Menuju konten utama

Antisipasi Zika, KPP Ngurah Rai Siagakan Thermoscanner

Untuk mengantisipasi penyebaran virus Zika yang telah menulari lebih dari 50 warga di Singapura, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Ngurah Rai Bali telah menyiagakan thermoscanner alias alat pendeteksi suhu tubuh. Tingginya frekuensi penerbangan yang datang dari Negeri Singa itu membuat pihak KKP meningkatkan kewaspadaan agar virus mematikan dari Brasil itu tak berkembang di Indonesia, khususnya Bali.

Antisipasi Zika, KPP Ngurah Rai Siagakan Thermoscanner
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) mengawasi suhu tubuh penumpang pesawat menggunakan alat pendeteksi suhu (Thermal Scanner) di Bandara Bandara Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, Rabu (31/8). KKP Wilayah Kerja Bandara Internasional Ahmad Yani memperketat pemeriksaan terhadap penumpang dari Singapura untuk mencegah penyebaran virus Zika menyusul adanya laporan tentang penyebaran virus tersebut. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra.

tirto.id - Untuk mengantisipasi penyebaran virus Zika yang telah menulari lebih dari 50 warga di Singapura, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Ngurah Rai Bali telah menyiagakan thermoscanner alias alat pendeteksi suhu tubuh. Tingginya frekuensi penerbangan yang datang dari Negeri Singa itu membuat pihak KKP meningkatkan kewaspadaan agar virus mematikan dari Brasil itu tak berkembang di Indonesia, khususnya Bali.

"Kami siapkan satu alat pendeteksi suhu tubuh. Sejauh ini belum ada tanda penumpang yang baru datang memiliki suhu tubuh yang tinggi," kata Lucky Tjahyono selaku Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Ngurah Rai, di Denpasar, Rabu (31/8/2016), kepada Antara.

Alat pendeteksi suhu tubuh ditempatkan khusus di terminal kedatangan internasional Bandar Udara Internasional Ngurah Rai. Jika ditemukan penumpang yang terdeteksi memiliki suhu tubuh tinggi atau tak wajar, maka yang bersangkutan akan segera dibawa ke ruang karantina terlebih dahulu sebelum kemudian dibawa ke rumah sakit.

Langkah pencegahan tersebut dilakukan KKP bekerja sama dengan Otoritas Bandara Wilayah IV Bali dan Nusa Tenggara, Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai dan instansi terkait lainnya. Bali menjadi salah satu titik perhatian sebab menjadi pintu masuk bagi para wisatawan yang tak hanya dari Singapura, namun juga dari Hong Kong, misal, yang belum lama ini mengumumkan ada satu warganya yang positif

Zika Menjangkiti Singapura

Singapura mengakui wabah virus Zika telah menyebar dengan kasus akibat virus ini meningkat menjadi 82 kasus sejak Selasa (30/8/2016). AS dan sejumlah negara memperingkatkan perempuan hamil yang menjadi warga negaranya atau yang tengah berencana hamil untuk tidak bepergian ke Singapura. Sikap AS ini serupa dengan travel warning yang telah diberlakukan Australia, Taiwan, dan Korea Selatan belum lama ini.

Wabah Zika ini dikhawatirkan mempengaruhi dunia pariwisata Singapura di mana lebih dari 55 juta orang transit di Bandara Changi, Singapura, setiap tahun. Pada semester pertama tahun ini saja, jumlah turis yang datang ke negeri ini mencapai 8 juta orang atau lebih dari satu juta orang dibandingkan dengan setahun sebelumnya.

Warga Singapura sendiri sigap menanggapi seruan pemerintah dengan berhati-hati saat digigit nyamuk, yang menjadi penyebar virus Zika. Menurut Singapura, kebanyakan yang awalnya terinfeksi adalah para pekerja migran dari daerah anak benua Asia (India, Bangladesh dan Pakistan), yang bekerja di sektor konstruksi dan kelautan.

Sabtu (27/8/2016) pekan lalu, pihak berwenang memastikan bahwa seorang perempuan Malaysia berusia 47 tahun di Singapura tenggara menjadi kasus pertama di negeri itu di mana virus Zika ditularkan secara lokal.

Kementerian Singapura mengaku tengah menskirining kontak-kontak terdekat pasien dan menggelar serangkain tes pada makhluk atau kehidupan di sekitar pasien. Klinik-klinik telah diperintahkan bersiap untuk menghadapi semakin banyaknya kasus ini, demikian diberitakan Reuters.

Baca juga artikel terkait VIRUS ZIKA atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Hard news
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan