tirto.id -
Amien Rais menyebut bahwa pernyataan Haedar tersebut bertentangan dengan tindakannya. "Dia [Haedar Nashir] sudah berpolitik praktis jelas sekali," kata Amien saat menghadiri acara silaturahmi Prabowo Subianto dengan warga Muhammadiyah di Yogyakarta, Rabu (28/11/2018).
Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini menyebut Haedar telah melakukan politik praktis di organisasi berlambang matahari ini. Amin mencontohkan politik praktis dilakukan Haedar pada saat muktamar Pemuda Muhammadiyah.
"Misalnya dia [Haedar Nashir] dengan Abdul Mukti memanggil ketua Pemuda Muhammadiyah yang dia inginkan. Dipanggil [berpesan] kalau bisa kamu harus menang. Apa itu tidak politik praktis," ujarnya.
Namun demikian ia memaklumi hal itu. "Ya sudahlah tidak apa-apa karena dia masih muda," kata Amien.
Haedar Nashir sebelumnya menegaskan Muhammadiyah tidak akan terlibat dalam politik praktis. Menurutnya hal itu sesuai dengan prinsip Muhammadiyah.
"Tidak ada yang berubah dari Muhammadiyah setiap periode dari Kiayi Dahlan [Ahmad Dahlan] sampai kapan pun berdiri di atas kepribadian dan khitah. Itu prinsip Muhammadiyah dan tidak ada yang berubah," kata dia saat menghadiri pembukaan muktamar Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, Senin (26/11/2018).
Hal itu, dikatakannya, untuk menanggapi pernyataan Amien Rais yang menyebut seorang Ketua Umum Muhammadiyah tidak boleh menyerahkan ke kader terkait penentuan sikap dalam Pemilihan Presiden 2019. Bahkan Amien menyebut jika sampai terjadi seperti itu ia akan menjewer Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
"Jawaban saya sama. Tidak ada yang berubah dan tidak akan berubah. Muhammadiyah berdiri di atas kepribadian dan khitahnya untuk tetap mengambil jarak dari pergumulan politik," kata Haedar.
Amien Rais mendesak Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir segera memutuskan sikap organisasinya di Pilpres 2019.
"Di tahun politik, tidak boleh seorang Haedar Nashir memilih menyerahkan ke kader untuk menentukan sikapnya di Pilpres. Kalau sampai seperti itu, akan saya jewer," kata Amien di sela-sela Tabligh Akbar dan Resepsi Milad ke-106 Masehi Muhammadiyah di Islamic Center Surabaya, pada Selasa (20/11/2018) seperti dilansir Antara.
Menurut Amien, jika ada pernyataan pimpinan Muhammadiyah yang menyerahkan pilihan pada Pilpres 2019 ke masing-masing kader maka hal itu bukanlah fatwa. Dia berpendapat perlu ada sikap tegas dari Muhammadiyah demi mendorong kemunculan pemimpin yang sesuai harapan. PP Muhammadiyah, kata dia, tidak boleh diam atau bersikap tak jelas di Pilpres 2019.
"Sekali lagi, kalau sampai itu dilakukan maka akan saya jewer. Pemilihan Presiden ini menentukan satu kursi dan jangan sampai bilang terserah," kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut.
Amien juga meminta Muhammadiyah segera menyampaikan sikapnya di Pilpres 2019 ke umat agar tak ada lagi perdebatan di antara kader Ormas Islam itu soal siapa kandidat yang dipilih saat hari pemilihan tiba.
"Pilih pemimpin yang beriman, diyakini dan tidak diragukan keislamannya. Tanpa harus saya sebut nama, pasti Muhammadiyah sudah tahu," kata dia.
Amien berpendapat Muhammadiyah hanya layak menyerahkan pilihan pada setiap kader Ormas Islam itu pada Pemilu Legislatif 2019, tetapi tidak untuk Pilpres.
"Kalau Pileg saya masih bisa paham, sebab kader Muhammadiyah itu ada di PAN, PKS, PPP, bahkan Golkar dan lain-lain," kata mantan Ketua MPR tersebut.
Amien selama ini merupakan salah satu kritikus paling serius terhadap pemerintahan Joko Widodo. Tak heran, pada Pilpres 2019, Amien mendekat ke kubu lawan petahana, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Maya Saputri