tirto.id - Ratusan juta dolar bantuan Amerika Serikat untuk mencegah kematian ibu dan anak, serta mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan di seluruh dunia, berada dalam ancaman di bawah pemerintahan Donald Trump.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh para aktivis di AS yang memiliki sejumlah indikator mengkhawatirkan terkait kebijakan Trump terhadap kesehatan perempuan. Di antaranya, langkah Trump untuk kembali menentang aborsi dan keputusannya memilih Mike Pence, seorang aktivis anti-aborsi sebagai Wakil Presiden AS.
Para aktivis takutkan dihapusnya bantuan yang telah memberi keuntungan di bidang kesehatan reproduksi dan kesetaraan gender.
“Apa yang kami tahu dari Trump adalah pembangunan internasional tidak penting dalam agendanya,” ujar Suzanne Ehlers, presiden dan CEO dari kelompok advokasi global untuk kesehatan reproduksi (PAI) sebagaimana dikutip dari Guardian. Ehlers mengatakan, ia lebih takut pada hilangnya posisi AS sebagai negara paling dermawan dalam mendukung hak kesehatan reproduksi, yang pendanaannya mencapai 600 juta dolar AS.
Menurut Ehlers, AS memiliki sejarah panjang dalam pendanaan tersebut bahkan sebelum Presiden Reagan. Namun, di masa pemerintahan Trump, ia merasa pesimis karena kongres akan menyetujui kebijakannya untuk memotong dana sumbangan secara drastis.
“Ini tidak hanya tentang oposisi untuk mengontrol kelahiran, tetapi juga gadis-gadis muda yang dipaksa menikah, juga tentang kematian para ibu dan tentang kesehatan anak,” tutur Ehlers.
Tidak hanya Ehlers, Serra Sippel, presiden Pusat Kesehatan dan Kesetaraan Gender (Change) pun turut merasa khawatir akan terjadinya perubahan kebijakan yang berdampak besar pada kesehatan reproduksi di dunia.
“Kami tahu bahwa Trump tidak memiliki banyak pengalaman dalam hal ini. Sedangkan Wakil Presidennya, Mike Pence, tercatat sebagai anti-aborsi, mendukung pantangan dan menaruh ideologinya di atas bukti dan ilmu pengetahuan. Ini sangat menakutkan,” ungkap Sippel.
Sippel juga menuntut dicabutnya global gag rule, kebijakan kesehatan AS yang melarang pendanaan organisasi internasional penyedia layanan aborsi, karena dianggap telah merugikan para perempuan.
Sementara itu, menurut laporan The Guardian, hingga kini masih belum pasti apa kah Trump akan melakukan pemotongan dana tersebut. Meskipun ia pernah mengatakan bahwa Amerika Serikat harus berhenti memberikan sumbangan pada negara yang membencinya.
“Hentikan pendanaan pada negara-negara yang membenci AS. Dana tersebut bisa digunakan untuk membangun terowongan, jalan, jembatan dan sekolah,” tegas Trump.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh