tirto.id - Perkecambahan merupakan sebuah proses metabolisme biji hingga bisa menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikula).
Sementara itu, proses perkecambahan benih adalah sebuah rangkaian yang komplek dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia.
Sebagaimana yang dilansir dari modul Praktikum Teknologi Produksi Benih, metabolisme perkecambahan melewati beberapa tahapan, di antaranya:
• Perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih, sehingga melunakkan kulit biji dan hidrasi dari protoplasma
• Pada tahapan kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim, serta naiknua tingkat respirasi benih
• Tahap ketiga akan terjadi penguraian bahan-bahan karbohidrat, lemak, dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik tumbuh
• Kemudian, asimilasi dari bahan yang telah diuraikan tadi di daerah merismatik untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponan dan pertumbuhan sel-sel baru
• Tahap terakhir, pertumbuhan kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran, dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Sementara itu, daun belum berfungsi sebagai organ untuk fotosintetis. Oleh sebab itu pertumbuhan kecambah sangat bergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji.
Tipe Perkecambahan
Melansir modul Biologi untuk kelas XII, berikut tipe perkecambahan:
1. Hipogeal (hypogeus)
Pada tipe hipogeal, kotiledon tetap berada di dalam tanah. Sementara itu, pluma terbawa ke atas tanah karena pertumbuhan memanjang pada bagian epikotil.
Hal ini disebabkan pertumbuhan hipokotilnya sangat sedikit atau tidak memanjang, sehingga kotiledonnya tetap berada di dalam testa, dengan tunas muda dan akar akan muncul dari dalam biji.
Misalnya : pohon palem (palmae sp) dan jagung (zea mays)
2. Epigeal (epigeous)
Pada tahap epigeal, kotiledon terangkat ke atas tanah karena adanya pertumbuhan memanjang pada bagian hipokotil. Kotiledon akan muncul sebagai keping biji hijau.
Hipokotil akan berbentuk kait dan ujungnya plumula terletak di antara dua keping biji. Hal ini bertujuan supaya ujung plumula terlindungi dari kerusakan akibat abrasi tanah.
Misalnya: kacang merah (phaselous vulgaris) dan kubis (brassica aloeraceae)
Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan
Menurut Sutopo faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih dibedakan menjadi dua, yakni faktor dalam dan faktor luar. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Faktor Dalam
• Tingkat kemasakan benih
Jika benih dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai, maka akan tidak memiliki viabilitas yang tinggi. Sebab yang belum masak tidak memiliki cadangan makanan yang cukup untuk metabolisme perkecambahan
• Hormon
Hormon merupakan stimulan dalam proses metabolisme, jika hormon dalam biji tercukupi maka dapat memberikan kemampuan dinding sel untuk mengembang sehingga sifatnya menjadi elastis. Hal ini mempermudah imbibisi dan mempercepat perkecambahan.
• Ukuran benih
Semakin besar ukuran biji, diasumsikan memiliki cadangan makanan yang lebih banyak dibading dengan biji yang kecil. Sehingga semakin besar biji, maka metabolisme perkecambahan akan berjalan baik.
• Dormanasi
Suatu keadaan pertumbuhan yang tertunda atau keadaan istirahat. Hal ini mempengaruhi proses perkecambahan. Jika dormanasi benih berlangsung lama, maka percambahan semakin lambat.
2. Faktor Luar
• Air
Berfungsi sebagai pelunak kulit biji, melarutkan cadangan makanan, sarana transportasi, serta bekerja sama dengan hormon mengatur elurgansi (pemanjangan) dan pengembangan sel.
• Cahaya
Kebutuhan biji terhadap cahaya untuk perkecambahan tiap tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis tanamannya.
Perkecambahan biji yang kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yakni terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil dan kecambah berwarna pucat dan lemah.
• Temperatur
Temperatur optimal bagi kebanyakan benih yaitu 80ºF hingga 95ºF (20,5ºC sampai 35ºC). Jika temperatur di bawah atau di atas optimum akan terjadi kegagalan metabolisme kecambah.
• Oksigen
Oksigen diperlukan untuk proses respirasi. Jika pasokan oksigen terbatas akan menghambat perkecambahan benih.
• Media tanam
Media tanam yang baik harus bersifat fisik yang baik, gembur, dapat menyimpan air, dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan “damping off”.
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Yandri Daniel Damaledo