Menuju konten utama

Apa Penyebab Gempa di Kabupaten Batang Menurut Ahli Geologi?

Penjelasan mengenai gempa bumi yang melanda Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada hari ini dan apa yang harus dilakukan warga?

Apa Penyebab Gempa di Kabupaten Batang Menurut Ahli Geologi?
Ilustrasi Gempa. FOTO/Istockphoto

tirto.id - Gempa berkekuatan magnitudo 4,6 mengguncang sejumlah wilayah di Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada Minggu, 7 Juli 2024, pukul 14.35 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, bahwa titik gempa berada sebelah Barat Daya dan berpusat di Batursari, perbatasan Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan.

Gempa berkekuatan magnitudo 4,6 tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami, meski lokasi titik pusat gempa bumi terletak di daerah pantai.

Diketahui sejumlah bangunan mengalami kerusakan akibat gempa tersebut, seperti sejumlah rumah penduduk di Desa Lebo, Karangasem, Masjid Agung Batang, pendapa kabupaten, dan pasar Batang.

Hingga Senin, 8 Juli 2024 dini hari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyatakan, bahwa tidak ada korban jiwa. Namun, tercatat 9 warga mengalami luka-luka akibat tertimpa puing-puing reruntuhan bangunan rumah.

Penyebab Gempa di Kabupaten Batang, Jateng 7 Juli 2024

Ketua Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan, bahwa gempa yang terjadi di Batang pada 7 Juli 2024 merupakan gempa tektonik.

Daryono menjelaskan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi di Batang merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.

Menurutnya, kekuatan guncangan gempa bumi yang dirasakan di Batang dan Pekalongan mencapai III MMI, yakni getaran dapat dirasakan nyata dalam rumah, dan terasa seakan-akan ada truk yang melintas.

Kemudian, untuk kekuatan guncangan gempa bumi yang dirasakan di Kendal mencapai II MMI, yakni getaran yang dirasakan oleh beberapa orang, dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menjelaskan, gempa berkekuatan magnitudo 4,6 tersebut tidak menimbulkan tsunami meski titik pusat gempa berada di daerah pantai, sebab tidak terjadi deformasi dasar laut yang dapat memicu tsunami.

Menurut PVMBG, gempa magnitudo 4,6 tersebut juga tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya sesar permukaan, termasuk bahaya yang mengikutinya seperti retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, serta likuefaksi.

Data dari PVMBG, morfologi daerah yang terkena guncangan gempa bumi merupakan dataran pantai yang dibatasi oleh morfologi perbukitan pada bagian selatan dan tenggara.

Daerah tersebut tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D) pada wilayah dataran pantai, dan tanah keras (kelas C) pada wilayah perbukitan.

Selain itu, batuan pada wilayah terdampak tersusun oleh endapan Kuarter berupa endapan pantai dan formasi damar yang sebagian telah mengalami pelapukan dan bersifat urai, lunak, lepas, serta belum kompak.

Menurut PVMBG, kondisi tanah dan batuan di wilayah tersebut memperkuat efek guncangan sehingga rawan guncangan gempa bumi.

Apa yang Harus Dilakukan Warga Kabupaten Batang dan Sekitarnya?

Berdasarkan rekomendasi dari PVMBG, warga Batang dan sekitarnya yang terdampak gempa diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari petugas BPBD setempat.

Warga diimbau untuk tidak terpancing oleh kabar atau isu yang tidak bertanggung jawab terkait gempa bumi dan tsunami.

Meski demikian, warga juga harus tetap waspada terhadap gempa bumi susulan yang kekuatannya lebih kecil.

Sementara itu, untuk warga yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan diimbau untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman sesuai dengan arahan BPBD setempat.

Baca juga artikel terkait GEMPA BUMI atau tulisan lainnya dari Bintang Pamungkas

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Bintang Pamungkas
Penulis: Bintang Pamungkas
Editor: Dipna Videlia Putsanra