tirto.id - Setiap 1 Juli, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memperingati Hari Bhayangkara. Hari tersebut menjadi bermakna karena menjadi penyemangat baru terhadap institusi ini dalam mengemban amanah untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.
Tema penyemangat yang diambil dalam peringatan Hari Bhayangkara ke 76 di tahun 2022 adalah “Polri yang Presisi Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural untuk Mewujudkan Indonesia Tangguh-Indonesia Tumbuh."
Mengutip laman Panitia Hari Bhayangkara 2002 Polri, ada beberapa hal yang telah dilakukan Polri selama 76 tahun perjalanannya dari semenjak berdiri. Polri telah melakukan transformasi yang dilakukan secara berkelanjutan mengikuti perkembangan zaman dan kondisi masyarakat.
Puncak peringatan Hari Bhayangkara ke 76 tahun 2022 dipusatkan di Akademi kepolisian (Akpol) Semarang pada 5 Juli 2022. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) turut menghadiri upacara peringatan ini selaku Inspektur Upacara.
Laman Lemdiklat Polri menyatakan, setidaknya 1.996 pasukan Polri dilibatkan dalam upacara yang terbagi menjadi 6 batalion dan pasukan pendukung.
Sejarah Hari Bhayangkara
Hari Bhayangkara memiliki sejarah yang tidak bisa dilepaskan dari awal kemunculan cikal bakal polisi zaman penjajahan. Tepatnya pada masa pendudukan Jepang, dua hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia (19 Agustus 1945), Badan Kepolisian Negara dibentuk. Kemunculannya diprakarsai Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Sementara itu, Jepang sebelumnya telah memiliki satuan khusus kepolisian yang bernama Tokubetsu Keisatsutai. Korps Polisi Khusus Angkatan Laut tersebut lalu dilebur menjadi Pasukan Polisi Republik Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada 21 Agustus 1945 dan menjadi awal mula hadirnya polisi di negeri ini.
Kehadiran polisi saat itu untuk melucuti senjata serdadu Jepang yang tersisa. Pasukan Polisi RI juga untuk membangkitkan moral dan patriot seluruh rakyat termasuk satuan-satuan bersenjata lainnya.
Secara kelembagaan, mulanya institusi kepolisian berada di bawah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Menurut situs Polri, nama yang disandang yaitu Djawatan Kepolisian Negara. Djawatan ini mengurusi masalah administrasi untuk tanggung jawabnya pada Kemendagri, lalu operasionalnya bertanggung jawab pada Jaksa Agung.
Berdasarkan Ketetapan Pemerintah Tahun 1946 Nomor 11/SD pada 1 Juli 1946, terjadi perubahan dalam birokrasi institusi polisi. Djawatan Kepolisian Negara mulai bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Selain itu, 1 Juli turut ditetapkan menjadi Hari Bhayangkara.
Sebutan "Bhayangkara" berasal dari bahasa Sansekerta. Makna kata tersebut merujuk pada pasukan elite yang hadir di masa Kerajaan Majapahit. Tugasnya adalah mengawal raja beserta keluarga inti kerajaan.
Pasukan Bhayangkara diketahui telah beberapa kali berhasil mengamankan Raja Majapahit dari ancaman musuh. Di samping itu, pasukan juga ditugasi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Dengan begitu, segala bentuk gangguan di masyarakat bisa diredam untuk mencegah ketidakstabilan di wilayah kerajaan.
Sementara itu, arti "Bhayangkara" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) beda lagi. KBBI menuliskan "Bhayangkara" sebagai “Pangkat golongan tamtama dalam kepolisian di bawah bintara yang mencakupi bhayangkara utama satu, bhayangkara utama dua, bhayangkara utama muda, bhayangkara kepala, bhayangkara satu, dan bhayangkara dua”.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dipna Videlia Putsanra