tirto.id - Konflik antara Serbia dan Kosovo kembali memanas. Bahkan, Presiden Serbia Aleksandar Vucic telah memerintahkan pasukannya di perbatasan Kosovo dalam “kesiapan tempur penuh” di tengah ketegangan kedua negara.
"Presiden Serbia ... memerintahkan tentara Serbia untuk berada pada tingkat kesiapan tempur tertinggi, yaitu pada tingkat penggunaan angkatan bersenjata," kata Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic seperti diberitakan Al Jazeera, Selasa, 27 Desember 2022 waktu setempat.
Milos Vucevic mengatakan, Presiden Serbia juga memerintahkan agar meningkatkan jumlah anggota angkatan bersenjata khusus dari 1.500 orang menjadi 5.000 anggota.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Serbia Bratislav Gasic mengaku telah “memerintahkan kesiapan tempur penuh".
Polisi dan kemananan lainnya akan ditempatkan di bawah kepala staf militer sesuai dengan rencana operasional.
Pada pekan lalu, Perdana Menteri Serbia Ana Brnabic mengatakan situasi negaranya dengan Kosovo "di ambang konflik bersenjata".
Tetapi dewan keamanan Kosovo–yang bertemu hari Senin–menyalahkan Serbia atas kemunduran terbaru dari hubungan tersebut.
Ia menuduh Serbia "bertindak dengan segala cara yang melawan tatanan konstitusional Republik Kosovo".
Apa Akar Konflik Serbia dan Kosovo?
The Guardian memberitakan, pada tahun 2008. Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia, tetapi Serbia tidak mau mengakui kemerdekaan tersebut.
Mereka justru mendorong 120 ribu etnis Serbia Kosovo juga menentang kemerdekaan itu, terutama di bagian utara di mana diisi oleh mayoritas etnis Serbia.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, tentara Serbia telah meningkatkan kewaspadaan atas ketegangan dengan Kosovo. Ketegangan terjadi pada November lalu setelah pemerintah mengklaim beberapa drone memasuki wilayah udara Serbia dari Kosovo.
Masih di bulan November lalu, ketegangan juga terjadi di Kosovo Utara ketika ratusan pekerja etnis Serbia keluar dari pekerjaannya di Kosovo. Di antaranya adalah polisi, hakim dan jaksa.
Mereka memprotes keputusan kontroversial berupa larangan orang Serbia tinggal yang di Kosovo memakai pelat nomor yang dikeluarkan Serbia. Meskipun kebijakan itu dibatalkan, tapi pemogakan massal menciptakan kekosongan keamanan di Kosovo.
Selain itu, Kosovo juga menunda jadwal pemilihan lokal pada 18 Desember di kota mayoritas Serbia karena menyebabkan kemarahan dan partai politik utama Serbia mengaku akan memboikotnya.
Pada 10 Desember, orang Serbia di Kosovo Utara mendirikan barikade untuk memprotes penangkapan seorang mantan polisi yang diduga terlibat menyerang petugas polisi etnis Albania.
Setelah beberapa jam setelah barikade didirikan, polisi Kosovo membuat pengumuman kalau mereka mengalami tiga serangan senjata api berturut-turut di salah satu jalan menuju perbatasan.
Editor: Iswara N Raditya