Menuju konten utama

Ancaman di Kota Nuklir "Sangkar Emas" Rusia

Saat perang dingin antara Uni Soviet (Rusia) dan Amerika Serikat (AS), perlombaan senjata tak bisa dihindari termasuk pengembangan teknologi senjata nuklir. Kerahasian jadi kunci sebuah persaingan dalam dunia militer. Negara adikuasa seperti Soviet menciptakan kawasan-kawasan khusus pengembangan senjata yang tertutup, terpencil, dan rahasia.

Ancaman di Kota Nuklir
Kota Severomorsk, diyakini sebagai kota rahasia tempat pengembangan nuklir di Rusia. [foto/shutterstock]

tirto.id - Apa jadinya kalau Anda beranak pinak di sebuah kota yang terisolir dari wilayah lainnya? Hidup tanpa interaksi dengan warga kota lain, tak ada dalam peta, tertutup untuk warga asing? Jawabannya mungkin akan beragam. Ada yang menganggapnya mengerikan, tapi ada juga yang menilainya sebagai “surga”. Fakta semacam ini terjadi di Rusia.

Rusia kini tercatat memiliki sekitar 40 kota rahasia dan tertutup bagi orang asing. Totalnya ada sekitar 1,2 juta orang tinggal di kota-kota rahasia tersebut. Populasi satu kota terbanyak di kota itu hanya 100.000 orang, atau setara bahkan di bawah populasi dari satu kecamatan di kawasan Depok atau Bekasi. Wilayah misterius ini biasa disebut closed administrative territorial entities. Biasanya disebut ZATO, secret cities, atau closed cities. ZATO berperan sebagai pangkalan-pangkalan nuklir milik Rusia.

Keberadaan kota-kota rahasia bukan hanya ada di Rusia. Beberapa negara tercatat juga punya wilayah “misterius” semacam ini. Amerika Serikat (AS) juga punya kota sejenis. Pembuatan bom atom yang digunakan untuk menghancurkan Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, konon dirancang dan dibuat di sebuah kota rahasia.

Keberadaan kota-kota nuklir rahasia kerap dikaitkan dengan persoalan lingkungan dan sosial. Masih relevankah kota-kota rahasia tersebut di era globalisasi saat ini?

Sangkar Emas

Kota-kota ini lahir di bawah pemerintahan Stalin sejak 1940 sebagai pusat pengembangan teknologi nuklir dan senjata-senjata nuklir hingga pengembangan pesawat luar angkasa mereka. Para penduduknya merupakan pekerja seperti ilmuwan, insinyur, hingga teknisi di aset-aset strategis Rusia. Mereka beranak pinak hingga saat ini.

Dengan memilih jadi warga kota rahasia, seorang harus siap dihapus dari kehidupan nyata pada umumnya. Warga dilarang meninggalkan kota, sebatas menulis surat atau kontak dengan dunia luar pun dilarang, termasuk dengan anggota keluarga mereka.

Untuk semua itu, mereka mendapatkan imbalan yang cukup lumayan. Pemerintah Rusia memberikan fasilitas khusus seperti subsidi, kualitas obat dan pelayanan sosial yang tinggi, gaji yang lebih. Mereka juga tinggal di sebuah kota dengan angka kejahatan yang rendah. Mereka ibarat tinggal di sebuah “sangkar emas”.

“Wilayah perbatasan dijaga dengan pagar yang tinggi, ada beberapa pos penjagaan untuk bisa masuk ke dalam kota,” kata Konstantin, seorang mantan warga Kota Ozyorsk, Chelyabinsk, yang berjarak 860 mil timur Kota Moskow dikutip dari rbth.com.

Penjagaan yang ketat dan akses informasi yang tertutup tak mampu menjaga kerahasian kota-kota ini selamanya. Perubahan politik di Soviet, telah menjadi pintu informasi keberadaan wilayah-wilayah spesial ini.

Tak Lagi Rahasia

Bubarnya Soviet pada 1991, perlahan telah membuka tabir keberadaan kota-kota "rahasia" tersebut. Namun, kota-kota ini tetap jadi wilayah yang tertutup bagi orang asing. Untuk masuk atau keluar dari kota ini perlu izin khusus dari otoritas, sehingga sangat sulit bagi orang luar atau orang asing masuk ke kota rahasia.

Media fotografiamagazine.com pernah mewawancarai seorang fotografer Rusia bernama Sergey Novikov yang berhasil menyelinap dan memotret jeroan di salah satu kota rahasia. Sang fotografer menggambarkan kota rahasia ini sama seperti kebanyakan kota-kota lainnya di Rusia, tapi lebih tertata dan bersih.

Kondisi kota yang nyaman dan segala fasilitas kemudahan yang diterima warganya membuat penduduk kota keberatan bila ada upaya-upaya perubahan termasuk membuka kota-kota “rahasia” ini dari dunia luar. Warga menganggap mereka adalah orang-orang pilihan yang dipilih pemerintah Rusia saat era Soviet.

“Pada Oktober (2015), menteri pembangunan ekonomi menyiapkan daft undang-undang untuk membuka 6 dari 40 kota rahasia mulai 1 Januari 2016. Kabar ini seolah sebagai bom dan menyebabkan kemarahan diantara otoritas setempat dan para warga,” kata Sergey.

Media theguardian menggambarkan kondisi ini sebagai sebuah anomali, ketika warga kota di sebuah wilayah yang dianggap paling tercemar radioaktif di bumi masih setia dengan kotanya. Data-data pasti soal pencemaran radioaktif di kota-kota rahasia ini memang sulit mendapatkannya. Namun, bila dibiarkan para warga kota rahasia akan mengalami bencana tersembunyi, seperti yang pernah terjadi di Chernobyl.

Belum lama ini LSM lingkungan Green World (GW) mengungkapkan soal ancaman lingkungan terhadap kota-kota “rahasia” di Rusia, misalnya di Mayak, fasilitas nuklir terbesar di Rusia. Mereka mencatat kasus kanker naik dua kali lipat selama dua puluh tahun terakhir, mencapai 400 kasus per 100.000 orang di sekitar Mayak.

Selain lingkungan, ada juga persoalan sosial. Sebuah lembaga non profit yang fokus pada penanganan nuklir, Nuclear Threat Initiative (NTI) yang berbasis di AS membuat sebuah proyek pengembangan technopark di sekitar kota “rahasia” yang tak lagi memproduksi senjata nuklir. NTI telah berkonsultasi dengan kementerian energi atom Rusia untuk mengatasi persoalan di Kota Sarov.

Kota ini sudah tak lagi memproduksi senjata nuklir. Kota Sarov bakal meninggalkan ancaman pengangguran ribuan karyawan yang termasuk ilmuwan, insiyur dan teknisi bersama keluarganya. Penanganan setelah kota-kota rahasia sangat penting karena risiko sosial yang tinggi.

Ancaman terorisme juga jadi persoalan ketika para warga yang selama ini punya akses informasi terhadap pembuatan dan keberadaan senjata nuklir dibiarkan tak punya pekerjaan. Lembaga ini memberikan bantuan 2 juta dolar AS untuk Kota Sarov dalam pengembangan technopark di kota itu. Fasilitas ini bisa menjadi tempat kerja baru bagi para ahli yang selama ini bekerja di fasilitas nuklir Rusia.

Bagi pemerintah Rusia persoalan lingkungan dan sosial bukan ancaman. Justru yang menjadi ancaman mereka adalah keberlanjutan senjata nuklir negaranya. Media independent.co.uk pernah menulis ada 9 negara yang memiliki senjata nuklir terbesar di dunia. Rusia tercatat sebagai negara yang paling banyak punya senjata nuklir. Dari 16.300 senjata nuklir di dunia, Rusia memiliki 8.000 senjata dan AS sebanyak 7.300 senjata. Negara lainnya antara lain Perancis, Inggris, Cina, India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara. Tentu saja, senjata-senjata nuklir itu dibuat di fasilitas khusus yang rahasia.

Baca juga artikel terkait POLITIK atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Politik
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti