Menuju konten utama

Apa Itu KHGT-Wujudul Hilal & Puasa Muhammadiyah Berapa Hari?

Jadwal puasa PP Muhammadiyah pada 2025, berbeda dengan KHGT merupakan keluaran Muhammadiyah sendiri. Simak alasan, serta pengertian KHGT & wujudul hilal.

Apa Itu KHGT-Wujudul Hilal & Puasa Muhammadiyah Berapa Hari?
Muhammadiyah. wikimedia commons domain publik

tirto.id - Muhammadiyah menetapkan puasa pertama Ramadhan 1446 jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Melalui keputusan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, organisasi masyarakat (Ormas) keIslaman ini dipastikan akan berpuasa selama 30 hari pada 2025.

Keputusan puasa 30 hari yang dimulai Sabtu 1 Maret 2025 tersebut tertuang dalam Nomor 1/MLM/I.0/E/2025. Maklumat itu telah ditetapkan di Yogyakarta pada 28 Januari 2025 dan diumumkan dalam konferensi pers pada Rabu, 12 Maret 2025, juga di Jogja.

Muhammadiyah masih menetapkan puasa tahun ini dengan metode hisab hakiki wujudul hilal, atau metode lama mereka. Menariknya, melalui metode tersebut, jadwal puasa tahun ini ternyata berbeda dengan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) 1446 H, yang juga dikeluarkan Muhammadiyah. Sebab dalam KHGT, puasa tahun ini seharusnya hanya 29 hari.

“Menurut KHGT Muhammadiyah, Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H jatuh pada Ahad, 30 Maret 2025,” seperti tulis Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, pada 5 Januari 2025.

Perbedaan itu sedikit memunculkan pertanyaan, utamanya umat Muslim kalangan Muhammadiyah. Lantas, apa perbedaan KHGT dan hisab hakiki wujudul hilal? Lantas kenapa puasa Muhammadiyah dari keputusan PP berbeda dengan kalendernya sendiri?

Muhammadiyah Masih Tetapkan Jadwal Puasa 2025 dengan Wujudul Hilal

Hisab hakiki wujudul hilal merupakan metode penetapan hari-hari penting Islam dari Muhammadiyah. Metode ini yang kerap kali membuat Muhammadiyah memiliki jadwal puasa berbeda dengan pemerintah.

Sebab, pemerintah menggabungkan metode hisab (perhitungan) dengan rukyat (pengamatan) hilal. Rukyat dalam metode pemerintah, dilakukan pada 29 Syaban atau 1-2 hari sebelum puasa.

Muhammadiyah menetapkan Ramadhan hanya mengacu pada hisab. Selain kerap berbeda hari, Muhammadiyah juga bisa lebih dulu menetapkan hari penting Islam –seperti Ramadhan– dibanding pemerintah.

Melansir laman resmi Muhammadiyah, pada dasarnya metode hisab dilakukan dengan menghitung posisi-posisi geometris benda-benda langit guna menentukan penjadwalan waktu di muka bumi. Sehingga, hal itu membuat perhitungan awal bulan kamariah (bulan dalam kalender yang berpatokan pada bulan-benda langit) dan penanggalan.

Hisab hakiki wujudul hilal sendiri merupakan suatu metode pengembangan dari hisab-hisab lain. Misalnya, ada dikenal hisab urfi, yang perhitungannya hanya didasarkan pada peredaran bulan dan bumi secara rata-rata dalam mengelilingi matahari.

Kelemahan dari hisab urfi ialah umur bulan menjadi tetap, yakni pematokan hari dalam bulan-bulan Hijriah sebanyak 30 hari untuk bulan ganjil (bulan ke-1, 3, 5, 7, 9, 11) dan 29 hari untuk bulan genap (bulan ke-2, 4, 6, 8, 10, 12), secara terus menerus dalam satu tahun, kecuali bulan Zulhijah pada tahun kabisat berjumlah 30 hari.

Sedangkan, hisab hakiki wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah, dilakukan dengan mengacu gerak faktual bulan di langit. Alhasil, waktu bermula dan berakhirnya bulan (waktu), harus berdasarkan pada kedudukan atau perjalanan bulan (benda langit). Menurut metode hisab hakiki, bulan dan matahari harus sebenar-benarnya dan setepat-tepatnya berdasarkan kondisi kedua objek langit itu.

Dalam hisab hakiki wujudul hilal, bulan (waktu) selanjutnya, ditentukan berdasarkan pada posisi bulan (benda langit) pada hari ke-29. Misalnya, jika bulan ke-29 Syaban sudah memenuhi kriteria wujudul hilal, maka keesokan harinya ditetapkan sebagai 1 Ramadhan dan Syaban berakhir 29 hari. Sebaliknya, jika kriteria tidak terpenuhi di hari ke-29 Syaban, maka 1 Ramadhan ditetapkan jatuh pada lusa, sedangkan Syaban digenapkan menjadi 30 hari.

Ada 3 kriteria bulan baru dalam hisab hakiki wujudul hilal. Ketiga syarat itu, pertama telah terjadi ijtimak. Kedua, ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam. Serta ketiga, pada saat matahari terbenam bulan (benda langit) masih di atas ufuk. Syarat itu harus dipenuhi seluruhnya untuk menetapkan bulan baru keesokan harinya.

Metode ini yang membuat Muhammadiyah menggenapkan puasa selama 30 hari pada 2025. Sebab, ketiga syarat wujudul hilal itu tidak terpenuhi pada Sabtu, 29 Ramadhan (29 Maret 2025). Ahlasil, Ramadhan Muhammadiyah pada 2025 digenapkan menjadi 30 hari hingga bulan Syawal jatuh pada 31 Maret 2025.

Berikut ini rincian hari puasa dan lebaran Muhammadiyah tahun 2025 (1446), berdasarkan Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 yang berpedoman pada metode hisab hakiki wujudul hilal:

Hari Pertama Puasa Muhammadiyah (1 Ramadhan) pada 1 Maret 2025. Dasarnya:

  • 1. Pada hari Jumat Legi, 29 Syakban 1446 H bertepatan dengan 28 Februari 2025 M, ijtimak jelang Ramadan 1446 H terjadi pada pukul 07:46:49 WIB (syarat 1 terpenuhi)
  • 2. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta (f / -07° 48¢ LS dan l / 110° 21¢ BT) / +04° 11¢ 08² atau hilal sudah wujud. (Syarat 2 terpenuhi)
  • 3. Pada saat Matahari terbenam, Jumat, 28 Februari 2025 M, di seluruh wilayah Indonesia Bulan berada di atas ufuk atau hilal sudah wujud. (Syarat 3 terpenuhi)
  • 4. Karena 3 syarat terpenuhi, maka diputuskan Ramadhan 2025 jatuh keesokan hari setelah 29 Syaban. Adapun 29 Syaban jatuh pada 28 Februari 2025 dan 1 Ramadhan pada 1 Maret 2025.
Hari Lebaran Muhammadiyah (1 Syawal) pada 31 Maret 2025. Dasarnya:

  • 1. Pada hari Sabtu Kliwon, 29 Ramadan 1446 H bertepatan dengan 29 Maret 2025 M, ijtimak jelang Syawal 1446 H terjadi pada pukul 17:59:51 WIB. (syarat 1 tidak terpenuhi)
  • 2. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta (f / -07° 48¢ LS dan l / 110° 21¢ BT) / -01° 59¢ 04² atau hilal belum wujud. (syarat 2 tidak terpenuhi)
  • 3. Pada saat Matahari terbenam, Sabtu, 29 Maret 2025 M, di seluruh wilayah Indonesia Bulan berada di bawah ufuk atau hilal belum wujud). (syarat 3 tidak terpenuhi)
  • 4. Karena ketiga syarat tidak terpenuhi, maka Idulfitri atau 1 Syawal 2025 Muhammadiyah ditetapkan jatuh lusa hari setelah 29 Ramadhan. Tanggal 29 Ramadhan jatuh pada 29 Maret, sedangkan lusa harinya jatuh pada 31 Maret 2025.

Muhammadiyah Belum Pakai KHGT & Alasan

Keputusan Muhammadiyah berpuasa 30 hari berdasarkan Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 (metode hisab hakiki wujudul hilal), ternyata berbeda dengan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) 1446 H yang menjadwalkan puasa 2025 berlangsung 29 hari saja.

Padahal, baik hisab hakiki wujudul hilal maupun KHGT, merupakan 2 produk Muhammadiyah. Hisab hakiki wujudul hilal adalah metode lama Muhammadiyah. Sedang, KHGT sendiri dikeluarkan Muhammadiyah pada 2024 dan diedarkan melalui Suara Muhammadiyah.

KHGT juga dipakai Muhammadiyah sejak 1 Muharram 1446 (2024-2025), melalui keputusan yang diambil dalam Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih ke-32 yang diselenggarakan pada 23-25 Februari 2024 di Pekalongan.

Namun Muhammadiyah punya alasan terkait perbedaan hisab hakiki wujudul hilal dan KHGT, saat keduanya sama-sama digunakan pada 2025. Muhammadiyah disebutkan telah meralat keputusan pada awal tahun 2025.

Keputusan terbaru ialah diambil dalam Rapat PP Muhammadiyah yang diselenggarakan pada 22 Januari 2025 M di Yogyakarta. Bahwa, PP Muhammadiyah memutuskan: KHGT baru akan digunakan secara resmi mulai 1 Muharram 1447 H, atau bertepatan dengan puasa dan lebaran 2026.

Apa Itu KHGT & Perbedaan dengan Wujudul Hilal?

Melansir laman Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah (Jateng), KHGT dan hisab hakiki wujudul hilal sebenarnya cukup mirip. Keduanya sama-sama menggunakan metode hisab hakiki.

Perbedaan kedua metode itu, ialah wujudul hilal berorientasi nasional (berlandaskan konsep wilayätul hukmi). Sebaliknya, KHGT berorientasi global (berlandaskan konsep ittihad al-matäli’).

KHGT inilah yang nantinya akan jadi metode baru penentuan hari-hari penting Islam pada tahun-tahun berikutnya. KHGT merupakan wacana lama dari ormas yang berinduk di Yogyakarta ini.

Sebab, desas-desus Muhammadiyah telah mendukung penerapan KHGT dilakukan melalui keputusan Muktamar Ke-47 di Makassar pada 2015. Melansir Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, wacana itu ditegaskan kembali dalam Muktamar Ke-48 di Solo pada 2022. Dengan KHGT, Muhammadiyah berkomitmen mendukung sistem kalender internasional yang unifikatif untuk menyatukan hari-hari ibadah.

Disebutkan, KHGT mengadopsi konsensus internasional, yang disepakati dalam Kongres Penyatuan Kalender Hijriah di Istanbul pada 2016. Parameter utama KHGT adalah seluruh bumi sebagai satu matlak (1 zona waktu). Ketinggian bulan minimal 5°, dan elongasi 8° sebelum pukul 00:00 UTC. Maka dari itu, Muhammadiyah berpandangan KHGT dianggap lebih universal dibandingkan kalender berbasis lokal.

Link Download Kalender KHGT Muhammadiyah 1446 H (2025)

KHGT sudah dikeluarkan dan diedarkan Muhammadiyah pada 1446 (2024-2025). Namun sebagai catatan lain, penentuan hari-hari penting Islam –seperti puasa dan lebaran– belum ditetapkan melalui KHGT pada 2025. Berikut ini tautan download KHGT Muhammadiyah 2025:

Link Download Kalender KHGT Muhammadiyah 1446 H (2025)

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2025 atau tulisan lainnya dari Dicky Setyawan

tirto.id - Edusains
Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Fitra Firdaus