Menuju konten utama

Anies-Sandiaga Diingatkan agar Hindari Politik Balas Budi

Anies-Sandiaga harus bisa menjadi pemimpin untuk seluruh rakyat Jakarta.

Anies-Sandiaga Diingatkan agar Hindari Politik Balas Budi
Anies Baswedan (kiri) dan Sandiaga Uno (kanan). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Dosen Komunikasi Politik UIN Jakarta Gungun Heriyanto mengingatkan Anies-Sandiaga menghindari politik balas budi dalam lima tahun kepemimpinannya mendatang.

"Jangan sampai ada free rider atau penunggang bebas atas nama balas budi," kata Gungun di Warung Daun, Cikini, (14/10/2017).

Istilah free rider tersebut ditujukan kepada kelompok-kelompok pendukung Anies-Sandiaga dalam Pilkada DKI 2017 lalu. Baik parpol pendukung, maupun ormas-ormas pendukung.

"Karena, selain parpol pendukung, Pak Anies dan Pak Sandi ini kan juga didukung banyak ormas. Harus diatur komunikasinya dengan baik sejak sekarang," kata Gungun.

Menurutnya, jangan karena balas budi maka Anies-Sandiaga memberikan kebebasan kepada kelompok-kelompok tersebut untuk menitipkan kepentingannya dalam program-program keduanya selama lima tahun ke depan.

"Karena itu bisa melahirkan ketidakjelasan orientasi karena kepentingan lebih sektoral," kata Gungun.

Sebaliknya, kata Gungun, sebagai gubernur dan wakil gubernur Anies dan Sandiaga harus menjadi pemimpin bagi seluruh warga Jakarta dengan mengedepankan kepentingan rakyat. Termasuk kepada para pendukung Ahok-Djarot.

"Bagaimanapun di DKI Jakarta itu masih ada 2,3 juta pendukung Ahok-Djarot. Mereka harus tetap dirangkul," kata Gungun.

Baca juga: Percakapan Eksklusif Najwa, Anies, dan Sandiaga

Sementara, mantan sekretaris Tim Sukses Anies-Sandiaga, M Syarif, meyakinkan tidak akan ada politik balas budi dalam 5 tahun kepemimpinan Anies-Sandiaga.

"Kelompok pendukung sudah menyatakan hanya akan mengawal kepemimpinan Pak Anies selama lima tahun ke depan. Maunya apa semua sudah bilang. Dan itu tidak ada hubungannya dengan balas budi," kata Syarif di Warung Daun, Cikini, (14/10).

Sehingga, kata Syarif, dirinya tidak mengkhawatirkan adanya free rider seperti yang dikatakan oleh Gungun. Bahkan, politisi Gerindra ini menyatakan partainya pun mendorong Anies-Sandiaga untuk mengedapankan kepentingan publik.

"Kami di Gerindra yang penting Pak Anies dan Pak Sandi bisa lancar memimpin Jakarta," kata Syarif.

Syarif pun meyakinkan tidak ada masalah dengan pendukung Ahok-Djarot. Ia mengklaim pihaknya telah melakukan rekonsiliasi dengan pendukung Ahok-Djarot.

"Sejak menang kami sudah melakukan berbagai upaya rekonsiliasi. Kami juga tidak mau lima tahun ke depan penuh dengan kegaduhan," kata Syarif.

Sebaliknya, Syarif justru mengkhawatirkan para penumpang gelap dalam kepemimpinan Anies-Sandiaga mendatang. Menurutnya, penumpang gelap tersebut adalah pihak-pihak yang tidak punya sumbangsih tapi mendekat berdasarkan pragmatisme.

"Kalau penumpang gelap ini kan hubungannya modal. Dan sudah ada sekarang yang mulai naik satu per satu," kata Syarif.

Adapun dalam Pilkada DKI 2017 kemarin Anies-Sandiaga diusung oleh Gerindra dan PKS. Mereka juga didukung oleh sejumlah ormas, di antaranya FPI, Bang Japar, dan FUHAB DKI Jakarta.

Pada 16 Oktober, Anies-Sandiaga akan resmi dilantik sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2018-2022 menggantikan Ahok-Djarot.

Baca juga artikel terkait ANIES-SANDIAGA atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti