digunakan untuk membangun Risha adalah 24 Mpa atau K-275 dengan diameter rangka baja tulang 8 milimeter dan 6 milimeter. Untuk menyambung panel digunakan sambungan kering berupa mur baut dan plat 3 milimeter.

Belum tentu tahan tsunami

Rumah tahan gempa sudah banyak dipakai di negara-negara rawan gempa seperti Jepang dan Korea. Namun, rumah-rumah tersebut belum terbukti tahan tsunami. Direktur Pemetaan dan Evaluasi Bencana, Abdul Muhari menyebutkan, fakta itu ditemukan saat Jepang mengalami bencana tsunami pada 2011 lalu.

Meski bangunan tahan gempa memang aman, namun ketika diterjang tsunami, bangunan dapat tercabut dari pondasinya. Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa bulding fragility penting untuk dipelajari lebih lanjut sebagai rekomendasi tata ruang bangunan perumahan di sekitar pesisir. Selain itu, saat tsunami kapal berisiko menghantam pemukiman.

"Jika gelombang tsunami minimal 1.9m dengan kecepatan 2.10m, maka kapal akan terbawa, berapapun besarnya akan berpotensi floating dan terbawa ke darat dan terjadi damage. Ini yang harus kita waspadai" kata Abdul seperti dikutip Disaster Management Institute of Indonesia (DMII.)

Selain membangun perumahan rawan gempa, penting pula untuk mengupayakan mitigasi juga hazard map untuk kapal di area-area pesisir.

Baca juga artikel terkait RUMAH TAHAN GEMPA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Alexander Haryanto