Menuju konten utama

Apa Saja Efek Samping Vaksin COVID-19 Pada Anak & Penjelasan Dokter

Nocebo menjadi peringkat kedua penyebab efek samping vaksin COVID-19 di Indonesia.

Apa Saja Efek Samping Vaksin COVID-19 Pada Anak & Penjelasan Dokter
Ilustrasi Vaksin Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) mengatakan bahwa faktor sugesti kecemasan (nocebo) menempati peringkat kedua sebagai efek samping vaksin COVID-19.

"Nocebo ini menjadi peringkat kedua penyebab efek samping vaksin COVID-19 di Indonesia. Walaupun angkanya masih sangat kecil sekali," kata Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari, seperti dilansir dari Antara.

Menurut keterangan WHO, kata Hindra, nocebo dikenal sebagai respons terkait stres imunisasi (Immunization stress-related response/ISRR) atau respons terhadap stres yang mungkin dirasakan beberapa individu saat menerima suntikan.

Sebelumnya, kondisi psikologi itu digambarkan sebagai Adverse Event After Immunization yang timbul dari kecemasan tentang imunisasi.

Menurut Hindra dari sekitar 300 juta dosis vaksin COVID-19 yang diberikan kepada masyarakat di Indonesia, nocebo menempati peringkat kedua terbanyak setelah faktor coincidence atau tidak terkait dengan vaksin yang diberikan.

"Faktor lainnya (penyebab KIPI) bisa karena faktor tidak dapat ditentukan dan kekeliruan prosedur, tapi di Indonesia tidak ada," katanya.

Saat ditanya terkait besaran angka nocebo di Indonesia, Hindra menyebut angkanya sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah peserta vaksinasi COVID-19 di Indonesia yang telah menembus 300 juta dosis.

"Kalau bicara angka sangat kecil, karena jumlah vaksin yang disuntikkan 300 juta dosis secara proporsi sangat kecil tapi nomor dua penyebab KIPI," katanya.

Menurutnya, gejala nonspesifik yang dialami peserta vaksinasi nocebo seperti sakit kepala dan kelelahan. Faktor psikologi nocebo dapat diantisipasi peserta vaksinasi di Indonesia dengan cara menghindar dari berbagai berita maupun kabar yang dapat memicu rasa cemas.

"Harus ada persiapan kalau mau vaksinasi, harus tenang, percaya diri, tidak harus lihat WhatsApp Group, berkegiatan seperti biasa, saat antre tidak lihat berita negatif dan setelah vaksinasi juga sama," katanya.

Selain itu, Hindra juga menyarankan peserta vaksinasi untuk berangkat ke lokasi penyuntikan bersama-sama dengan keluarga atau kolega dengan hati tenang dan kondisi tubuh yang sehat.

Tips mencegah terjadinya KIPI pada anak

Dokter Fitri Islamiyah dari RSA UGM Jogja mengatakan bahwa vaksin COVID-19 ibaratnya seperti perisai untuk melindungi kita dari penyakit COVID-19.

"Semakin tebal tentu semakin baik tapi semakin tebal tentu semakin berat. Kalau kita dikasi perisai yang tipis, ringan jadi mudah dibawa, ya melindungi sih, tapi dalam keadaan tertentu perisainya bisa retak. Kalau perisai yang bagus, tebel emang, tapi berat pasti, entah kita bawanya pegel karena berat banget, atau tangan kita sakit badan kita agak ketindih, ini analogi KIPI ya," kata Fitri menjelaskan.

Meski begitu, Fitri menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada reaksi alergi hebat akibat vaksin COVID-19 pada anak-anak.

"Sampai sekarang belum ada, reaksi anafilaktik (reaksi alergi hebat) pun saya blm ada datanya. Kalau vaksin lain ada," ujarnya.

Fitri juga menjelaskan terkait video yang diduga KIPI hingga menyebabkan kejang atau lumpuh menurutnya, manusia itu macem-macam jenisnya dalam merespons hal yang dipaparkan pada mereka.

Begitu juga dalam menanggapi rangsangan vaksin, vaksin ini termasuk rangsangan karena memaparkan kode genetik penyakit untuk merangsang munculnya kekebalan tubuh kita.

"Individu yang reaktif terhadap rangsangan dari luar, disebut individu hipersensitif. Harusnya kalau disuntik vaksin orang normal hanya merasakan nyeri di lokasi suntikan, atau maksimal bengkak, tapi individu hipersensitif bisa langsung sesak nafas, kejang bahkan memberi respons pingsan setelah diinjeksi," katanya.

"Tapi biasanya mereka sensitif tidak hanya pada vaksin aja, biasanya punya masalah alergi lain, itulah gunanya skrining, untuk memastikan aman," tambahnya.

Lantas bagaimana tips atau cara untuk mencegah terjadinya KIPI, berikut penjelasan Fitri.

a. Menjaga kondisi badan anak sehat sebelum vaksin

- Usahakan menggunakan baju yang nyaman, tidak ketat di bagian lengan sehingga mudah diakses dan tidak terjerat bagian sekitar lokasi suntikan

- Siapkan anak dalam kondisi prima, sudah sarapan sebelum berangkat vaksin, jika perlu mengkonsumsi vitamin sebelum hari vaksin

- Menghindari anak terlalu Lelah sebelum hari H vaksin, istirahat di rumah sebelum dan sesudah hari vaksin

b. Menjaga kondisi anak saat vaksin

- Siapkan anak dalam kondisi siap protokol kesehatan (menggunakan masker secara benar, sering mencuci tangan, dan tertib menjaga jarak dalam antrian vaksin)

- Sampaikan dengan jujur semua kondisi anak kepada petugas screening, agar segala kemungkinan alergi dapat dihindari dan ditanggulangi dari awal.

c. Menjaga kondisi anak pasca vaksin

- Setelah pulang anak diistirahatkan, tidak beraktifitas berlebihan untuk menjaga agar tidak muncul efek berlebihan dari paparan vaksin

- Usahakan orangtua siap dengan obat – obatan emergency semacam anti nyeri atau anti demam paracetamol dan tahu harus ke mana untuk melaporkan KIPI

- Sebagai informasi, setiap lokasi vaksin sudah memiliki jalur KIPInya sendiri – sendiri sehingga saat vaksin, tanyakan kemana harus melapor jika terjadi KIPI agar terlapor ke dinas terkait dan tertanggung biayanya oleh pemerintah

Baca juga artikel terkait EFEK SAMPING VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya