Menuju konten utama

Apa Itu Hydrophobia Rabies, 6 Gejala, Kenapa Rabies Takut Angin?

Pasien yang terinfeksi virus rabies akan menunjukkan beberapa gejala dan perilaku abnormal serta agresif. Di antaranya takut air (hydrophobia) dan angin.

Apa Itu Hydrophobia Rabies, 6 Gejala, Kenapa Rabies Takut Angin?
Ilustrasi obat Rabies. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kasus terbaru penderita rabies tanah air yang meninggal dunia terjadi pada seorang bocah laki-laki di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Senin, 8 Mei 2023.

Bocah tersebut tertular virus rabies setelah digigit oleh anjing yang mengidap rabies, dua pekan sebelum tewas.

Walau sudah mendapat perawatan di RSUD Tc Hillers Maumere, namun kondisi bocah tersebut terus menurun hingga akhirnya meninggal dunia.

Sebelumnya, korban sempat menunjukkan gejala seperti ketakutan pada angin serta air (hydrophobia).

Mengenal Penyakit Rabies

Rabies termasuk dalam jenis penyakit berbahaya, yang dipicu oleh infeksi virus bernama lyssaviruses. Penyakit ini kerap terjadi pada hewan berdarah panas seperti anjing, kelelawar dan kera, kemudian menularkannya pada manusia melalui gigitan atau cakaran.

Virus yang masuk ke tubuh manusia akan memasuki masa inkubasi selama beberapa hari, sebelum akhirnya menyebabkan infeksi. Virus ini berbahaya karena menyerang sistem saraf manusia di jaringan sekitar sumsum tulang belakang, serta organ otak.

Masa inkubasi sejak virus masuk ke tubuh manusia lewat gigitan, sampai menyerang sistem saraf pusat, umumnya adalah sekira 30-50 hari.

Akan tetapi, dilansir dari laman Penny Paws, virus bisa juga berdiam diri hingga bertahun-tahun dalam tubuh inangnya sebelum masuk ke sistem saraf, dalam beberapa kejadian yang langka.

Mengapa Rabies Takut Air dan Angin

Pasien yang terinfeksi virus rabies akan menunjukkan beberapa gejala dan perilaku yang abnormal serta agresif. Di antaranya adalah kejang-kejang, berliur serta takut pada air (hydrophobia) dan angin.

Mengapa bisa demikian? Alasannya adalah karena bagian otak yang diserang oleh virus rabies adalah bagian yang mengontrol kemampuan berbicara, menelan serta bernapas. Akibatnya terjadi masalah pada kemampuan menelan air liur, produksi liur berlebih, juga kemampuan bicara.

Di air liur itu virus berkembang biak, dan disebarkan ke makhluk lainnya lewat gigitan. Untuk bisa terus tersebar, produksi liur pun diperbanyak, serta kemampuan menelan dihambat.

Korban atau pasien rabies juga takut pada makanan dan minuman termasuk berbagai jenis air, sehingga terkesan mereka ketakutan pada air (hydrophobia). Padahal virus membuat pasien sulit menelan karena menelan bisa mencegah penularan virus.

Kejadian sebenarnya memang demikian, hydrophobia adalah efek dari rasa takut yang timbul pada kondisi menelan (dikenal dengan disfagia). Demikian juga takutnya pada angin yang dapat mengeringkan air liur, sehingga mengurangi kemungkinan penularan.

Gejala Penyakit Rabies

Pada korban yang telah terinfeksi virus rabies, akan tampak beberapa gejala penyakit. Berikut ini gejalanya dibagi berdasarkan jenis rabies yang diidap, melansir laman WHO:

Rabies ganas

Pasien yang menderita penyakit ini dapat mengalami kematian apabila terjadi henti jantung-pernapasan. Gejala pasien yang tertular rabies ganas adalah:

1. Hiperaktif

2. Halusinasi

3. Bersemangat

4. Hydrophobia (takut air)

5. Kurang koordinasi otot

6. Aerophobia (takut angin)

Rabies paralitik (lumpuh)

Penderita rabies jenis paralitik jumlahnya sekira 20% dari keseluruhan kasus rabies pada manusia. Gejalanya lebih ringan dibanding yang pertama, namun menimbulkan kelumpuhan.

Otot yang terinfeksi akan perlahan melemah, hingga akhirnya lumpuh. Biasanya terjadi di lokasi luka gigitan atau cakaran hewan. Pasien dapat perlahan mengalami koma, dan bahkan kematian.

Pencegahan Rabies

Mencegah penyakit rabies dapat dilakukan dengan tindakan vaksinasi rabies terhadap hewan-hewan yang kemungkinan dapat terinfeksi, seperti anjing, kera, dan kucing.

Vaksin adalah virus yang telah dilemahkan, kemudian disuntikkan ke dalam tubuh untuk memicu produksi antibodi atau sistem kekebalan tubuh terhadap virus sejenis.

Pada korban gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies, segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama dan pengobatan yang dibutuhkan.

Medical Newsmelansir tindakan pencegahan penyebaran virus rabies seperti berikut ini:

  1. Vaksinasi rabies regular pada hewan-hewan yang dapat terinfeksi.
  2. Larangan pembatasan impor hewan-hewan yang berpotensi menyebar virus rabies.
  3. Vaksinasi pada manusia di wilayah yang beresiko terjadi penularan virus.
  4. Penyebaran informasi terkait penyakit rabiesPeningkatan akses padafasilitas kesehatan di berbagai wilayah yang beresiko terjadi rabies.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari