Menuju konten utama

Apa Itu Pride Month yang Dirayakan Bulan Juni & Alasan Perayaan

Alasan dirayakan Pride Month adalah untuk mengenang perjuangan hak-hak kelompok LGBTQ+ di seluruh dunia yang secara masif berawal di AS.

Apa Itu Pride Month yang Dirayakan Bulan Juni & Alasan Perayaan
Parade Gay Pride di London, Inggris (25/6/2015). Getty Images/iStock Editorial

tirto.id - Pride Month adalah perayaan keberagaman seksual yang dirayakan sepanjang Juni setiap tahunnya. Tahun ini, adalah perayaan Pride Month ke 53, sejak perayaan pertama yang digelar pada 1970 silam.

Perayaan ini didedikasikan untuk melawan rasa malu dan stigma sosial yang kerap dirasakan oleh kelompok LGBTQ+. Selain itu, Pride Month menjadi momen seruan gerakan perjuangan hak LGBTQ+ setiap tahunnya.

LGBTQ+ adalah singkatan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender, sedangkan '+' adalah simbol inklusif yang berarti 'dan lainnya' untuk mencakup orang-orang dari semua identitas.

Melansir laman UCSF Benioff Children’s Hospital, perayaan Pride Month adalah sebuah gerakan yang pertama kali digelar di Amerika Serikat (AS), yang awalnya terjadi untuk memprotes diskriminasi dan kekerasan yang terjadi pada komunitas LGBTQ+.

Pride Month biasanya dirayakan dengan menggelar pawai, piknik, pesta, lokakarya, symposium, hingga konser musik.

Alasan Dirayakan Pride Month di Bulan Juni

Alasan dirayakan Pride Month adalah untuk mengenang perjuangan hak-hak kelompok LGBTQ+ di seluruh dunia yang secara masif berawal di AS.

Perjuangan terhadap hak-hak LGBTQ+ di AS dimulai sejak tahun 1924 oleh Henry Gerber. Namun, peristiwa yang menjadi pemicu gerakan hak-hak LGBTQ terjadi pada Juni 1969 di Greenwich Village, New York City, tepatnya di Stonewall Inn.

Menurut laporan dari Britannica, pada dini hari tanggal 28 Juni, polisi menggerebek bar tempat komunitas LGBTQ+ berkumpul, menangkap para karyawan dengan alasan karena menjual minuman keras tanpa izin, dan melakukan kekerasan pada pengunjung.

Pada saat bersamaan, di luar bar banyak orang menyaksikan aksi kekerasan dan tindakan tidak berprikemanusiaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Kala itu, kekerasan pada kelompok LGBTQ+ memang kerap terjadi, tapi banyak orang memilih bungkam dan tidak memprotes.

Namun, peristiwa di Stonewall Inn adalah titik balik, saksi mata yang biasanya diam saja, melakukan perlawanan, mereka mencemooh polisi dan melempari mereka dengan koin, botol dan puing-puing.

Perlawanan ini memaksa polisi untuk membuat barikade di dalam bar sambil menunggu bala bantuan. Meskipun bala bantuan polisi sudah datang, mereka tidak berhasil memadamkan amarah massa.

Kerusuhan tersebut terus berlangsung selama enam hari berurut-turut. Peristiwa kerusuhan di Stonewall kemudian juga disebut dengan istilah pemberontakan Stonewall.

Peristiwa di Stonewall memberikan percikan api yang menyulut gerakan hak-hak LGBTQ di Amerika Serikat di tahun-tahun selanjutnya.

Pada Konferensi Regional Timur Organisasi Homoseksual di Philadelphia pada 2 November 1969, ide pawai sebagai tanggapan atas peristiwa Stonewall diusulkan.

Dijadwalkan pada 28 Juni 1970, bertepatan dengan perayaan pertama kerusuhan Stonewall, pawai ini dinamai Pawai Hari Pembebasan Christopher Street yang diambil dari nama jalan yang menjadi pusat komunitas LGBTQ di New York City dan tempat pawai dimulai.

Pawai tersebut dimulai dengan hanya beberapa ratus orang peserta pawai. Kemudian, jumlah itu bertambah mencapai 1.000 – 2.000 orang. Lalu, saat pawai berakhir, 51 blok ke arah utara di Sheep Meadow, Central Park, jumlah peserta pawai bertambah secara dramatis, karena banyak orang yang bergabung dengan pawai sebagai bentuk solidaritas, mereka meneriakkan slogan-slogan seperti "Katakan dengan jelas, katakan dengan lantang. Gay itu baik, gay itu membanggakan."

Pawai di New York itu adalah pawai pertama di dunia yang mengadvokasi hak-hak kaum gay. Setelah itu, Gay Pride, atau LGBTQ Pride, secara umum dirayakan di Amerika Serikat pada Minggu terakhir di Juni.

Pride Month secara resmi diakui oleh pemerintah AS ketika Presiden Bill Clinton mendeklarasikan Juni 1999 sebagai " Gay and Lesbian Pride Month."

Kemudian, Presiden Barack Obama menyatakan Juni sebagai "LGBTQ Pride Month," dan Presiden Joe Biden memperluas perayaan ini menjadi " Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, and Queer (LGBTQ+) Pride Month.

Tidak hanya di AS, perayaan Pride Month di bulan Juni juga dirayakan di banyak negara di berbagai belahan dunia.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari