tirto.id - Kepergian Antonio Valencia ke LDU Quito bikin Ole Gunnar Solskjaer bakal punya tugas penting sebelum EPL dimulai Agustus mendatang. Manajer Manchester United itu kudu memilih sosok kapten pengganti Valencia di skuat Setan Merah.
Selama Valencia absen musim lalu, ban kapten dialihkan Ole kepada Ashley Young. Namun untuk musim depan, banyak yang meyakini kans Young jadi kapten permanen relatif kecil. Faktor kebugaran, kehadiran Aaron Wan-Bissaka, serta kepercayaan publik Old Trafford terhadap pemain asal Inggris itu menjadi batu sandungan.
Di tengah situasi pelik itu, David De Gea tampil dengan pernyataan beraninya. Seperti diwartakan The Times, Senin (22/7/2019), penjaga gawang kelahiran Madrid, 7 November 1990 itu mengaku siap jika dipercaya Solskjaer menjadi kapten tim.
"Besok akan jadi musim kesembilan saya [memperkuat MU], saya merasa sudah menjadi salah satu pemain paling berpengalaman. Saya butuh membuktikan kalau di atas lapangan saya bisa memberitahu kepada para pemain muda betapa pentingnya menjadi bagian dari Manchester United," tutur De Gea.
Musim lalu, De Gea beberapa kali menggantikan Ashley Young sebagai kapten. Kepemimpinannya memang belum terbukti mengecewakan, meski ia sempat bikin beberapa blunder di pekan-pekan terakhir EPL.
"Tentu saja rasanya luar biasa menjadi kapten untuk klub seperti MU dan mempertahankan harga diri tim. Luar biasa, jadi saya akan sangat-sangat bahagia jika ditunjuk sebagai kapten," lanjutnya.
Berpengalaman dan Bermental Juara
Pekan ini, De Gea diperkirakan menandatangani kontrak baru berdurasi enam musim dengan gaji 19,5 juta paun per musim. Angka ini bisa bikin dia menjadi pemain dengan bayaran tertinggi kedua di skuat MU. Jika menaati klausul baru, De Gea berpeluang memperkuat MU selama 14 tahun, dan oleh sebab itu dia layak disebut sebagai ikon sejati Setan Merah.
Namun, bukan itu saja alasan mengapa De Gea adalah sosok yang pantas menjadi kapten MU. Fakta bahwa De Gea pernah menjadi bagian dari skuat asuhan Sir Alex Ferguson yang menjuarai EPL musim 2012/2013 adalah aspek penting.
Jurnalis olahraga Inggris, Lewis Winter meyakini pengalaman tersebut cukup untuk menjadikan De Gea sebagai salah satu pemain yang paling punya mental juara di skuat MU saat ini.
"Saat ini, saya meyakini De Gea adalah kandidat paling bagus. Dia merupakan satu dari sedikit pemain MU yang pernah menjuarai gelar EPL, itu penting," ungkapnya.
Sementara itu dalam sebuah artikel di Express, jurnalis olahraga Matthew Dunn mengatakan Manchester United butuh seorang kapten yang tidak saja punya pengalaman dan loyal, tapi juga tenang. "Lalu, mungkin dengan lebih peka dan bertanggung jawab,” ungkapnya.
Dunn sebenarnya merekomendasikan sosok tersebut berposisi sebagai bek tengah seperti Harry Maguire (Leicester City). Namun karena Maguire belum pasti menjadi penggawa MU, Dunn seratus persen menjatuhkan pilihan kepada De Gea. Dibanding kandidat-kandidat lain seperti Paul Pogba atau Marcus Rashford, kata Dunn, De Gea lebih pantas karena jarang bikin ulah dan mencari perhatian di luar lapangan.
Keyakinan yang sama diutarakan jurnalis Daily Star, Konstantinos Lianos. Dengan menunjuk De Gea sebagai kapten, MU akan menegaskan komitmennya untuk membuka lembaran baru dengan ditukangi pemain-pemain yang punya prospek jangka panjang.
"Dia telah mendapat respek yang cukup atas kapasitasnya sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di dunia. Dia berpengalaman, sosok yang patut dihormati, sehingga tak perlu diragukan kalau dia adalah kandidat terkuat," kata Lianos.
Wajib Belajar
De Gea barangkali layak jadi kapten, tapi dia wajib belajar supaya tak bernasib sial seperti Ashley Young pada musim lalu. Alih-alih mendapat pujian, penunjukan Young sebagai pengganti tetap Valencia justru kerap jadi alasan suporter Setan Merah merundung habis-habisan si pemain. Selama semusim penuh, Young tak becus menampilkan kapasitasnya sebagai pemain yang layak memimpin.
Misalnya saat Setan merah tersingkir dari Barcelona di Liga Champions musim lalu. Young justru menjadi salah satu biang kegagalan timnya. Pada leg pertama, Young tak menghasilkan satu pun crossing, dribel, maupun duel udara sukses. Dari 11 umpan silang yang dia kirim sebagai seorang fullback di laga itu, seluruhnya justru jatuh ke kaki pemain Barcelona.
Bahkan saking kecewanya, terakhir, saat MU menjalani tur pramusim melawan Inter di Singapura pekan lalu, Young mendapat sorakan dari para penonton di tribun.
Rapor itu jelas tak mungkin ditiru De Gea karena dia bukan seorang bek sayap. Namun, De Gea pun sebenarnya tidak dalam posisi aman. Musim lalu, dia mencatatkan empat kesalahan yang bikin gawang MU bobol di EPL. Angka ini merupakan yang tertinggi di antara delapan musim periode De Gea memperkuat Setan Merah di EPL.
Salah satu kesalahan paling fatal dibuat De Gea dalam derbi Manchester di Old Trafford, 25 April 2019. Dia melepas sebuah tembakan pemain City, Leroy Sane yang seharusnya bisa diblok dengan mudah. Tembakan itu akhirnya berbuah gol yang bikin MU kalah 0-2. Saking parahnya, blunder De Gea dikomentari pedas legenda MU, Garry Neville.
"Saya tak akan memberi pembenaran atas gol itu [gol City ke gawang MU]. Itu benar-benar kesalahan buruk. Seorang kiper harusnya bisa tampil lebih baik. Dia [De Gea] tampil mengesankan beberapa tahun terakhir, tapi musim ini dia benar-benar tak bisa menunjukkan itu," tutur Neville.
Tidak Cuma di Liga Inggris, De Gea juga bikin blunder fatal lainnya saat di kompetisi lain. Dalam leg kedua perempat final Liga Champions melawan Barcelona, De Gea sempat gagal menghentikan tembakan kelewat pelan yang dilepaskan Lionel Messi pada menit 16. Mantan pemain MU sekaligus pengamat sepakbola BBC, Robbie Savage sempat mengkritik De Gea habis-habisan atas blunder yang berbuah gol untuk lawan tersebut.
"Oh, tidak, tidak, tidak. David De Gea. Messi seharusnya tidak menembak selemah itu, tapi yang lebih parah tak seharusnya bola seperti itu melewati seorang David De Gea," ungkap penulis buku The League Doesn't Lie: The 606 Book of Football Lists itu.
Pada akhirnya, jika tidak segera memperbaiki performa dan rapornya, bukan tidak mungkin De Gea yang kini dianggap kandidat kapten paling layak justru bakal jadi 'kapten lelucon' sebagaimana Ashley Young musim lalu.
Editor: Mufti Sholih