Menuju konten utama

Aktivis Arab Saudi Diminta Menyangkal Penyiksaan Agar Dibebaskan

Loujain al-Hathoul dipaksa untuk membuat pernyataan pada sebuah video bahwa ia tidak mengalami penyiksaan.

Aktivis Arab Saudi Diminta Menyangkal Penyiksaan Agar Dibebaskan
Ilustrasi. Perempuan Arab Saudi resmi diizinkan memasuki stadion olahraga mulai 2018. FOTO/AFP

tirto.id - Aktivis perempuan Arab Saudi, Loujain al-Hathoul menolak untuk tampil dalam sebuah video yang menyatakan bahwa ia tidak mengalami penyiksaan.

Pernyataannya dalam video tersebut nantinya akan membuatnya bebas dari penjara.

"Petugas Kemananan Arab Saudi mengunjungi saudari saya di penjara baru-baru ini. Mereka memintanya untuk tampil dalam sebuah video yang menyatakan ia tidak mengalami penyiksaan dan kekerasan," kata Walid al-Hathloul, saudara Loujain lewat akun Twitternya.

"Itu adalah bagian dari konsensus untuk pembebasannya." tambahnya.

Loujain al-Hathloul adalah salah satu dari beberapa perempuan Arab Saudi yang ditangkap tahun lalu karena memperjuangkan kesetaraan wanita, salah satunya agar wanita bisa menyetir mobil sendiri yang kini sudah diperbolehkan oleh pemerintah.

Aljazeera melansir, sebenarnya Hathloul diminta untuk menyimpan rahasia tersebut. Namun, pemerintah berkali-kali menintanya untuk tampil dalam video kesaksian tersebut.

Lewat akun Twitternya, saudara Hathloul menyatakan bahwa ketika ia menerima dokumen proposal tersebut, dan langsung mengatakan bahwa jika ia menandatangani dokumen tersebut berarti ia terlibat dalam persekongkolan untuk menutupi perbuatan penyiksaan yang dilakukan oleh al-Qahtani.

al-Qahtani, penasihat senior putra mahkota Mohammed bin Salman, yang juga diduga terlibat dalam pembunuhan jurnalis AS, Jammal Khashoggi.

Namun, pihak persekutor publik Arab Saudi menyatakan mereka telah melakukan penyelidikan dan terbukti hal tersebut tidak benar.

Hathloul adalah satu dari tiga wanita yang ditahan di sel isolasi selama berbulan-bulan dan mengalami kekerasan, seperti sengatan listrik, cambuk, dan pelecehan seksual, Reuters mengabarkan.

Pemerintah Arab Saudi menyangkal tuduhan tersebut dan berkata bahwa mereka ditahan karena diduga membahayakan ketertiban negara dan menawarkan dukungan terhadap pihak asing yang bisa membahayakan negara.

Beberapa wanita ditangkap tahun lalu atas tuduhan bekerja sama dengan wartawan asing dan melakukan pelanggaran terkait hak asasi manusia.

Namun ketika pengadilan tak kunjung digelar, Eropa dan AS, serta global mulai marah, terlebih setelah kabar pembunuhan Jammal Khashoggi di konsulat Istanbul yang diduga melibatkan pemerintahan Arab Saudi terkuak.

Hathloul, pada bulan Maret lalu menyatakan bahwa dia menerima penyiksaan dan kekerasan, dan kini diminta untuk emnyangkal hal tersebut dalam sebuah video kesaksian agar ia bebas.

Melansir The Guardian, puluhan aktivis, intelektual, dan ulama lainnya ditangkap secara terpisah dalam dua tahun terakhir atas dugaan anti-pemerintahan.

Putra mahkota kini telah berupaya untuk membuat lingkungan sosial yang lebih terbuka dan berusaha menghilangkan ketergantungan ekonomi terhadap minyak mentah.

Baca juga artikel terkait ARAB SAUDI atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yandri Daniel Damaledo