tirto.id - Pasangan calon gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, mengatakan akan memaksimalkan program Oke Oce, yakni dengan menciptakan 200 ribu pengusaha baru.
Hal itu disampaikan Anies dalam sesi kedua Debat Perdana DKI Jakarta 2017, dengan pertanyaan apa yang akan dilakukan oleh pasangan calon bila terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada persoalan rasio kekayaan dan kemiskinan yang masih menjadi salah satu tertinggi di Indonesia, pasangan calon nomor tiga?
Menurut Anies, Calon Gubernur DKI Jakarta masalah kemiskinan bukanlah masalah sosial, dan jika ia terpilih sebagai gubernur ia tidak akan memerangi kemiskinan tetapi berusaha untuk menyejahterakan umum.
Ia menambahkan programnya, Ok Oce, merupakan program yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta.
"Program Oke Oce, yang sudah disampaikan oleh Bang Sandi, lebih dari sekedar menumbuhkan wirausaha tapi untuk menyiapkan lapangan pekerjaan," kata Anies dalam debat perdana, di hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (13/1/2017).
Anies menambahkan, dalam kepemimpinannya nanti, ia akan menggandeng sektor swasta dalam membangun Jakarta dengan cara menjembatani antara masyarakat dengan modal kecil dengan pihak swasta yang memiliki modal besar.
"Anda mencari barangnya ke warga Jakarta, kami punya program dan akan memasarkannya pada pemodal besar, sehingga ada keterhubungan antara ekonomi kecil dengan ekonomi besar," ungkap Anies.
Pasangan ini kemudian mendapatkan tanggapan dan pertanyaan dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, yang menanyakan bagaimana pasangan Anies-Sandiaga akan menjalankan program Oke Oce?
Pertanyaan tersebut dijawab oleh Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, pasangan Anies Baswedan. Sandiaga Uno, menjawab akan melakukan pendampingan kepada calon pengusaha dan pengusaha yang ada di DKI Jakarta.
"Kuncinya adalah pendampingan," tegas Sandiaga, yang kemudian memberikan contoh, seorang pedagang kehilangan lapangan pekerjaannya karena tidak didampingi untuk mempertahankan modal dan dagangannya karena pemerintah kota DKI Jakarta saat ini tidak memiliki keberpihakan kepada masyarakat kelas bawah tersebut.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh