tirto.id - Sebuah kalimat, agar dapat mempunyai makna, diharuskan mempunyai pola. Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Kalimat terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan, kalimat dalam bahasa tulis memiliki pola dasar berupa Subyek + Predikat.
Struktur S+P ini dapat diperluas menjadi beberapa tipe struktur kalimat dengan menambahkan unsur-unsur selain subyek dan predikat.
Unsur-unsur lain tersebut seperti Obyek, Pelengkap, dan Keterangan. Lalu apa itu subjek, predikat, objek, dan keterangan?
Subjek
Subjek merupakan kata yang memenuhi fungsi dalam kalimat sebagai pokok kalimat. Subjek dapat berupa kata benda (nomina), kelompok kata benda (frasa nominal), atau klausa.
Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya apa atau siapa karena subjek berisi keterangan siapa yang menjadi "pelaku" dalam sebuah kalimat. Contoh:
- Aku pergi memancing.
- Siapa yang pergi memancing? (jawabnnya adalah “Aku” yang merupakan subjek)
Predikat adalah unsur utama dalam kalimat. Fungsi predikat dalam bahasa Indonesia dapat diisi dengan kata kerja (verba) atau kumpulan kata kerja (frasa verbal); kata sifat (adjektiva) atau kumpulan kata sifat (frasa adjektival); dan kata benda (nomina) atau kumpulan kata benda (frasa nominal).
Predikat mempunyai ciri dapat diingkarkan. Jika fungsi predikat diisi dengan kata kerja, maka dapat dinegasikan dengan menambahkan kata “tidak”.
Sedangkan, jika fungsi predikat diisi dengan kata benda, maka dapat dinegasikan dengan menambahkan kata “bukan”.
- Tono memakan semua makanan yang tersisa.
- Tono (tidak) memakan semua makanan yang tersisa.
Objek
Objek merupakan unsur kalimat yang kehadirannya begantung pada jenis predikat yang mendahuluinya. Objek harus dimunculkan jika sebuah kalimat menggunakan predikat berupa kata kerja transitif.
Verba transitif dapat kita kenali jika kata tersebut menggunakan imbuhan meng, meng-...-i, dan meng-...-kan. Contoh:
- Tini mengatakan.
- Tini mengatakan bahwa esok ia akan pergi ke Bandung.
Objek juga punya ciri lain berupa tak boleh diawali dengan preposisi (selain di, ke, dari). Jika didahului dengan preposisi, maka predikat akan menjadi frasa proposisional dan frasa preposisional tak dapat menjadi objek.
Keterangan
Sedangkan Keterangan adalah unsur kalimat yang keberadaannya bersifat opsional atau tidak wajib. Keterangan dapat diisi dengan nomina atau frasa nominal; frasa numeral; frasa preposisional; atau adverbia. Keterangan wajib adanya hanya jika menjadi bagian dari predikat.
- Aktor senior itu meninggal dunia kemarin malam.
- Rumahku menghadap ke timur.
Tanpa keterangan, kalimat tersebut tetap gramatikal. Sedangkan, pada contoh kalimat kedua, keterangan “ke timur” menjadi bagian dari predikat dan menghilangkannya akan membuat kalimat tidak gramatikal.
Bagaimana Cara Membedah Kalimat?
Mengurai kalimat-kalimat yang ada dapat berguna untuk mencari tahu apakah sebuah kalimat sudah gramatikal atau belum.
Dengan mengurainya, kita juga dapat mengklasifikasikan sebuah kalimat dalam jenis-jenis kalimat yang ada. Mengurai struktur kalimat dapat dilakukan dengan menganalisis kategori, fungsi, dan peran unsur pembentuk kalimat.
Analisis kategori maksudnya adalah mengelompokkan kata-kata pembentuk kalimat menurut kelas katanya. Analisis fungsi mengurai kalimat berdasarkan fungsi subjek, predikat, objek, dan keterangan seperti yang sudah di jelaskan di atas.
Sedangkan analisis peran adalah mengurai sebuah kalimat berdasarkan makna dari tiap unsur pembentuknya.
Cara menganalisis unsur pembentuk kalimat dapat dilakukan dengan membuat tabel seperti di bawah ini.
- Laila mencari adiknya seharian (Kalimat yang dianalisis)
- Nomina Verba Nomina Nomina (Kelas kata)
- Subjek Predikat Objek Keterangan (Fungsi)
- Pelaku Transitif Penderita Keterangan waktu (Peran)
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Yandri Daniel Damaledo