Menuju konten utama

Anies Klaim Banjir 8 Februari Karena Curah Hujan Ekstrem

Pada Sabtu (8/2/2020) dini hari, Jakarta mengalami curah lebat mencapai 244 mm.

Anies Klaim Banjir 8 Februari Karena Curah Hujan Ekstrem
Banjir menggenangi kawasan Cililitan Kecil, Jakarta Timur, Sabtu, (8/2/2020). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim banjir kembali melanda ibu kota lantaran curah hujan yang ekstrem. Alasannya, berdasarkan data Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika, pada Sabtu (8/2/2020) dini hari, Jakarta mengalami curah lebat mencapai 244 mm.

Dirinya menjelaskan curah hujan bisa dikategorikan lebat apabila di antara 50 sampai 100 mm. Disebut sangat lebat bila 100 sampai 150 mm. Kemudian dikatakan ektrem jika di atas 150 mm.

"Kemarin dialami di Jakarta itu sampai dengan 244 mm. Jadi kita [Jakarta] mengalami curah hujan ekstrem," kata dia di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (8/2/2020).

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu mengklaim telah menyiagakan seluruh jajarannya untuk mengendalikan banjir di tempat-tempat yang terjadi hujan yang intensif.

"Maka kami siagakan semua infrastruktur, baik petugas maupun alat untuk memastikan [Banjir] bisa dikendalikan dengan baik," ucapnya.

Kemudian Anies juge mengklaim ketika melihat Bendungan Katulampa sudah mengalami peningkatan status siaga pada pukul 10.00 WIB Jumat (6/2/2020) telah dikendalikan dengan baik oleh pihaknya.

"Ke depan kami selalu siaga, semua petugas bersiap dan kami berharap seluruh masyarakat mengantisipasi karena curah hujan ekstrim," tuturnya.

Anies juga mengaku telah menyiapkan pompa air yang berada di sekitar aliran sungai. Pompa itu berfungsi untuk menyedot banjir dan di alirkan ke sungai setempat. Namun ia mengatakan pada banjir kemarin, hujan terjadi di tempat-tempat yang belum tentu terdapat saluran air dan aliran sungai. Sehingga menyebabkan Jakarta banjir.

"Kalau hujan kiriman memang di kawasan yang ada aliran sungai, di situ kita berbicara tentang sambungan-sambungan satu tempat dengan tempat lain, dan di situ ada pompa. Tapi kalau di kawasan yang sama sekali tidak ada aliran sungainya, di situ kita yang kita antisipasi," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BANJIR JAKARTA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri