Menuju konten utama

Anies Klaim Program Madrasah Didukung Nahdliyin DKI Jakarta

Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim telah mendapat dukungan dari nahdliyin di DKI Jakarta lewat program pengembangan pendidikan madrasah yang dicanangkannya.

Anies Klaim Program Madrasah Didukung Nahdliyin DKI Jakarta
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan) mengunjungi Pondok Pesantren (ponpes) Attauhidiyyah didampingi pengelolanya Kiai Ahmad (kanan) di Desa Cikura, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Kamis (30/3). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah.

tirto.id - Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim telah mendapat dukungan dari nahdliyin di DKI Jakarta lewat program pengembangan pendidikan madrasah yang dicanangkannya.

"Alhamdulillah kami sudah mendapatkan dukungan, kami terus, jadi kegiatan bersama kita jalankan terus, dan kita tegaskan kepada semua, bahwa kita ingin memastikan Jakarta itu menjadi kota yang memberikan kemajuan bagi kedua belah pihak. Pendidikan umum dan pendidikan madrasah," kata Anies di rumah Taufik Ismail, Utan Kayu, Jakarta Timur, Kamis (13/4/2017).

Anies pun menyindir petahana yang baru akan membuat program untuk madrasah dan pondok pesantren pada Pilkada DKI ini. Menurutnya, itu hal yang terlambat sebagai petahana yang telah memiliki waktu selama lima tahun untuk menjalankan program.

"Jadi kalau buat warga Nahdliyin, mereka bisa melihat, jangan melihat kalau untuk petahana menilainya jangan rencana, menilainya yang sudah dikerjakan. Karena memang sudah berjalan 5 tahun. Apakah 5 tahun ini memberikan perhatian yang cukup pada madrasah, perhatian yang cukup pada kepentingan-kepentingan para Nahdliyin, berbeda dengan calon, kalau calon tunjukkan rencana, kita menyatakan konkret, nanti kegiatan pendidikan baik umum maupun pendidikan madrasah dua-duanya prioritas, bahkan madrasah secara umum," kata Anies.

Untuk itu, Anies menegaskan bila warga Jakarta termasuk nahdliyin akan mendapatkan pemimpin baru bagi kemajuan Jakarta dan mendapatkan manfaat dari perubahan tersebut. "Insyaallah bagi warga Jakarta semuanya termaksud Nahdliyin akan mendapat manfaat perubahan di Jakarta," katanya.

Upaya untuk merebut dukungan dari nahdliyin memang telah diusahakan oleh pasangan Anies-Sandiaga sejak sebelum kampanye putaran kedua dimulai. Lima ketua PCNU di lima wilayah DKI Jakarta pun sempat berkunjung ke rumah Anies di Lebak Bulus Dalam dan memberikan dukungan padanya (24/2/2017).

Saat itu, Ketua Pengurus Cabang NU (PCNU) Jakarta Utara, KH Ali Mahfudz menyatakan, dalam konteks kultur dan jamaah, ia mendukung pencalonan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Alasan Ali menyatakan dukungannya terhadap pasangan Anies-Sandi ialah karena masyarakat muslim di Jakarta sudah sepakat pada pemahaman bahwa Surat Al Maidah ayat 51 memerintahkan untuk memilih pemimpin muslim.

Selain itu, Ali mengaku mendukung program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus yang diusung oleh Anies. Ia menilai program tersebut lebih berkualitas dibandingkan KJP petahana.

"Pak Anies akan menjadikan KJP itu menjadi KJP plus. Tidak hanya sekolah-sekolah negeri saja yang dibantu, melainkan sekolah swasta termasuk pesantren dan madrasah akan menjadi bagian KJP, ini yang dimaksud mungkin plusnya,” tuturnya.

Namun, belakangan pasangan Ahok-Djarot juga mengeluarkan KJP Santri. Melalui program ini, warga Jakarta yang akan menyekolahkan anaknya di pesantren di provinsi lainnya akan tetap mendapat KJP laiknya pelajar yang bersekolah di DKI Jakarta.

"KJP Santri ini buat orang Jakarta yang menyekolahkan anaknya menjadi santri di pondok di Jawa Timur, Madura, Jawa Tengah, Jawa Barat dan daerah lainnya akan tetap dapat KJP dari Jakarta," kata Nusron Wahid selaku tim sukses Ahok-Djarot kepada Tirto (20/3/2017).

Menurut Nusron, penerima KJP Santri nantinya juga akan tetap bisa mendapatkan KJMU (Kartu Jaminan Mahasiswa Unggul) untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Sebagai informasi, pasangan Ahok-Djarot pada 11 April lalu mengunjungi kantor PBNU. Di sana, mereka disambut oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj dan Sekretaris PBNU Helmy Faisal.

Dalam kesempatan itu, Helmy Faisal menyatakan bila NU sebagai organisasi keagamaan tidak mendukung salah satu organisasi tertentu. Melainkan, NU selalu membuka ruang bagi kandidat siapapun untuk bersilaturahmi.

Ia pun menyampaikan pesan ketua PBNU bahwa, terdapat tiga hal yang mesti diperhatikan dalam bernegara. Pertama, harus membantu yang miskin. Kedua, berniat kebaikan. Ketiga, melakukan perubahan lebih baik.

Baca juga artikel terkait ANIES-SANDIAGA atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Maya Saputri