tirto.id - Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Wakilnya, Djarot Saiful Hidayat kompak bersahutan mempertanyakan program pembangunan Jakarta tanpa harus menggusur seperti yang dijanjikan oleh Pasangan Nomor Urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Ahok dan Djarot mempertanyakan hal ini dalam Segmen Kelima Debat Cagub DKI Jakarta 2017 II, pada Jumat (27/1/2017) di Hotel Bidakara, Jakarta. Keduanya meminta Agus dan Sylviana menjelaskan cara merealisasikan janji menata Jakarta, khususnya bantaran sungai, tanpa menggusur.
“Kami selama ini merelokasi rumah di bantaran sungai dipindah ke Rusun (Rumah Susun). Paslon (Pasangan Calon) satu ada program rumah untuk rakyat dan membangun tanpa menggusur. Bagaimana bangun Jakarta tanpa pindahkan dan tertibkan bangunan, sehingga warga bantaran sungai bisa punya rumah layak huni?” Kata Djarot.
Ahok memungkasi pertanyaan itu dengan mengatakan, “Intinya kami tak sanggup lakukan itu, makanya minta pendapat Paslon satu.”
Menanggapi pertanyaan ini, Agus menegaskan janjinya, yang akan bangun Jakarta tanpa melakukan penggusuran, adalah realistis. Strateginya, kata dia, penataan kawasan bantaran sungai bisa dilakukan dengan peremajaan kampung yang tak akan mencabut warga dari ruang hidup asalnya.
“Caranya dengan alokasikan lahan untuk menkonversikan rumah horizontal jadi vertikal, tentu ada lahan yang bisa digunakan dan layak dihuni. Ini dilakukan secara pararel,” ujar Agus.
Agus mengklaim telah berdiskusi dengan banyak komunitas dan aktivis untuk membahas masalah penataan kampung-kampung pinggiran bantaran sungai Jakarta.
“Mereka mau bergeser sedikit untuk mendirikan hunian yang layak. Dengan begitu mereka tak kehilangan mata pencaharian dan martabatnya terjaga,” kata Agus.
Mendengar penjelasan ini, Ahok belum puas. Ia kemudian membalas dengan menyatakan bahwa di masa pemerintahannya normalisasi bantaran sungai, yang merupakan amanat undang-undang, dilakukan dengan membangun rumah susun dan memberikan sejumlah insentif ke penghuninya, seperti transportasi gratis dan beragam bantuan sosial.
Ahok kemudian bertanya, “Kalau tanpa menggusur, bagaimana dapat lahannya? Sempadan sungai itu termasuk jalan inspeksi selebar 8-15 meter. Bagaimana lakukan normalisasi kalau tak ada jalan inspeksinya?”
Agus menjawab pertanyaan Ahok itu dengan mengatakan cara pandangnya memang berbeda dengan Gubernur DKI Jakarta inkumben tersebut.
“Ini diferensiasinya. kami yakinkan akan bangun dan kelola kota ini tanpa menggusur. Yang penting kreatif, terbuka ke inovasi, terbuka kepada masukan. Saya sudah bicara di banyak lokasi, mereka rela direlokasi, tapi bukan digusur tanpa kompensasi,” ujar Agus.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom