tirto.id - Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Karangetang mencatat aktivitas guguran lava dari Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), masih tinggi setelah erupsi beberapa hari lalu.
"Hal ini ditandai dengan kepulan asap putih keabuan dan kecoklatan tipis sampai agak tebal yang memanjang di aliran guguran lava," kata Kepala PPGA Karangetang, Yudia Prama Tatipang dikutip dari Antara, Kamis (23/2/2023).
Yudia mengatakan guguran lava dari puncak kawah utama Gunung Karangetang ke Kali Batuawang dan Kahetang sekitar 750 sampai 1.500 meter. Sedangkan guguran lava ke Kali Batang sekitar 750 hingga 1.800 meter, kemudian ke Kali Timbelang dan Beha Barat sekitar 750 sampai 1.500 meter.
Secara visual, Yudia melaporkan asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dengan tinggi 150 meter di atas puncak kawah.
PPGA merekam satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 15 milimeter, S-P: 25 detik dengan durasi 78 detik. Tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 3-7 milimeter (dominan 3 milimeter).
"Seismogram didominasi gempa guguran. Hingga kini status Gunung Karangetang masih siaga level III," katanya.
Yudia berharap masyarakat tetap mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM demi keselamatan bersama.
Hingga kini, sebanyak 28 kepala keluarga yang tinggal di Kulu dan Kola-Kola, Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, masih mengungsi setelah erupsi Gunung Karangetang beberapa hari lalu.
Editor: Gilang Ramadhan