Menuju konten utama

Ancaman Nuklir Korea Utara Picu Kemarahan Inggris

Selama enam tahun terakhir, Inggris memberikan bantuan kepada Korea Utara dalam bentuk uang tunai. Inggris begitu marah ketika mengetahui negara yang ia bantu mengancam perang nuklir.

Ancaman Nuklir Korea Utara Picu Kemarahan Inggris
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memeriksa subunit dibawah KPA Unit 1344 dalam foto tidak bertanggal yang dirilis oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA) di Pyongyang, Rabu (9/11). ANTARA FOTO/REUTERS/KCNA/

tirto.id - Korea Utara telah menerima bantuan asing lebih dari empat juta poundsterling dari Inggris selama enam tahun terakhir, meskipun Korea Utara masih berstatus negara paria secara internasional, menurut laporan The Telegraph.

Ketegangan dengan rezim komunis yang dipimpin oleh Kim Jong-un memuncak setelah mereka mengklaim akan melakukan tes rudal mingguan dan memperingatkan bahwa “perang habis-habisan” akan terjadi dari aksi militer AS.

Meskipun Korea Utara memiliki status sebagai negara penipu, namun statistik resmi yang dikutip oleh Daily Mail menunjukkan bahwa 740 ribu poundsterling diberikan Inggris untuk Korea Utara. Bantuan tersebut digunakan untuk mendanai proyek-proyek bantuan di tahun 2015 dengan Kementerian Luar Negeri dilaporkan berkomitmen untuk melanjutkan bantuan tersebut.

Selain itu, pada tahun 2009 Inggris mengirim bantuan sebesar 32 ribu poundsterling, akan tetapi di bawah pemerintahan koalisi, pengeluaran meningkat menjadi lebih dari satu juta poundsterling pada tahun 2013.

Menurut laporan, bantuan berupa uang tunai tersebut dihabiskan untuk menyediakan pelajaran bahasa Inggris bagi para pejabat rezim dan peralatan fisioterapi.

Kementerian Luar Negeri mengatakan kepada Daily Mail bahwa pengeluaran bantuan tidak diberikan langsung kepada rezim Korea Utara. Ia menambahkan, bantuan tersebut digunakan untuk meningkatkan hubungan Korea Utara dengan Inggris Raya.

“Proyek-proyek yang kita buat di Korea Utara adalah bagian dari kebijakan kami dalam hal keterlibatan kritis dan digunakan untuk mempromosikan nilai-nilai Inggris. Kami juga ingin menunjukkan kepada orang Korea Utara bahwa menjalin hubungan dengan Inggris dan dunia luar adalah sebuah kesempatan, bukan ancaman,” kata seorang juru bicara.

Namun, Inggris marah ketika mengetahui negara yang selama ini menerima bantuannya mengancam perang dengan negara Barat.

Mantan Menteri Pertahanan Tory, Sir Gerald Howarth mengatakan bantuan yang mereka berikan menjadi tidak masuk akal.

“Ada beberapa orang yang sangat miskin di sana karena tindakan rezim komunis, namun mereka mencoba untuk membangun sebuah rudal nuklir untuk berperang dengan Amerika Serikat, mereka memberikan ancaman bagi seluruh wilayah. Membuat saya bertanya, mengapa kita memberi mereka bantuan?”

Bantuan yang diberikan ke Korea Utara merupakan bagian dari komitmen Inggris untuk menghabiskan 0,7 persen dari PDB pada bantuan asing.

Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan kepada Pyongyang untuk tidak menguji tekad Donald Trump karena kekhawatiran konflik militer terus tumbuh dengan adanya ancaman senjata nuklir dari Korea Utara.

Pence akan mengadakan pembicaraan di Tokyo pada hari Selasa dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk membahas ketegangan di semenanjung Korea.

Pence mengatakan pada hari Senin (17/4/2017) bahwa tindakan AS di Suriah dan Afghanistan menunjukkan pada dunia “kekuatan dan tekad” Donald Trump.

Sementara itu, Duta PBB Wakil Korea Utara, Kim In-ryong mengutuk serangan rudal AS di Suriah, dengan mengatakan mereka mengganggu perdamaian global.

Baca juga artikel terkait KOREA UTARA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra