Menuju konten utama

Apa Itu Parentifikasi pada Anak, Ciri-Ciri, dan Dampaknya?

Mengetahui apa itu parentifikasi pada anak, bagaimana ciri-cirinya, dan apa saja dampaknya?

Apa Itu Parentifikasi pada Anak, Ciri-Ciri, dan Dampaknya?
Ilustrasi parentifikasi pada Anak. foto/Istockphoto

tirto.id - Parentification atau parentifikasi banyak ditemui di sekitar kita, bahkan mungkin terjadi dalam keluarga sendiri.

Anak-anak yang diberikan tanggung jawab menggantikan tugas orang tua, atau malah menjadi pengurus orang tuanya adalah salah satu bentuk parentifikasi.

Pengertian parentification atau parentifikasi melansir laman Medical News Today adalah seorang anak yang diberikan tanggung jawab tidak sepantasnya, mengingat usia dan kemampuan mereka.

Tanggung jawab ini dapat mencakup tugas-tugas praktis contohnya membayar tagihan, atau dukungan emosional seperti bertindak sebagai orang kepercayaan atau bertindak sebagai pengganti orang tua.

Apa Dampak Parentifikasi?

Parentifikasi dapat memberi efek negatif bagi seorang anak, misalnya mereka mungkin mengalami kecemasan, depresi atau efek psikologis lain, bahkan efek terhadap fisiknya. Dampaknya bisa berlangsung dalam jangka panjang bahkan berlanjut sampai dewasa.

Akan tetapi parentifikasi juga bisa memberi efek positif bagi anak, misalnya membangun ketahanan mental dan kompetensi pada diri mereka.

Secara keseluruhan, parentifikasi terhadap seorang anak yang disesuaikan dengan usia dan kemampuannya dapat meningkatkan kemampuan diri, jika efek negatif yang dialami dibantu untuk diminimalisir dengan terapi.

Penyebab Parentifikasi

Parentifikasi yang berupa pembalikan peran anak dan orang tua, misalnya orang tua yang terlalu mengandalkan anak mereka untuk menggantikan tugas-tugas orang tua. Padahal semestinya anak lah yang harus diberi dukungan emosional dan sedikit tanggung jawab.

Tanggung jawab orang tua semisal membesarkan anak-anak, sering dibebankan pada anak tertua untuk ikut dalam tanggung jawab pengasuhan saudaranya.

Mengelola rumah tangga juga menjadi tanggung jawab orang tua yang sering dipaksa dialihkan kepada anak yang sebenarnya masih di bawah usia tanggung jawab. Hal ini kerap di luar kemampuan anak.

Parentifikasi dapat terjadi ketika sistem keluarga mengalami tingkat stres tinggi, dan orang tua tidak dapat melakukan tugas sebagai orang tua. Mengutip Healthline, penyebabnya bisa berupa orang tua yang mengalami:

    • Penyalahgunaan narkoba, termasuk gangguan penggunaan alkohol
    • Perceraian orang tua/salah satu orang tua meninggal
    • Ketidakstabilan ekonomi
    • Pengabaian terus-menerus akibat pengalaman buruk orang tua di masa kecil
    • Cacat fisik atau sakit
    • Pelecehan fisik atau seksual

Jenis- Jenis Parentifikasi

Parentifikasi bisa berfokus kepada anak yang mengasuh atau mengambil alih tanggung jawab orang tuanya, atau anak yang harus mengasuh saudara kandungnya. Kedua jenis parentifikasi ini dapat bersifat instrumental, emosional atau keduanya.

Penting diingat bahwa dalam kasus parentifikasi, tugas yang dipikul anak tidak sesuai dengan usianya, serta terlalu berlebihan.

Misalnya dalam parentifikasi emosional adalah ketika anak harus mengambil tanggung jawa menengahi konflik antar anggota keluarga/konflik antar orang tua.

Sedangkan dalam parentifikasi instrumental adalah ketika anak harus melakukan tugas orang tua seperti membayar tagihan rumah tangga dan mencari nafkah.

Parentifikasi yang berfokus pada orang tua

Kondisi ketika anak-anak harus melakukan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan orang tuanya seperti:

1. Bekerja dan mencari nafkah

2. Mengatur keuangan

3. Bertindak sebagai orang kepercayaan (menggantikan peran ayah atau ibu)

4. Memberi kenyamanan kepada anggota keluarga lain

5. Menengahi konflik antar anggota keluarga lain.

Parentifikasi yang berfokus pada saudara kandung

Kondisi ketika anak mungkin memiliki tanggung jawab yang tidak pantas terhadap saudaranya seperti:

1. Menjadi pengasuh utama terhadap satu atau lebih satu saudara kandung. Misalnya saudara kandung sakit atau punya kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan ekstra

2. Memandikan, memakaikan pakaian, memberi makan saudara kandung

3. Memberi kenyamanan dalam kondisi sulit.

Ciri-Ciri Anak yang Mengalami Parentifikasi

Ada beberapa ciri yang mungkin tampak ketika seorang anak mengalami parentifikasi antara lain:

    • Depresi
    • Kecemasan
    • Hiperaktif
    • Perilaku mengganggu/antisosial
    • Agresi
    • Pemalu
    • Perasaan terisolasi
    • Gangguan dalam hubungan interpersonal
    • Penyalahgunaan narkoba
    • Gejala fisik seperti kelelahan
    • Prestasi sekolah menurun, dan lainnya.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yandri Daniel Damaledo