tirto.id - Filler wajah adalah salah satu prosedur untuk mempercantik diri dengan cara menyuntikkan cairan khusus ke bagian yang diinginkan, contohnya bagian bawah mata dan hidung.
Lantaran tanpa operasi, prosedur ini biasanya berlangsung cukup cepat sehingga sering dipilih banyak orang untuk menyempurnakan fitur wajahnya.
Seperti yang diketahui, bagian bawah mata termasuk area wajah yang bisa berubah seiring dengan bertambahnya usia. Bagian bawah mata berpotensi menjadi lebih cekung sehingga wajah terlihat kurang segar. Prosedur filler bisa membantu mengatasi cekungan dan membuatnya tampak lebih berisi sehingga mata terlihat lebih sehat.
Hal yang sama juga berlaku untuk hidung. Seseorang bisa melakukan filler untuk mengubah bentuk hidungnya agar tampak lebih mancung, simetris, atau menghilangkan kekurangan tertentu.
Meski tanpa operasi, prosedur filler tetap menggunakan peralatan dan bahan kimia khusus. Filler bawah mata dan hidung sebenarnya termasuk prosedur yang aman dilakukan, tapi tetap memiliki sejumlah risiko yang patut untuk waspadai.
Filler Bawah Mata: Prosedur dan Risikonya
Fillerbawah mata berarti menyuntikkan cairan khusus ke area bawah mata. Cairan yang digunakan umumnya adalah hyaluronic acid, substansi mirip gel yang secara alami juga dimiliki oleh tubuh manusia.
Dikutip dari Cleveland Clinic, prosedur filler bawah mata membutuhkan waktu yang cukup singkat, yaitu sekitar 10 menit. Efeknya pun akan langsung terlihat dan bawah mata bisa langsung tampak lebih penuh/berisi.
Jika Anda menjalani prosedur ini, Anda mungkin akan mengalami sedikit bengkak atau kemerahan di sekitar area penyuntikan. Efek samping ini biasanya muncul dalam waktu 48 jam setelah proses suntik. Bengkak dan kemerahan tersebut bisa sembuh dengan sendirinya, tapi Anda bisa meredakannya dengan cara dikompres air dingin atau es yang dibalut kain.
Hasil akhir filler mata akan benar-benar terlihat sempurna sekitar 2 minggu setelah penyuntikan. Efek filler pun bisa bertahan cukup lama sekitar 1-2 tahun, tergantung anatomi tubuh dan jenis filler yang digunakan.
Untuk aman atau tidaknya, ahli dermatologi Shilpi Khetarpal, MD menjelaskan bahwa filler bawah mata termasuk aman dilakukan.
Risiko yang Mungkin Terjadi Usai Filler Mata
Beberapa risiko yang mungkin terjadi antara lain:
1. Infeksi
Dr. Kheterpal mengingatkan bahwa infeksi bisa saja terjadi dalam hitungan minggu atau bulan setelah penyuntikan. Namun, prosedur filler bawah mata memiliki risiko infeksi yang cukup rendah.
Jika merasakan tanda-tanda seperti bagian bawah mata menjadi lebih hangat, keras, atau lembek, maka harus segera mengunjungi dokter yang menangani prosedur fillertersebut.
2. Kesakitan hingga masalah penglihatan
Risiko lainnya adalah timbul rasa sakit yang ekstrem hingga masalah penglihatan sementara saat proses penyuntikan berlangsung.
Hal ini menandakan ada yang salah dalam proses penyuntikan, biasanya cairan hyaluronic acid secara tidak sengaja disuntikkan ke pembuluh darah. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya masalah penglihatan sementara.
Hyaluronic acid sendiri termasuk cairan yang dapat larut. Jika ada masalah saat proses suntik, dokter biasanya akan menyuntikkan cairan lain untuk melarutkan dan menghilangkan hyaluronic acid.
Tak bisa dipungkiri bahwa akan ada potensi kerusakan permanen, tapi risikonya terbilang cukup rendah. Itulah kenapa Dr. Kheterpal menganjurkan untuk melakukan filler bawah mata ke dokter atau ahli dermatologi profesional yang sudah berpengalaman untuk menghindari semua risiko yang ada.
Filler Hidung: Prosedur dan Risikonya
Filler hidung kerap disebut sebagai non-surgical rhinoplasty atau liquid rhinoplasty. Menurut Cleveland Clinic, tujuan filler hidung mencakup
- Menambah volume atau membuat hidung menjadi sedikit lebih besar.
- Meninggikan ujung hidung atau membuatnya mancung.
- Menghaluskan permukaan hidung.
- Menyamarkan tonjolan di garis hidung (nose bridge).
- Meluruskan hidung yang agak bengkok.
Prosedur ini bisa memakan waktu 45 menit atau lebih cepat. Setelah penyuntikan, efek samping yang biasanya langsung terlihat adalah timbul kemerahan di area suntik, tapi biasanya akan hilang setelah 1-2 hari. Efek samping lain yang mungkin akan dirasakan adalah timbulnya bengkak, memar, hingga perut mual.
Efek dari filler hidung tidaklah permanen dan biasanya bertahan hingga sekitar 6 bulan. Jika ingin hasil yang lebih permanen atau menginginkan perubahan yang drastis, maka operasi plastik lebih disarankan ketimbang menjalani prosedur filler hidung.
Di sisi lain, perlu diingat bahwa filler hidung hanya boleh dilakukan oleh profesional seperti dokter bedah. Jika tidak, ada risiko komplikasi sebagai berikut:
- Demam.
- Penglihatan kabur.
- Meningkatnya kemerahan atau bengkak.
- Komplikasi vaskular.
- Nekrosis atau kematian jaringan.
- Kehilangan penglihatan.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari