tirto.id - Flex menstrual disc tengah viral dan jadi perbincangan hangat di Twitter. Hal ini bermula dari seorang warganet yang mengklaim bahwa produk kewanitaan tersebut memudahkan ia melakukan hubungan seks saat sedang menstruasi.
Mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, cuitan tersebut tentunya menuai pro dan kontra. Sebab, berhubungan seks saat menstruasi bukan hanya dilarang agama (khususnya bagi muslim), tapi juga diyakini bisa meningkatkan risiko penyakit tertentu.
Alasan lain untuk tidak melakukan seks saat menstruasi adalah karena faktor kebersihan. Darah yang keluar dari vagina menimbulkan kesan kotor dan jorok sehingga membuat banyak orang tidak nyaman untuk melakukan aktivitas seksual.
Itulah kenapa menstrual disc dianggap bisa jadi solusi karena alat ini bisa menampung darah haid agar tidak meluber ke mana-mana. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan menstrual disc?
Mengenal Flex Menstrual Disc
Flex menstrual disc merupakan produk menstruasi yang dikeluarkan oleh perusahaan Flex yang berbasis di Amerika Serikat. Menstrual disc sendiri memang belum umum digunakan di Indonesia, namun produk kewanitaan ini mulai populer karena dianggap nyaman untuk dipakai.
Menstrual disc adalah produk menstruasi yang terbuat dari silikon dan bekerja dengan cara menampung darah haid. Alat ini dipakai dengan cara dimasukkan ke dalam vagina dan diletakkan di bawah serviks, tepatnya di area vaginal fornix.
Menstrual disc bisa dipakai berjam-jam, bahkan diklaim dapat menampung darah haid hingga 12 jam. Akan tetapi, semuanya tetap bergantung pada seberapa banyak darah haid yang keluar sehingga menstrual disc mungkin akan lebih sering diganti di awal-awal menstruasi.
Memakai menstrual disc pastinya butuh latihan agar terbiasa. Namun bagi mereka yang sudah pernah memakainya, menstrual disc dianggap lebih nyaman ketimbang pembalut atau tampon.
Meski demikian, penggunaan menstrual disc haruslah higienis. Sebab alat tersebut dimasukkan ke dalam vagina, pemakaiannya harus benar-benar memperhatikan kebersihan agar tidak membahayakan kesehatan.
Berdasarkan informasi dari Healthline, pemakaian menstrual disc tetap memiliki risiko terjadinya toxic shock syndrome (TSS). TSS disebabkan oleh infeksi bakteri yang langsung menunjukkan gejala seperti demam, tekanan darah rendah, hingga ruam.
Itulah kenapa penggunaan menstrual disc harus dilakukan dengan hati-hati dan higienis. Anda dianjurkan untuk mencuci tangan sampai bersih dan mengikuti petunjuk pemakaian dengan benar.
5 Risiko Berhubungan Seks Saat Menstruasi
Tak bisa dipungkiri bahwa ada beberapa bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa berhubungan seks saat menstruasi punya manfaat tersendiri. Beberapa di antaranya dapat mengurangi kram atau nyeri haid serta lebih bergairah karena tubuh lebih sensitif saat menstruasi.
Meski demikian, bukan berarti berhubungan seks saat menstruasi bisa dilakukan tanpa risiko sama sekali. Secara medis, hubungan badan yang dilakukan saat haid bisa menimbulkan risiko beberapa penyakit sebagai berikut:
1. Infeksi penyakit menular seksual
Mengutip dari Everyday Health, seks saat menstruasi meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual seperti HIV. Ahli obstetri dan ginekologi Lauren Streicher, MD menyebutkan bahwa penyakit menular seksual bisa ditularkan lewat cairan tubuh seperti darah, tak terkecuali darah haid.
2. Infeksi jamur
Dalam kondisi normal, pH vagina berkisar antara 3,8 hingga 4,5. Namun saat menstruasi, pH vagina bisa berubah karena pengaruh darah haid yang keluar. Hal ini membuat vagina lebih rentan terhadap infeksi jamur. Sementara hubungan seks ditengarai dapat memperparah gejala infeksi tersebut.
3. Infeksi saluran kemih (ISK)
Spesialis Obgyn Carrie Coleman, MD dari Massachusetts General Hospital mengungkapkan bahwa wanita lebih rentan terkena infeksi saluran kemih setelah berhubungan seks. Hal ini disebabkan karena bakteri mudah masuk ke kandung kemih akibat penetrasi.
Hubungan intim yang dilakukan saat menstruasi diduga dapat meningkatkan risiko ISK. Pasalnya saat menstruasi, masuknya bakteri justru lebih mudah dan bisa terjadi kapan saja.
4. Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi ketika endometrium (jaringan yang biasanya ada di dalam rahim) tumbuh di luar uterus. Endometriosis bisa menyebabkan rasa nyeri hingga mengganggu kesuburan.
Menurut studi yang dipublikasikan di National Library of Medicine, hubungan seks saat menstruasi bisa meningkatkan risiko endometriosis. Orgasme yang terjadi saat hubungan seks diduga menyebabkan retrograde menstruation, yaitu ketika darah haid berbalik arah menuju panggul dan tuba falopi.
Darah haid sendiri sebenarnya mengandung jaringan endometrium. Retrograde menstruation bisa membuat jaringan endometrium berada di tempat lain yang tidak seharusnya dan berisiko terjadi endometriosis.
5. Risiko kehamilan
Sebagian orang mungkin berpikir bahwa berhubungan seks saat menstruasi termasuk cara untuk menunda kehamilan. Faktanya, wanita tetap bisa hamil meskipun hubungan badan dilakukan saat sedang menstruasi.
Potensi hamil meningkat apabila seorang wanita memiliki siklus menstruasi yang relatif pendek (sekitar 21-24 hari) dan hubungan seks dilakukan saat menjelang berakhirnya masa menstruasi.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari