tirto.id - Britney Spears mengaku menjalani konservatori selama 13 tahun. Penyanyi ternama asal Amerika Serikat itu ingin agar konservatori terhadap dirinya diakhiri. Apa itu konservatori yang dialami Britney Spears?
“Aku hanya ingin hidupku kembali,” kata penyanyi berusia 39 tahun ini mengakhiri pidato emosional 23 menitnya di Los Angeles, Amerika Serikat, Rabu (23/6/2021) lalu.
Selama 13 tahun terakhir, pengadilan telah memberi hak konservatori atau hak perwalian Britney kepada ayahnya, yakni Jamie Spears.
Akibatnya, Britney Spears tidak diperbolehkan mengelola keuangannya sendiri, merasa dipaksa bekerja saat ia sedang tak ingin, bahkan ia merasa dilarang menikah serta punya anak oleh ayahnya tersebut.
Apa Itu Konservatori?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konservatori adalah ruang kaca tempat memelihara tanaman (supaya tidak terpengaruh perubahan udara atau cuaca, seperti dalam pembibitan).
Mengutip laman vulture.com, makna konservatori menurut Pengadilan Tinggi California adalah konsep hukum di Amerika Serikat yang memungkinkan hakim untuk memberikan wali (atau beberapa wali) kontrol penuh atas keuangan individu jika orang tersebut secara fisik atau mental tidak dapat mengelolanya sendiri.
Wali tersebut disebut konservator. Seorang konservator bertanggung jawab atas harta benda (kekayaan dan aset) orang yang dikelola.
Artinya, dalam konteks kasus Britney Spears, bahwa konservator yang tidak lain adalah ayahnya sendiri berhak mengelola dan mengatur kehidupan sehari-harinya, termasuk memutuskan segala sesuatunya.
Ada juga konservatori terbatas bagi mereka yang dapat membuat keputusan penting untuk diri mereka sendiri. Banyak konservator adalah orang tua dari orang dewasa yang mengalami masalah mental, lansia, atau penderita demensia.
Akan tetapi, belakangan banyak kritik terkait pemberian hak konservatori kepada wali lantaran sangat rawan diselewengkan. Contohnya adalah kasus Britney Spears.
Britney Spears merasa ayahnya sudah menyalahgunakan hak tersebut untuk memonopoli harta kekayaannya dan mengontrol hidupnya itu untuk memperkaya diri sendiri.
Biasanya, hakim di pengadilan tidak mengizinkan wali untuk memaksa perawatan medis pada konservatori dan biasanya tidak sementara, kecuali keadaan darurat menempatkan orang tersebut dalam risiko.
Kasus Konservatori Britney Spears
Dikutip dari BBC.com, Jamie Spears mengajukan petisi ke pengadilan Los Angeles pada Februari 2008 untuk diberi otoritas hukum atas kehidupan putrinya, Britney. Alasannya, Jamie merasa khawatir atas kesehatan mental Britney yang kala itu memang sedang terapi psikiater.
James Spears dan seorang pengacara bernama Andrew Wallet ditunjuk sebagai konservator Britney serta kekayaannya sebesar 60 juta dolar AS. Hak tersebut awalnya bersifat sementara, namun berubah jadi permanen sejak Oktober 2008.
Akan tetapi, beberapa bulan kemudian, Britney Spears sudah bisa kembali bekerja normal dan syuting film dokumenter, juga merilis album "Circus" pada November 2008.
Hak tersebut tetap dipegang James Spears yang membuat Britney harus meminta ayahnya untuk menandatangani setiap keputusan besar yang dia buat, mulai dari bisnis, kesehatan, hingga pemungutan suara, dan pernikahan.
New York Times pada 2016 bahkan menulis pembelian terkecil yang dilakukan Britney Spears juga akan dilacak.
Setelah 13 tahun berlalu, Britney Spears ingin pengadilan membatalkan hak konservatori yang sudah mengontrol kehidupan pribadi dan keuangannya selama ini.
Menurut Britney, ia bahkan diharuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi dan ayahnya selalu mencegah pernikahannya.
Dalam persidangan dalam pengajuan pembatalan hak tersebut, Britney mengaku mengalami trauma dan shock atas konservatori yang ia alami selama ini.
Mengapa selama ini ia terkesan diam saja terhadap hak perwalian ayahnya dan baru protes setelah 13 tahun? Di laman Instagramnya Britney menulis bahwa alasannya adalah pride atau "kehormatan".
Britney Spears juga meminta maaf kepada penggemarnya jika selama ini ia memperlihatkan bahwa hidupnya seakan baik-baik saja.
"Saya melakukannya karena harga diri saya dan saya malu untuk membagikan apa yang terjadi pada saya,” sebutnya.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Iswara N Raditya