Menuju konten utama

Alasan Kenapa Pasangan Selingkuh Menurut Psikologi

Berikut adalah beberapa alasan psikologis mengapa pasangan memilih berselingkuh.

Alasan Kenapa Pasangan Selingkuh Menurut Psikologi
Ilustrasi selingkuh. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Mengetahui pasangan berselingkuh merupakan kabar buruk, yang bagi sebagian orang, bisa sangat menyakitkan. Apalagi jika sebelumnya merasa bahwa pasangannya itu benar-benar setia.

Tetapi Anda tidak boleh menyiksa diri dengan berpikir bahwa alasan pasangan berselingkuh karena mereka tidak bahagia. Bisa jadi alasannya tidak seperti itu.

“Bahkan orang-orang yang secara umum memiliki kualitas hubungan yang baik dapat tergoda untuk berselingkuh,” kata konselor Relate Martin Burrow dikutip HuffPost.

Berdasarkan hasil penelitian, 20 persen orang dewasa di Inggris mengaku pernah berselingkuh dan lebih dari 30 persen telah mempertimbangkan perselingkuhan. Kondisi setiap negara bisa jadi berbeda-beda. Paling tidak, data di atas memberi sedikit gambaran bahwa: menganggap perselingkuhan sebagai masalah yang menyedihkan adalah keliru.

Sarah Ryan, direktur agen perjodohan Simantov International, yang telah melakukan penelitian ekstensif di bidang ini, setuju: "jika seseorang memiliki kecenderungan untuk tersesat, tidak peduli betapa bahagianya rumah yang mereka tinggali."

Meskipun semua ini mungkin terdengar mengkhawatirkan, yakinlah bahwa berselingkuh tidak pernah muncul begitu saja dan selalu ada alasan mengapa orang-orang tersebut melakukannya.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa pasangan berselingkuh dari sisi psikologi sebagaimana dilansir laman Psychology Today.

Eksplorasi Diri

Esther Perel seorang psikoterapis menyatakan, satu hal yang berulang kali muncul dalam menangani banyak kasus adalah, perselingkuhan sebagai bentuk penemuan diri dan pencarian identitas baru.

"Bagi para pencari ini, perselingkuhan cenderung tidak menjadi gejala masalah dan lebih sering digambarkan sebagai pengalaman ekspansif yang melibatkan pertumbuhan, eksplorasi, dan transformasi," ungkap dia.

Bagi orang yang melakukan selingkuh, perselingkuhan adalah eksplorasi bagian-bagian diri yang tidak pernah ia alami. Ini adalah kebebasan dari siapa mereka dulu dan sekarang.

Menariknya, mereka biasanya tidak ingin mengubah siapa mereka; mereka hanya ingin melepaskan diri dari kendala-kendala itu untuk sementara waktu, untuk merasa muda kembali, merasa tidak terbebani, untuk mengeksplorasi dan tumbuh.

Ketika orang-orang ini berselingkuh, mereka tidak mencari orang lain, mereka mencari diri mereka sendiri (atau, paling tidak, aspek diri yang sudah lama hilang atau diabaikan).

Sifat Pelanggaran yang Menggoda

Terkadang orang bahagia yang selingkuh mengatakan bahwa mereka merasa seperti remaja ketika mereka berhubungan seks atau berselingkuh. Meskipun terlarang dan melanggar aturan, mereka senang melakukannya.

Hal itu mirip seperti anak berusia 5 tahun yang mengambil kue meski sudah dilarang oleh ibunya. Kue yang dilarang untuk dimakan biasanya akan terasa lebih manis dan nikmat.

Merasakan Emosi Baru

Terakhir, orang bahagia yang selingkuh mungkin melakukannya untuk mengalami emosi baru. Sekali lagi, ini adalah bentuk eksplorasi diri. Pria bisa sangat rentan terhadap hal ini, karena mereka sering diberitahu, saat mereka tumbuh dewasa, mereka harus menekan dan tidak mengekspresikan emosi.

Sayangnya, dengan berbuat demikian, mereka sering menahan kegembiraan, kesedihan, kesenangan dan juga rasa sakit. Bagi orang-orang ini, apa pun jenis kelaminnya, perselingkuhan lebih merupakan pelepasan emosional daripada pelepasan seksual.

Baca juga artikel terkait PERSELINGKUHAN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto