Menuju konten utama

Apa Itu Hiperseksual, Penyebab hingga Ciri-cirinya

Hiperseks tidak sama dengan orang yang memiliki hasrat seksual tinggi. Namun, kondisi ini termasuk ke dalam gangguan adiksi (kecanduan).

Apa Itu Hiperseksual, Penyebab hingga Ciri-cirinya
Ilustrasi bercinta. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Hiperseksualitas atau sering disebut hiperseks secara medis dikenal sebagai hypersexual addiction atau compulsive sexual behavior merupakan salah satu jenis dari beberapa gangguan seksual.

Hiperseks tidak sama dengan orang yang memiliki hasrat seksual tinggi. Namun, kondisi ini termasuk ke dalam gangguan adiksi (kecanduan).

Menurut situs Mayo Clinic, para ahli psikologi menggolongkan perilaku seksual kompulsif seperti hiperseks sebagai kegiatan seksual yang dilakukan secara ekstrem.

Kegiatan seksual yang dimaksud dapat membahayakan dan berdampak negatif. Meskipun konsensus ahli tentang hiperseks masih dibutuhkan, namun perawatan dan konseling dengan psikolog tetap dianjurkan.

Hiperseks dapat dialami pada pria maupun wanita, meskipun kondisi ini lebih sering dialami oleh pria. Gangguan ini juga dapat menyerang siapa saja tanpa memandang orientas seksual seperti heteroseksual, homoseksual, maupun biseksual.

Mengutip dari Psychology Today, hiperseks merupakan kondisi ketika seseorang kecanduan seks, mulai dari fantasi, dorongan seksual yang sangat kuat hingga terobsesi pada hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas seksual.

Seseorang dengan kondisi ini biasanya terlibat dalam kegiatan seks bebas dengan banyak orang, gemar menonton video porno, hingga masturbasi. Orang dengan hiperseks biasanya diakibatkan oleh suatu kondisi, seperti adanya masalah dengan pasangan, orang lain, hingga pekerjaan.

Supaya bisa terus memenuhi obesesinya, seorang hiperseks rela mengeluarkan uang banyak untuk mendapatkan pelayanan seksual dengan berbagai cara, seperti mencoba jasa prostitusi, forum seks di internet, dan berbagai platform seks berbayar lainnya.

Kondisi ini membuat seorang hiperseks mengorbankan keluarga, pekerjaan, ataupun hubungan sosial lainnya. Oleh sebab itu, gangguan ini dapat merusak hubungan dan membuat pengidapnya tidak dapat menjalani hidup dengan normal.

Kemudian, terdapat sejumlah penyebab dan ciri-ciri orang yang mengidap hiperseks yang perlu diperhatikan. Seperti yang dikutip kembali dari laman Mayo Clinicserta laman Psychology Today, berikut penjelasan lebih lanjut terkait penyebab dan ciri-ciri seseorang dengan hiperseks:

Penyebab Hiperseks

Gangguan hiperseksual belum bisa belum bisa ditebak penyebabnya. Anak-anak atau remaja dapat mengalami peningkatan perilaku seksual yang tidak sesuai dengan perkembangannya. Hal ini terjadi karena adanya pengalaman traumatis, tekanan, hingga penyakit mental yang dialaminya.

Meskipun belum ada definisi standar untuk hiperseksualitas pada anak-anak. Seorang anak yang pernah mengalami pelecehan seksual dapat menyebabkan peningkatan perilaku seksual bagi mereka.

Berikut merupakan beberapa kondisi yang dapat membuat seseorang mengalami hiperseks:

1. Ketidakseimbangan zat kimiawi dalam otak

Beberapa zat kimiawi otak atau neurotransmitter, seperti serotonin, dopamine, dan norepinefrin berfungsi sebagai pengatur suasana hati dalam diri seseorang. Kadar zat kimiawi di otak yang terlalu tinggi mungkin berkaitan dengan perilaku seksual kompulsif alias hiperseks.

2. Perubahan pada jalur-jalur di otak

Hiperseks merupakan suatu bentuk kecanduan yang lama-kelamaan bisa mengubah sirkuit saraf di otak, terutama pada area otak yang mengatur penguatan dan kenikmatan. Seiring berjalannya waktu, akan dibutuhkan stimulasi dan konten seksual yang lebih intens untuk mencapai kepuasan

3. Kondisi medis yang berpengaruh pada otak

Sejumlah penjakit tertentu dapat merusak bagian otak yang berkaitan dengan perilaku seksual, misalnya demensia dan epilespsi. Selain itu, pengobatan penyakit parkinson dengan beberapa obat agonis dopamin dapat menyebabkan perilaku seksual kompulsif.

Ciri-Ciri Hiperseksual

Berikut ini merupakan ciri-ciri seseorang yang mengalami gangguan hiperseksualitas:

1. Merasa terdorong untuk melakukan perilaku seksual tertentu, merasakan pelepasan ketegangan sesudahnya, namun juga merasakan bersalah dan menyesal.

2. Mempunyai fantasi, dorongan, dan perilaku seksual yang berulang dan intens sehingga membuang banyak waktu dan seolah-olah itu di luar kendali.

3. Menggunakan perilaku seksual yang kompulsif sebagai pelarian dari masalah lain seperti depresi, kecemasan, kesepian, dan stres.

4. Gagal untuk mengulangi atau mengendalikan fantasi, dorongan, atau perilaku seksual.

5. Mengalami kesulitan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang sehat dan stabil.

6. Terus terlibat dalam perilaku seksual yang memiliki konsekuensi serius, seperti potensi untuk mendapatkan atau memberi orang lain infeksi menular seksual, kehilangan hubungan penting, kesulitan keuangan, masalah hukum, ataupun masalah di tempat kerja.

Baca juga artikel terkait HIPERSEKSUALITAS atau tulisan lainnya dari Yunita Dewi

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Yunita Dewi
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari