Menuju konten utama

Apa Sebab Timnas Indonesia U-16 Gagal Lagi di Piala AFF?

Timnas U-16 belum sukses meraih prestasi terbaik di Piala AFF 2017. Dari tiga laga yang dilakoni, Timnas U-16 hanya bisa meraih satu poin. Langkah Indonesia terhenti setelah dihajar 3-7 oleh Australia, kemarin malam.

Apa Sebab Timnas Indonesia U-16 Gagal Lagi di Piala AFF?
Timnas Indonesia U-16. FOTO/Doc. PSSI

tirto.id - Timnas sepak bola Indonesia kembali mengalami kegagalan setelah dikalahkan oleh negara tetangga, Australia pada Kamis (13/11/2017) kemarin. Kali ini, di panggung Piala AFF U-15 Indonesia yang diwakili oleh Timnas U-16 asuhan Fakhri Husaini dipaksa gagal lolos ke semifinal setelah dilumat oleh Australia U-16 dengan skor telak 3-7.

Pada pertandingan yang berlangsung di IPE Campus Stadium tersebut sebenarnya lini depan Indonesia tampil baik. Bahkan, di awal pertandingan Garuda Asia terlebih dahulu unggul dua gol. Memanfaatkan umpan terobosan Brylian Aldama, penyerang Bagus Kahfi berhasil membobol gawang Australia.

Beberapa menit kemudian, Indonesia bahkan berhasil menggandakan keunggulannya. Lagi-lagi Bagus Kahfi yang kembali memaksa Jamie Signorello memungut bola dari gawangnya untuk kali kedua.

Sayangnya, keberhasilan taktik Timnas untuk mencuri poin dan di awal pertandingan tidak diimbangi dengan kekompakan pemain belakang dalam bertahan. Beberapa kali lini tengah Indonesia juga gagal mengalirkan bola dengan baik. Kurang maksimalnya lini belakang dan lini tengah Timnas ini juga diakui oleh sang pelatih.

"Pemain tengah kami tidak berjalan dengan baik. Pemain belakang juga saya kira kurang maksimal. Baiknya kinerja lini depan tidak diimbangi dengan pemain belakang kami," ujar Fakhri dalam keterangannya di situs resmi PSSI.

Celah-celah di lini tengah dan belakang inilah yang kemudian berhasil dimanfaatkan tim lawan dengan baik. Melalui serangan-serangan cepat, Australia berhasil mencuri lima gol dari Indonesia sebelum peluit turun minum ditiup oleh wasit. Tiga dari lima gol Australia bahkan hanya dicetak dalam kurun waktu lima menit.

Pada babak kedua, Indonesia tidak melakukan banyak perbaikan. Defisit kekalahan justru kian melebar setelah Australia mampu mencetak dua gol tambahan, sementara Indonesia hanya mampu membalas satu gol yang lagi-lagi dicetak oleh Bagus Kahfi.

Meski berhasil mencetak hattrick, Amiruddin Bagus Kahfi tidak bahagia terhadap pencapaiannya. Ia justru merasa sedih karena kekalahan telak atas Australia memastikan Garuda Asia gagal melangkah ke partai semifinal. Hal ini dikarenakan mereka baru berhasil mengoleksi satu poin dari hasil imbang melawan Myanmar di pertandingan pembuka.

“Meski begitu saya bisa mencetak tiga gol tapi belum dapat membantu tim membawa kemenangan,” ujar Bagus.

Penyerang bernomor punggung 20 tersebut menambahkan bahwa perasaan serupa juga dialami oleh teman-temannya. Namun, ia berjanji Timnas U-16 akan tetap menampilkan yang terbaik pada dua pertandingan sisa di Grup A, meskipun hal tersebut tidak akan meloloskan Indonesia ke semifinal.

“Kami tetap akan memberikan permainan terbaik kami di sisa pertandingan nanti. Saya dan teman-teman sudah berjanji," imbuhnya.

Mengulang Kegagalan Timnas U-19

Kegagalan Garuda Asia seolah mengulang luka lama Timnas Indonesia U-19 pada akhir tahun lalu. Kala itu, Sandi Pratama dan kawan-kawan gagal melangkah ke semifinal Piala AFF U-19 setelah ditaklukkan oleh tim yang sama. Bermain di stadion Vietnam YFTC, Indonesia dipaksa menyerah atas Australia dengan skor 3-1 pada Jumat (16/9/2016).

Kasus Timnas U-16 dan Timnas U-19 terasa semakin mirip jika melihat kepercayaan diri yang dibawa sebelum berangkat ke AFF. Jika tahun ini Garuda Asia datang ke Thailand membawa hasil meyakinkan pada Tien Phong Plastic Cup 2017, tahun lalu skuat U-19 asuhan Indra Sjafri juga membawa kepercayaan diri menyusul riwayat sang pelatih yang pernah membawa timnas U-19 menjuarai turnamen yang sama tiga tahun sebelumnya.

Dua kekalahan Timnas oleh Australia pada level usia yang berbeda membuktikan bahwa kondisi sepak bola di Indonesia dalam satu tahun terakhir masih belum mengalami perbaikan signifikan. Beban dan harapan yang kelewat besar menjadi faktor penghambat utama bagi performa Timnas Indonesia hampir di semua jenjang usia.

Hal ini pula yang nampaknya harus dijadikan pelajaran, baik untuk PSSI maupun seluruh pendukung Timnas. Saat ini, Timnas Indonesia U-19 sendiri sedang dipersiapkan untuk melakoni Piala AFF U-19 pada bulan September mendatang.

Meski masih berjarak beberapa bulan, pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri sudah sejak awal mewanti-wanti agar publik sepak bola Indonesia tidak terlalu membebani anak asuhnya dengan harapan berlebihan. Dari waktu ke waktu, Indra juga selalu menekankan agar anak asuhnya membiasakan diri untuk tidak terbawa hasil di masa lalu.

“Orang pasti berharap saya sukses lagi. Saya tidak mau anak-anak terbebani oleh beban yang harusnya saya pikul,” ujar Indra melalui keterangan resmi PSSI pada April lalu.

Indra Sjafri merupakan pelatih yang pernah membawa tim nasional U-19 Indonesia menjadi juara di Piala AFF U-19 pada tahun 2013. Ia sempat rehat dari Timnas U-19 untuk melatih klub Liga 1, Bali United.

Setelah kembali ditunjuk menjadi pelatih timnas U-19, Indra ditargetkan membawa Indonesia juara pada Piala AFF U-19 yang akan digelar bulan September 2017 mendatang.

Baca juga artikel terkait TIMNAS INDONESIA atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Reporter: Herdanang Ahmad Fauzan
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Agung DH