Menuju konten utama

Antoine Griezmann Memang Harus Pergi dari Atletico Madrid

Antonie Griezmann memilih meninggalkan Atlético Madrid pada akhir musim ini. Ia mengaku menginginkan tantangan baru.

Antoine Griezmann Memang Harus Pergi dari Atletico Madrid
Pesepak bola Penyerang Atletico Antoine Griezmann merayakan gol saat pertandingan sepak bola Grup A Liga Champions di stadion Metropolitano di Madrid,. AP Photo / Manu Fernandez

tirto.id - Antoine Griezmann membuat pernyataan mengejutkan. Penyerang kelahiran 21 Maret 1991 ini bilang akan pergi dari klubnya saat ini, Atlético Madrid.

"Aku sudah membuat keputusan untuk meninggalkan klub. Mencari pengalaman baru, dan juga tantangan baru," ujar Griezmann via video yang diunggah di situs resmi klub, Rabu (15/5/2019) waktu Indonesia.

Griezmann adalah penyerang andalan Los Rojiblancos. Di La Liga musim ini saja, ia mampu mencetak 15 gol dan mencatatkan sembilan assist dalam 36 pertandingan. Sejak bergabung bersama Atlético sejak awal musim 2014-2015, pemain asal Perancis ini berhasil mencetak 133 gol dalam 256 pertandingan di semua kompetisi.

Selama itu Griezmann berhasil mempersembahkan tiga gelar untuk tim asal ibukota Spanyol tersebut. Gelar pertama yang ia persembahkan ialah Piala Super Spanyol 2014, diikuti Liga Europa 2017-2018, lalu ditutup dengan Piala Super Eropa 2018.

Spekulasi yang sempat terjadi pada awal musim panas 2018 pun kembali mengemuka: Griezmann dikabarkan akan segera merapat ke Barcelona.

Marcamelaporkan kalau sejak menolak pindah tahun lalu, sebetulnya Barca sudah tak lagi berupaya mendatangkan Griezmann. Tapi, kata mereka, kekalahan memalukan dari Liverpool di Liga Champions seharusnya membuat mereka berubah pikiran.

"Mereka [Barca] semakin tidak sabar dengan penampilan mengecewakan Philippe Coutinho, serta terhadap Ousmane Dembélé yang terus-enerus berada di meja perawatan. Dan sekarang mereka membutuhkan seorang penyerang yang terbukti kemampuannya membobol gawang lawan."

Atlético Terlalu Bergantung

Atlético Madrid akan finis di peringkat kedua La Liga musim 2018-2019. Hanya menyisakan satu laga lagi, anak asuh Diego Simeone tersebut berhasil mengumpulkan 75 angka, unggul tujuh poin dari Real Madrid yang berada di posisi ketiga.

Pencapaian itu jelas tidak bisa dianggap remeh. Namun tanpa peran Griezmann, Atlético jelas tak akan mampu mengakhiri liga di bawah Barca.

Menurut Ney Zulme di Football Bloody Hell, musim ini Atlético sebetulnya punya skuat kompetitif. Pemain-pemain kunci yang berhasil mengantarkan Atlético ke babak final Liga Champions 2016 masih bertahan. Belum lagi kehadiran pemain-pemain baru seperti Thomas Lemar, Santiago Arias, Álvaro Morata, hingga Rodrigo.

Sayangnya, pemain-pemain tersebut gagal tampil maksimal.

Yang menarik, saat rekan-rekannya tampil di bawah standar, Griezmann mampu mengambil tanggung jawab sendirian. Setidaknya, perbandingan torehan gol Griezmann dan pemain-pemain lainnya bisa jadi rujukan: saat Griezmann mampu mencetak 15 gol di La Liga, Alvaro Morata, top skorer kedua klub, hanya mampu memasukkan enam gol--tak lebih dari separuh gol Griezmann.

Selain itu, pengaruh Griezmann terhadap permainan Atlético juga bukan hanya soal urusan gol. Zulme menulis, "pemain berusia 27 tahun tersebut selalu terlibat dalam penguasaan bola, membuat penjaganya keluar dari posisinya, dan membantu Atlético dalam melakukan build-up serangan.”

Dengan pendekatan seperti itu, tak heran kalau Griezmann mampu mencatatkan sembilan assist. Ia menjadi pendulang assist terbanyak timnya, unggul lima assist dari Koke yang berada di peringkat kedua. Jika ditotal, dari 53 gol yang sudah dicetak Atlético di La Liga sejauh ini, 24 gol di antaranya terjadi karena Griezmann.

Untuk ukuran tim yang gemar bermain bertahan dan hanya memanfaatkan serangan balik, pencapaian Griezmann tersebut jelas luar biasa. Namun bagi Griezmann, situasi tersebut tentu tak menguntungkan. Dia perlu tandem yang punya kualitas setara, dan itu sulit didapat di klubnya sekarang.

Cocok Untuk Barcelona

Pada Maret lalu, Luis F. Rojo, jurnalis Marca, menyebut Griezmann bukan bidikan utama Barcelona. Barca lebih butuh pemain seperti Timo Werner, Luka Jović, atau Maximiliano Gomez untuk menjadi pelapis Luis Suárez yang menua.

Namun karena Coutinho dan Dembélé pun tak maksimal, Griezmann jelas bisa jadi alternatif. Selain bermain di sayap kiri, dia pun bisa jadi penyerang tengah, posisi yang dia lakoni akhir-akhir ini. Satu orang yang mampu bermain di dua posisi sama baiknya jelas menguntungkan klub.

"Gaya permainannya dan apa yang akan dia lakukan berpotensi mirip dengan David Villa. Terutama di bawah Pep Guardiola, Villa mampu menjadi seorang playmaker di lini depan–punya kemampuan bergerak melebar dan menjadi pemain sayap, sekaligus memposisikan diri ke dalam kotak penalti," tulis Zavala di SB Nation.

Pemain yang bisa berperan demikian jelas dibutuhkan Barca. Tengok saja apa yang terjadi saat mereka dihajar Liverpool. Liverpool selalu menjauhkan Messi dari kotak penalti serta mampu menutup arah umpan Messi ke lini depan. Karena tidak memiliki pemain kreatif lain, permainan Barca pun jadi tak berkembang.

Di sisi lain, Griezmann juga butuh Barca. Pemain sepertinya--yang sudah memenangkan Piala Dunia bersama Perancis--butuh lebih banyak trofi lewat klub. Dan Barca jelas lebih berpeluang untuk itu dibanding Atlético.

Baca juga artikel terkait LIGA SPANYOL atau tulisan lainnya dari Renalto Setiawan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Renalto Setiawan
Editor: Rio Apinino